Bab 662: Apakah Ia Sedang Memikirkan Orang Itu?

　　　　Bab 662 Apakah Ia Sedang Memikirkan Orang Itu? 　　　　Karenanya ia tak paham maksud di balik permintaan Guan Yumo untuk memakai mantel jas itu. 　　　　Sayangnya Guan Yumo tak memberi penjelasan. Baru setelah masuk mobil ia berpesan, “Jika aku pulang larut nanti, jangan ditunggu. Tidurlah lebih awal.” 　　　　Mu Ying mengangguk patuh, “Aku mengerti.” 　　　　Guan Yumo kemudian menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkannya. 　　　　Mu Ying terus menatap bayangan mobil yang menjauh, hingga suara laki-laki terdengar di telinganya. “Nona Mu, masih ada keperluan lain?” 　　　　Mu Ying kaget, berbalik dan melihat Tang Kai. “Kau... kenapa tiba-tiba muncul?” 　　　　Tang Kai tetap dengan ekspresi datarnya, menunduk hormat. “Sejak Tuan dan Nona di Milan, Tuan sudah memerintahkanku untuk menjaga keamanan Nona di sini.” 　　　　Mu Ying bergumam, "Ini mungkin penyakit umum orang berstatus tinggi seperti dia. Bahaya apa yang bisa kudapatkan?" Setelah berkata demikian, dia langsung melangkah menuju Apartemen. 　　　　Tang Kai diam-diam mengikuti dari belakang. 　　　　…… 　　　　Saat Mu Ying kembali ke Apartemen, yang paling bahagia adalah Kakak Teng dan Xiao Luo. 　　　　Terutama Xiao Luo yang memeluk Mu Ying tak mau melepas. "Nyonya, aku sangat merindukanmu! Saat kau tak ada, Apartemen ini sepiiiii..." 　　　　Mu Ying menepuk punggung Xiao Luo sambil menghibur, "Aku juga merindukan kalian... Saat pergi dulu karena suasana hati sedang buruk, bahkan tak sempat berpamitan. Di hatiku selalu ada rasa bersalah!" 　　　　Xiao Luo merebahkan di bahu Mu Ying dengan suara tersekat, "Aku... aku mengira Nyonya tak akan kembali lagi..." 　　　　Mendengar ini, Kakak Teng yang berdiri di samping langsung menegur tegas, "Xiao Luo, kalau tak bisa bersilat lidah lebih baik diam! Cepat, jangan tak sopan. Bantu Nyonya membawa mantel jas Tuan Guan ke dalam, sekalian ambilkan mantel Nyonya." 　　　　"Ya ya." 　　　　Xiao Luo segera melepas Mu Ying dan melepaskan mantel jasnya. 　　　　Mu Ying tersenyum pada Kakak Teng, "Aku tak kedinginan... Mo mungkin mengira aku kedinginan, makanya menyampirkan mantel ini." 　　　　Gerakan Xiao Luo memegang mantel jas tiba-tiba terhenti. 　　　　Mu Ying merasakan keanehan itu lalu bertanya, "Ada apa?" 　　　　Xiao Luo tak menjawab, hanya tertawa kecil dengan nada malu-malu. 　　　　Mu Ying menoleh ke belakang sambil memandang Xiao Luo penuh keraguan, "Kenapa?" 　　　　Di saat yang biasanya Kakak Teng tak suka bercanda, dia pun menutup mulut sambil terkecil tipis. 　　　　Mu Ying semakin bingung, tak bisa menahan diri mengerutkan alis. "Kenapa kalian semua melihat leherku? Ada apa dengan leherku?" 　　　　Xiao Luo menahan senyum, berbisik pelan, "Nyonya pergi ke kamar dan bercermin saja, pasti akan mengerti..." 　　　　Mu Ying pergi ke kamar dengan perasaan ragu, sengaja melihat lehernya di cermin. Detik berikutnya, seluruh wajahnya memerah... 　　　　Dia malu sampai menutupi wajah, akhirnya mengerti mengapa tadi Xiao Luo dan Kakak Teng tersenyum malu-malu. Di lehernya terdapat beberapa bekas ciuman dengan intensitas berbeda, yang masih sangat segar sehingga jelas terlihat baru saja terjadi - artinya dia dan Guan Yumo baru saja kembali dari kemesraan... 　　　　Xiao Luo yang menyebalkan itu bersandar di ambang pintu, memandanginya dengan nada mengejek, "Sepertinya hubungan Tuan dan Nyonya semakin mesra setelah perpisahan kemarin. Beberapa bekas ciuman di leher Nyonya sudah mulai pudar, mungkin ada yang dari semalam ya..." 　　　　Mu Ying melotot ke arah Xiao Luo. 　　　　Xiao Luo seketika kabur ketakutan, tak lupa berteriak minta tolong. "Kakak Teng, Nyonya mau menghukumku..." 　　　　Mu Ying tentu saja tak mengejar, malah tersenyum, lalu buru-buru mengganti baju kerah tinggi untuk menutupi bekas ciuman di lehernya. 　　　　Setelah menutup pintu kamar, Mu Ying mengeluarkan pil kontrasepsi dari tas kecil yang selalu dibawanya. 　　　　