Bab 666 Memutuskan Pergi ke Pulau
“Memikirkan ini, Mu Ying berkata dengan penyesalan, ‘Aku mungkin tidak akan ikut denganmu... Pelatihan sudah tertunda beberapa hari ini. Jika aku ikut ke pulau bermain beberapa hari lagi, mungkin aku akan dikeluarkan dari kualifikasi peragaan busana Milan!’”
“Selain masalah pil kontrasepsi, sebenarnya dia juga enggan pergi ke pulau itu.”
“Karena dia selalu tahu, pulau ini dulunya dibeli untuk diberikan pada Gu Qingyou.”
“‘Apa pekerjaanmu benar-benar sesibuk ini?’ Guan Yumo tiba-tiba menatapnya dengan pandangan dalam penuh tanya.”
“Mu Ying terkecil tipis, ‘Kalau bukan karena pekerjaan, kau pikir aku akan melewatkan kesempatan jalan-jalan denganmu?’”
“Guan Yumo menyeringai dengan senyum tipis, ‘Kurasa kau tidak jujur padaku.’”
“Mu Ying sedikit mengerutkan alis, ‘Lalu menurutmu apa yang sebenarnya?’”
“Guan Yumo tidak menjelaskan, hanya berkata, ‘Bagaimana jika aku ingin kau ikut ke pulau?’”
“Mu Ying memeluk Guan Yumo, merajuk dengan suara lembut, ‘Benar-benar tidak bisa... Bersamamu adalah mimpi pertama hidupku, tapi menjadi model internasional adalah mimpi keduaku. Sekarang mimpi pertama sudah terwujud, mimpi kedua hampir tercapai. Aku tidak mau tersingkir sekarang.’”
“‘Aku bisa jamin kau tidak akan tersingkir.’ Guan Yumo menatapnya sambil menjawab.”
“‘Aku tidak mau menggunakan koneksi. Aku ingin mewujudkan mimpi ini dengan usahaku sendiri.’ Mu Ying berkata serius.”
“Guan Yumo tiba-tiba diam.”
Mu Ying menatap bola mata Guan Yumo yang tak bisa ditebak, bertanya dengan hati-hati, "Kenapa kau mau aku ikut ke pulau itu?"
Baru kemudian bibir tipis Guan Yumo terbuka, "Orang yang lama kesepian, juga ingin ditemani."
Tubuh Mu Ying tertegun sejenak.
Saat itu, Guan Yumo melepaskan tangan yang melingkari pinggangnya, mendesah, "Sudahlah, kalau kau tak mau pergi, kita ke sana lain kali saja."
Entah mengapa, setelah mendengar ucapan Guan Yumo tadi, hati Mu Ying mulai goyah.
Dia selalu berharap bisa bersamanya setiap saat, kini kesempatan itu ada di depan mata, tapi malah ditolaknya. Entah kapan lagi ia punya waktu luang...
Yang terpenting, dia tidak ingin ia merasa kesepian lagi!
Dengan tegas, Mu Ying mengangkat wajah cantiknya, menatap lekat sambil berbisik lembut, "Sudah, aku ikut ke pulau. Urusan kerja akan kusuruh manajerku bicara dengan Yilin. Pasti dilepas, cuma nanti pulang latihan harus lebih intensif..."
Guan Yumo menatap balik matanya, suaranya lembut, "Yakin?"
Mu Ying mengangguk kuat, "Aku yakin. Ke mana pun kau pergi, aku ikut."
Guan Yumo menunduk, kedua tangan menopang pinggangnya, dahi mereka saling bersentuhan lembut. "Kalau begitu besok pagi kita berangkat."
"Ya."
Guan Yumo mencium dahinya sebelum melepaskan pelukan. "Aku mau mandi dulu."
Mu Ying juga melepaskannya dengan berat hati. "Ya."
……
Awalnya Mu Ying berniat membeli obat di toko 24 jam dengan menyelinap keluar apartemen tengah malam, tapi dia sadar cara ini tidak bisa dilakukan.
Guan Yumo tidur di sampingnya, kewaspadaannya sangat tinggi. Begitu dia sedikit bergerak ingin bangun, ia langsung memeluknya. Mu Ying sama sekali tidak punya kesempatan untuk keluar.
Akhirnya Mu Ying terpaksa menghapus pikiran ini dan memutuskan untuk menerapkan Rencana B.
Rencana B adalah selama di pulau ini dia sama sekali tidak akan terjadi hubungan dengannya, seperti malam ini. Sebenarnya dia sempat menginginkannya, tapi Mu Ying menolak...
