Bab 651Di Mana Kau Berada, Di Situlah Pemandangan
Angin bertiup kencang di bandara pribadi, terus menerus menerbangkan rambut Gu Qingyou, tapi perasaan ini justru membuatnya segar bugar.
Jiang Jun baru saja menutup telepon. Melihat Gu Qingyou menikmati hembusan angin seperti biasa, ia dengan refleks menyelipkan kedua tangannya ke saku celana, memandanginya dengan tenang.
Gu Qingyou tak sengaja melihat Jiang Jun telah selesai menelepon, bergumam, "Lihat apa?"
Jiang Jun menjawab datar, "Tidak ada. Hanya merasa pemandangannya bagus."
"Ah?" Gu Qingyou melirik sekeliling. "Di sini kosong melompong, mana ada pemandangan bagus?"
Jiang Jun tersenyum tipis. Kaki jenjangnya yang terbungkus celana hitam melangkah mendekati Gu Qingyou.
Ekspresi Gu Qingyou dipenuhi keraguan.
Jiang Jun berdiri di hadapannya. Tangannya meraih pinggang rampingnya, tatapannya menembus dalam-dalam. Suara bernada merdu itu berbisik, "Di mana pun kau berada, di situlah pemandangan indah."
Gu Qingyou terkikik ringan, "Direktur Jiang, lain waktu kau bisa terbitkan buku kumpulan rayuan. Pasti laris manis."
Jiang Jun malah serius merenung, "Harusnya kumpulan puisi. Tapi bagaimana dengan kumpulan esai?"
Gu Qingyou tak kuasa meninju dada Jiang Jun pelan. "Menjengkelkan!"
Jiang Jun memeluk pinggang Gu Qingyou menuju pesawat pribadi mereka, karena sebentar lagi mereka akan terbang kembali ke Kota C.
Gu Qingyou tiba-tiba bertanya, "Aku percaya cara yang kau berikan untuk Mu Ying pasti berguna, tapi aku sedikit khawatir..."
Jiang Jun menunduk menatap istrinya. "Kau khawatir Guan Yumo akan menyadari Mu Ying sedang menipunya?"
Gu Qingyou mengangguk. "Guan Yumo akan mudah menyelidiki kebenaran hal ini."
"Jadi tergantung apakah Guan Yumo mau menyelidiki... Tapi bisa kukatakan dengan pasti, dia tak akan menyelidiki." Senyum tipis mengembang di bibir Jiang Jun.
"Mengapa?" Gu Qingyou penuh kebingungan.
Jiang Jun mengangkat dagu Gu Qingyou, mengecup bibir merahnya yang basah berembun, baru menjawab, "Karena sekalipun Guan Yumo meragukan, suara di relung hatinya akan mengingatkannya untuk tak menyelidiki tuntas urusan ini."
Gu Qingyou masih belum paham, "Apa maksudmu?"
Jiang Jun tersenyum penuh makna, "Istriku yang pintar ini seharusnya langsung paham."
Gu Qingyou merenung sejenak, lalu tersadar, matanya berbinar memandang Jiang Jun, "Maksudmu sebenarnya Guan Yumo sudah menyukai Mu Ying, hanya dirinya sendiri belum menyadari, jadi sekalipun ada keraguan, alam bawah sadarnya akan melarangnya berlaku terlalu licik."
Jiang Jun tersenyum lagi. "Kalau tidak, menurutmu apakah hubungan kakak-adik bisa membuat Guan Yumo tetap tidak menghukum berat Mu Ying meski tahu dia berkhianat? Harus kau ketahui, Guan Yumo bisa menjadi pemimpin Dark Angel karena kebengisannya. Mustahil mencapai posisi itu tanpa sifat kejam. Jadi saat mengetahui pengkhianatan Mu Ying, sesuai gaya Dark Angel dan caranya menangani masalah, seharusnya dia akan mengambil nyawa Mu Ying, bahkan membuatnya lebih baik mati daripada hidup. Tapi kenyataannya, dia sama sekali tidak menghukum Mu Ying. Pembiaran seperti ini mustahil dipertahankan hanya dengan hubungan kakak-adik tanpa ikatan darah."
"Masuk akal." Gu Qingyou menjulurkan jempol ke arah Jiang Jun.
Jiang Jun memeluk Gu Qingyou naik ke anak tangga pesawat pribadi.
Saat memasuki pintu kabin, Gu Qingyou tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Bagaimana jika nanti Guan Yumo tetap mengetahui bahwa Mu Ying menipunya?"
Mata sipit memanjang Jiang Jun yang gelap menyipit bagai garis lurus. Tatapannya tak terukur dalamnya. "Bahkan pengkhianatan besar Mu Ying pun bisa dia maafkan, apalagi kesalahan kecil ini?"
