Bab 652 Aku dan Xiao Ying Sudah Memiliki Hubungan Suami-Istri
Mu Ying menambahkan, "Kakak bisa tidur di sini semalam dulu sebelum berangkat?"
Guan Yumo perlahan membuka mata yang tertutup, memandang Mu Ying dengan dalam. "Kau khawatir Mu Lao dan kakakmu akan membuat masalah untukku?"
Kening Mu Ying mengerut diliputi kesedihan tersamar. "Mu Lao dan kakakku selalu sangat menyayangiku. Masalah perceraian kita sebenarnya sangat membuat mereka sakit hati. Karena itu mereka sama sekali tidak berharap aku memiliki hubungan lagi denganmu... Sekarang kau menemui mereka, memberitahu ingin merawatku ke depannya dan menjelaskan kondisi tubuhku, kurasa mereka pasti masih akan sangat marah. Meski mungkin tidak bisa berbuat apa-apa padamu, tapi tongkat Kakek Kedua mungkin akan kembali menghajar tubuhmu."
"Jika memang harus menerima pukulan Kakek Keduamu, biarlah." Guan Yumo tersenyum tipis, kembali menutup matanya.
Mu Ying memandangi Guan Yumo, tiba-tiba tercekat dalam kesunyian.
“Guan Yumo tidak lagi mendengar suara Mu Ying, bertanya, “Ada apa?”
Mu Ying perlahan berkata, “Apakah Kakak merasa sangat bersalah, sehingga menganggap dipukul Kakek Kedua sekali pun adalah hal yang seharusnya?”
Guan Yumo tidak berbicara dalam waktu lama, akhirnya membuka matanya, bertatapan dengan pandangan lesu Mu Ying, lalu berkata, “Xiao Ying, kau tidak boleh menaruh harapan padaku, kau tahu? Jika kau menaruh harapan padaku, yang kau dapat hanyalah kekecewaan.”
Hati Mu Ying tersentak oleh rasa sakit, menarik napas dalam, ia mengalihkan pandangan ke jendela mobil. “Maaf, tidak akan ada lagi, aku pasti akan mengendalikan diriku.”
Guan Yumo perlahan menopang bahu kurusnya yang ringkih. “Aku hanya tidak ingin kau berharap, agar di kemudian hari kau tidak kecewa.”
Mu Ying menoleh menghadapi tatapan penuh kasihan Guan Yumo. “Kak, boleh aku bertanya sesuatu?”
Guan Yumo mengangguk.
Mu Ying perlahan membuka mulut, “Jika aku dan Gu Qingyou sama-sama dalam bahaya butuh diselamatkan, siapa yang akan kau selamatkan lebih dulu?”
“Ini pertanyaan tak bermakna, karena aku tak akan membiarkanmu dalam bahaya, sedangkan Jiang Jun mustahil membiarkan Gu Qingyou dalam bahaya.” Suara tenang Guan Yumo menjawab.
Mu Ying menggeleng, “Kakak cukup jawab murni pertanyaanku, jika aku dan Gu Qingyou sama-sama dalam ancaman nyawa butuh diselamatkan, siapa yang kau pilih?”
“Situasi seperti itu tidak mungkin terjadi.”
“Kakak hanya perlu menjawabku.”
“Aku akan menyelamatkan Gu Qingyou terlebih dahulu.”
Mu Ying merasakan matanya perih membara dalam sekejap, dada bergolak oleh kepedihan, tapi ia berusaha menjaga suaranya tetap tenang. "Jadi di relung hati Kakak, aku akhirnya tetap tak bisa menandingi Gu Qingyou, ya?"
Guan Yumo tidak berbicara.
Mu Ying dengan getir memalingkan kepala ke jendela mobil.
……
Setelah Guan Yumo pergi, Qin Qian yang berada di samping Mu Ying bersuara, "Barusan di kursi penumpang aku dengar pertanyaanmu padanya, sungguh menurutku pertanyaan seperti itu tak perlu kau ajukan lagi di masa depan."
Mu Ying mengangguk pilu, "Aku tahu, tapi aku tetap ingin tahu siapa yang lebih penting di hatinya antara aku dan Gu Qingyou. Sekarang aku sudah dapat jawabannya."
Qin Qian menopang Mu Ying berjalan menuju apartemen. "Jalan ini belum kau tapaki, masih ada celah untuk kompromi."
Mu Ying menggelengkan kepala, berkata dengan tegas, "Aku tak akan kembali... Soal pertanyaan seperti tadi, tak akan kau ulangi lagi."
Qin Qian menghela napas pasrah, "Kebanyakan kepedihan di dunia ini berasal dari keinginan terakhir yang membandel."
Mu Ying tersenyum lembut, "Kau bicara seperti filsuf... Tapi, Qianqian, sungguh terima kasih telah menemaniku selama berbulan-bulan ini. Aku tahu kau sengaja memindahkan pekerjaan ke Milan demi aku."