Tapi malam ini dia menolak dengan alasan kelelahan latihan. Besok di pulau, bagaimana caranya menolak? Dia harus segera memikirkan alasan.
Ini juga salah dia yang terlalu paham tubuhnya. Kalau saja dia tidak selalu tahu masa haidnya, sekarang Mu Ying bisa menggunakan alasan itu untuk menolak...
Ah...
……
Keesokan harinya menggunakan pesawat pribadi Guan Yumo, mereka langsung terbang dari Paris ke pulau kecil pribadi di Australia ini.
Sebelumnya ke pulau ini Mu Ying punya niat tersembunyi, tidak sempat mengagumi keindahannya. Kini Mu Ying baru menyadari pulau ini benar-benar tak tertandingi cantiknya.
Dia pernah ke Great Barrier Reef Australia yang juga punya pemandangan laut dahsyat, tapi tetap kalah dibanding sini. Mungkin karena ini pulau pribadi yang sama sekali tidak dirusak, segala sesuatunya masih asli dan alami.
Jadi keindahan di sini sungguh membuatnya terpana.
Akhirnya dia mengerti mengapa Guan Yumo dulu membeli sebuah pulau kecil di sini - karena menghabiskan masa tua bersama orang yang dicintainya memang akan membawa kebahagiaan.
"Jangan terus memandang, mari beristirahat dulu. Di pesawat tadi kau juga hampir tak tidur." Guan Yumo tiba-tiba muncul di belakangnya dengan kelembutan.
Mu Ying menoleh.
Guan Yumo yang mengenakan pakaian kasual tampak lebih muda dan gagah dari biasanya, membuat pemandangan semakin menyenangkan.
"Aku tak mau tidur. Ingin berlama-lama di tepi pantai, angin di sini sangat nyaman."
"Ya, tapi jangan terlalu lama. Angin laut bisa membuatmu sakit kalau tak hati-hati."
"Mengerti."
Guan Yumo berbalik pergi.
Setelah menyaksikan bayangan Guan Yumo menghilang, Mu Ying melepas sepatu hak tingginya, membiarkan kaki mungilnya bersentuhan langsung dengan pasir halus dan air laut.
Dari kejauhan, Guan Yumo memandangi gadis itu yang bermain-main seperti anak kecil, senyum tak terbendung mengembang di bibirnya.
Mai Li yang memperhatikan ekspresi sang majikan bertanya pelan, "Tuan, mengapa kali ini Anda membawa Nona Mu?"
Mata Guan Yumo tiba-tiba menjadi dalam. "Kesepian memang bisa menghampiri mereka yang terlalu lama menyendiri."
Dengan kepala tertunduk, Mai Li memberanikan diri bertanya lagi, "Apakah ini pertanda Tuan semakin tak bisa lepas dari Nona Mu?"
"Banyak mulut!"
Menegur bawahannya, Guan Yumo segera melangkah pergi.
Mai Li tak bisa menahan senyum, bergumam, "Sepertinya Tuan benar-benar punya perasaan pada Nona Mu..."
……
Malam itu mereka makan malam di restoran besar dalam vila. Suasana sangat menyenangkan, satu orang duduk di masing-masing ujung meja dengan lilin romantis dan bunga di tengahnya, seolah berada di restoran Prancis mewah. Makanan di sini juga sangat lezat.
Sambil menyantap hidangan dengan lahap, Mu Ying tak lupa bertanya pada Guan Yumo, "Ada peralatan selam di sini kan? Besok aku mau menyelam."
"Ya, tapi hati-hati. Menyelam di sini tidak sama dengan tempat lain yang pernah kau coba sebelumnya. Kondisi dasar laut lebih rumit."
"Aku tahu."
Setelah makan malam, Mu Ying kembali ke tepi pantai. Baru sekarang ia menyadari pantai di malam hari jauh lebih indah daripada siang hari, karena ada ubur-ubur biru transparan berkelompok-kelompok yang mengubah tepi pantai menjadi tempat ajaib.
Mu Ying tak kuasa menggandeng pria tampan di sampingnya, berkata dengan girang, "Mo, kapanpun kita datang ke sini, apakah selalu bisa melihat ubur-ubur biru transparan ini di malam hari?"
Guan Yumo yang tampak kebal dengan pemandangan ini menatap wajah mungil Mu Ying yang bersemangat. "Hanya ada di musim panas. Tapi musim panas di sini panjang. Selama kau tidak sengaja datang di bulan musim dingin itu, hampir pasti bisa melihat pemandangan ini."