Gu Qingyou seketika menepuk dahinya sendiri. "Dasar kepala kayu... Baiklah, jika Guan Yumo dan Mu Ying bisa bahagia di masa depan, aku tak perlu lagi merasa berhutang padanya..."
Jiang Jun merangkul Gu Qingyou duduk di sofa besar dalam kabin pesawat.
Tiba-tiba Gu Qingyou memeluk leher Jiang Jun. "Suamiku, bolehkah aku bertanya satu hal lagi?"
Jiang Jun menggenggam pergelangan tangan ramping Gu Qingyou. Suara penuh kelembutan dan manja terdengar, "Bilang."
“Anak Qin Qian dan Tan Yan benar-benar mirip, aku selalu merasa kebetulan seperti ini agak luar biasa. Selain itu, tidak ada yang pernah melihat ibu dari anak Tan Yan, dan aku dengar dari Nyonya Chairman Tan bahwa Tan Yan tinggal di New York selama beberapa tahun, jadi...”
“Istri, kau jadi suka gosip.”
Gu Qingyou berkata serius, “Direktur Jiang, wanita memang suka gosip.”
Jiang Jun tertawa terhibur, wajah tampannya berseri seperti angin semi yang hangat. “Sebenarnya kesamaan itu sudah terlihat.”
“Ya?” Bola mata jernih Gu Qingyou berkedip penuh rasa ingin tahu. “Terlihat apa?”
Jiang Jun menatap istri dengan penuh kasih. “Qin Qian adalah ibu dari anak Tan Yan.”
Gu Qingyou melepas tangan yang melingkari leher Jiang Jun, terkejut menutup mulutnya. “Benarkah? Bagaimana kau tahu?”
Jiang Jun tersenyum, “Apa kau ingat reaksi Qin Qian saat kau bilang dia mirip dengan anak itu?”
Gu Qingyou mengangguk cepat-cepat, “Tentu ingat! Makanya waktu itu aku pikir Qin Qian sama sekali tidak ada hubungannya dengan anak itu. Reaksinya terlalu normal, kalau itu anak kandungnya, mana mungkin tidak ada sedikit pun kelainan?”
Jiang Jun menggores perlahan hidung Gu Qingyou. "Reaksi ini sama sekali tidak normal... Orang biasa jika mendengar ada anak yang mirip dirinya, pasti akan sangat penasaran seperti apa rupa anak itu, bagian mana yang mirip, tapi Qin Qian dari awal sampai akhir tidak pernah penasaran dengan rupa anak itu, dia hanya menyatakan kekagetan, selain itu, Qin Qian kemudian mengingatkan Mu Ying untuk mengalihkan topik, ini juga bentuk penghindaran, hanya saja dia cukup pintar memilih timing yang tepat."
Gu Qingyou mengingat kejadian kemarin, menyadari situasi memang seperti yang dikatakan Jiang Jun, matanya tiba-tiba melotot bulat, berbisik, "Mengingat Qin Qian adalah ibu anak itu, bagaimana mungkin dia tega mengabaikan anaknya sama sekali? Tentu saja aku yakin pasti ada kesulitan yang tak bisa diungkapkan, tapi... anak itu sangat kasihan."
"Urusan orang lain tak perlu terlalu direpotkan, lagipula setiap manusia memiliki nasibnya masing-masing." Begitu kata Jiang Jun.
Gu Qingyou memeluk Jiang Jun, nyaman bersandar di dadanya yang kokoh. "Bagaimanapun, harapanku agar para kekasih akhirnya bersatu."
Jiang Jun menunduk memandanginya, tersenyum. "Kekasihku sudah ada di pangkuanku..."
……
Mu Ying datang ke rumah sakit untuk "konfirmasi" kondisi kesehatannya, jadi setelah menerima laporan pemeriksaan, dia bersiap pulang.
Guan Yumo melihat Mu Ying tidak ada masalah serius, kelemahan sebelumnya lebih karena tekanan emosi, jadi tidak menghalangi kepulangannya.
Di perjalanan bersiap kembali ke apartemen, Mu Ying melihat wajah Guan Yumo yang tampak lelah, berbisik, "Kak, lebih baik kau beristirahat dulu sebelum berangkat ke New York. Aku tahu semalam kau pasti tidak banyak tidur di pesawat, lagipula sebelumnya kau juga baru terbang dari Milan ke Paris."
Guan Yumo memang agak kelelahan, saat ini menutup mata sedang beristirahat. "Urusan ini harus kuselesaikan sendiri ke New York untuk menjelaskan pada Mu Lao dan kakakmu. Jika tidak, mereka tidak akan mengizinkanku membawamu pergi."