Dia tidak lupa bahwa dirinya tidak boleh punya anak, dan dia juga tidak ingin punya anak... 　　　　Menuangkan segelas air untuk diri sendiri, menelan sebutir pil kontrasepsi, barulah Mu Ying merasa tenang. 　　　　Awalnya dia ingin menyimpan pil tersebut agar tidak terlihat oleh Guan Yumo yang mungkin curiga. Tapi setelah dipikir, jika disimpan di kamar ini dan suatu saat secara tidak sengaja ditemukan Guan Yumo, kecurigaannya akan semakin besar. Akhirnya dia memutuskan tetap menyimpannya di dalam tas. Jika suatu hari Guan Yumo melihatnya, dia akan bilang itu sisa pembelian sebelumnya yang lupa dibuang... Justru cara ini tidak akan membuatnya curiga. 　　　　…… 　　　　Malam itu Guan Yumo benar-benar tidak pulang. Menduga pria itu mungkin masih sibuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda di perusahaan, Mu Ying memutuskan untuk menemuinya di kantor, menemani, lalu pulang bersama nanti... 　　　　Maka dia meminta Tang Kai mengantarnya ke perusahaan. 　　　　Dari resepsionis yang mengkonfirmasi bahwa Guan Yumo memang masih di kantor, setelah meminta petugas tersebut menjaga kerahasiaan kedatangannya, Mu Ying naik lift menuju lantai tempat kantornya berada. 　　　　Rencananya ingin memberi kejutan, tapi tak disangka baru saja keluar dari lift, melalui kaca transparan kantor dia sudah melihat sosok tinggi tegap Guan Yumo berdiri tegak di balik jendela kaca lebar. 　　　　Penerangan di dalam kantor tidak terlalu terang, bayangan gelap menyatukan dirinya dengan dunia luar, membuat sosoknya yang berdiri di balik jendela kaca raksasa itu terlihat semakin menyepi. 　　　　Dia mengerutkan alisnya. Awalnya dia mengira ia sedang kesal karena urusan perusahaan, tapi mengingat ia sudah berhasil bekerja sama dengan perusahaan tempat Qin Qian bekerja di Milan, seharusnya belakangan ini tidak ada masalah. Setelah berpikir matang, barulah dia menyadari - mungkin ia sedang memikirkan orang yang ada di relung hatinya. 　　　　Hatinya tiba-tiba terasa getir. 　　　　Semalam dan pagi tadi mereka masih berpelukan. Ia membuatnya merasa seperti orang terpenting di dunianya, tapi kini baru tersadar... orang terpenting baginya tetaplah orang yang ia cintai. 　　　　Hanya saja Qingyou sekarang tidak ada di sisinya. Seandainya Qingyou ada di sini, pasti kebaikannya pada Qingyou akan seribu kali lipat melebihi yang diberikan padanya... 　　　　Mu Ying tiba-tiba menyesal datang ke perusahaan malam ini. Karena andai saja dia tidak tahu bahwa Guan Yumo yang begadang ini sedang memikirkan Qingyou, pasti saat ini dia tidak akan merasakan kekecewaan... 　　　　Benar. Meski hubungannya dengan Guan Yumo baik, mereka takkan pernah jadi sepasang kekasih. Ia takkan pernah merindukannya... 　　　　Tapi jalan ini adalah pilihannya sendiri. Jika dia tidak bisa ikhlas, maka tak perlu melanjutkan perjalanan ini. Karena ia sudah jelas-jelas menyatakan - cinta tak mungkin diberikannya. 　　　　Pikiran sampai di sini, Mu Ying memaksa diri untuk berhenti merenung. Di wajah cantiknya muncul senyuman saat berjalan menuju kantor. 　　　　…… 　　　　Meski Guan Yumo tidak menoleh, dengan kewaspadaannya yang tinggi, dia tahu ia sudah lama merasakan kedatangannya. 　　　　Meletakkan tas, dia mendekat dan berdiri di sampingnya, sama-sama memandang panorama malam Paris yang terbentang. 　　　　“Mo, aku juga sering seperti dirimu sekarang, terpaku sendirian, memikirkan beberapa urusan, memikirkan beberapa orang.” Dia yang pertama memecah kesunyian. 　　　　Guan Yumo tidak menjawab, tatapannya masih terpaku pada seluruh dunia di balik tirai kaca. 　　　　Mu Ying tahu Guan Yumo mendengar makna tersirat dalam ucapannya tadi. Dia tidak berani melanjutkan, memutar tubuh dan menatap profil wajah tampannya. "Pulang?" 　　　　Guan Yumo tetap diam, masih tenggelam dalam pikiran sendiri. 　　　　Mu Ying menatap wajahnya yang tanpa ekspresi. Setelah menanti sejenak, ia masih tak berniat berbicara. Dia melangkah untuk mengambil tas dan pergi.