Mendengar hal itu, Qin Qian mengeluh, "Iya, aku sampai lupa. Kau sebentar lagi akan ikut Direktur Guan kembali ke Prancis, sementara pekerjaanku sudah di sini. Aku akan menjadi penyendiri lagi..."
Suara parau Mu Ying terdengar, "Maaf."
Qin Qian melototi dia, "Wanita bodoh, untuk apa kau minta maaf padaku?"
Mata Mu Ying berkilauan dengan cahaya air yang samar. "Saat aku membutuhkan, kau selalu ada di sisiku, tapi saat kau membutuhkan, aku justru sibuk mengejar orang itu dan tak pernah tepat waktu menjemputmu."
Qin Qian langsung memeluk Mu Ying. "Omong kosong apa lagi ini..."
Mu Ying juga memeluk Qin Qian, berkata tulus, "Orang baik akan mendapat balasan baik... Qian Qian, di masa depan pasti ada pria baik yang akan merawatmu seumur hidup."
Qin Qian hanya menggelengkan kepala, tak berkata apa-apa.
Lama setelah itu, barulah mereka melepaskan pelukan.
Melihat jejak air mata di wajah masing-masing, mereka tak bisa menahan tawa, sambil saling menyindir, "Hantu tangisan."
……
Setibanya di New York, Guan Yumo tak langsung menuju hotel untuk beristirahat, melainkan menuju kediaman keluarga Mu.
Ia tahu kali ini akan sangat sulit meyakinkan Mu Lao tentang keinginannya menghabiskan sisa hidup bersama Mu Ying. Ia berharap ini menunjukkan kesungguhannya.
Benar saja, mengetahui niatnya, Mu Lao memaki-maki, "Guan Yumo, kau anggap cucu perempuanku seperti apa? Bisa dipanggil seenaknya dan diusir semaumu?"
Mai Li berusaha menjelaskan untuk Guan Yumo, tapi dihentikan oleh lambaian tangan Guan Yumo.
"Katakan, atas dasar apa kau kembali mengganggu cucuku? Bukankah kau sudah cukup menyakitinya?" Mu Lao gemetar keseluruhan tubuhnya. Tongkat di tangannya nyaris menghantam Guan Yumo andai saja ia tak mempertimbangkan statusnya sebagai pemimpin Dark Angel.
Guan Yumo tetap tenang, "Aku telah berbuat salah sebelumnya. Aku akan memberikan kompensasi pada Xiao Ying di hari-hari mendatang."
Mu Lao terhuyung-huyung menopang diri di meja kerja, suara dinginnya meledak, "Kau keluar! Aku takkan menyerahkan Xiao Ying lagi padamu."
Guan Yumo tidak melangkah pergi, juga tidak bicara. Baru setelah dada Mu Lao yang bergelombang karena emosi mulai tenang, Guan Yumo berkata, "Jujur, Mu Lao. Xiao Ying dan aku sudah lama memiliki hubungan suami-istri."
Mu Lao limbung mendengar ini, hampir terjatuh jika tidak berpegangan pada meja. Bola mata cokelatnya yang masih berwibawa menatap tajam Guan Yumo, "Kau... kau bilang apa?"
Ekspresi Guan Yumo tenang. "Ini salahku. Mohon Mu Lao jangan menyimpan dendam pada hamba muda ini. Kali ini aku akan merawat Xiao Ying dengan baik, takkan kubiarkan dia menderita sedikitpun."
Mu Lao melotot, tapi kegigihan di balik sorot matanya semakin memudar.
Guan Yumo melanjutkan, "Jika Mu Lao masih ragu, kami bisa menunda pernikahan. Tunggu sampai Mu Lao merasa aku pantas diandalkan, baru kami daftarkan pernikahan."
"Lalu si gadis itu? Kenapa dia tidak datang? Dia tahu aku akan menghajarnya sampai mati, makanya tak berani pulang bersamamu?" Geram Mu Lao sambil mengatupkan gigi.
Senyum tipis mengembang di bibir Guan Yumo. "Mu Lao tak mungkin membunuhnya, karena aku akan selalu di sisinya."
Mu Lao mendengus dingin. "Jangan kira aku menyetujui ini! Xiao Ying anak durhaka itu sudah tak bisa kuatur... Kalau dia tetap mau ikutmu, bilang padanya jangan pernah pulang lagi!" Setelah berkata demikian, Mu Lao berbalik hendak meninggalkan ruang kerja.
Guan Yumo tidak menghentikan.
Bibi An masuk untuk menopang Mu Lao, namun dengan senyum samar ke arah Guan Yumo, berbisik pelan, "Jangan dengarkan Mu Lao, yang paling disayanginya adalah Xiao Ying. Ucapan 'jangan biarkan Xiao Ying pulang' sudah tak terhitung kali diulangnya..."
