Bab 667 Menyelesaikan dengan Mandi Air Dingin
Mu Ying mengangkat kepala, memandang ke arahnya, bulu mata tebalnya terlihat sangat panjang di bawah cahaya bulan. “Kalau begitu, apakah aku boleh sering datang ke sini nanti?”
Guan Yumo tiba-tiba tidak menjawab.
Mu Ying baru menyadari, sepertinya dia menanyakan hal yang tidak pantas.
Bagaimana mungkin dia bisa sering mengunjungi pulau kecil ini?
Ini adalah tempat dimana dia ingin bersama dengan orang yang dicintainya.
Dengan cepat, dia pura-pura terus terpesona oleh ubur-ubur biru di sini, melepaskan lengan Guan Yumo, lalu menangkup ubur-ubur tersebut di dalam air.
Sayangnya ubur-ubur ini sangat lincah, meski terasa sudah berhasil ditangkup, yang tersisa di telapak tangannya hanya genangan air laut.
Dengan bosan dia berkata, “Mereka benar-benar tidak menghargai, tidak satu pun mau tertangkap.”
Ubur-ubur ini sangat kecil dan tidak beracun, dia sangat ingin melihat wajah menggemaskan mereka.
Benar saja Guan Yumo tidak menjawab pertanyaannya tadi, hanya berkata, “Sudah, jangan main-main lagi... Perbedaan suhu siang-malam di sini besar, pulanglah, jangan sampai terkena angin.”
“Ya.”
Guan Yumo memeluk bahunya, mereka berdua berjalan menuju vila.
Menyadari jejak kaki panjang yang tertinggal di pasir saat berjalan, Mu Ying tiba-tiba merasakan perasaan indah yang tak terduga. Dia menghentikan langkah, memeluk Guan Yumo sambil mendongak. “Mo...”
Guan Yumo melepaskan tangan dari bahunya. “Ya?” ujarnya dengan lembut.
Suara Mu Ying sedikit serak, “Kita tidak akan terpisah lagi, kan?”
Guan Yumo menyisir rambut Mu Ying yang tertiup angin laut ke belakang telinga. "Kenapa tiba-tiba menanyakan omong kosong seperti ini lagi?"
Bulu mata hitam Mu Ying yang lentik bergetar halus. "Aku hanya sangat takut... semua yang kumiliki sekarang hanyalah mimpi, takut mimpi ini akan segera berakhir..."
"Bodoh..." Setelah berkata demikian, ia mengangkat dagu Mu Ying dan menempelkan bibirnya pada bibirnya dalam sebuah ciuman.
Karena berada di luar dengan Mai Li dan para bodyguard, Mu Ying merasa malu dan buru-buru mengangguk.
Guan Yumo tentu tahu Mu Ying sedang malu. Dengan gerakan tangan halus, Mai Li dan bodyguard lainnya langsung menghilang dari pandangan.
Saat Mu Ying menyadari orang lain telah pergi, tangan Guan Yumo sudah mengekang di pinggangnya, mendorongnya sedikit ke arah diri sendiri.
Tatapan Guan Yumo yang membara dan terus-menerus membuat Mu Ying yang sudah berpengalaman langsung paham keinginannya. Secara insting ia ingin kabur, namun Guan Yumo membelenggunya erat.
"Ada apa?"
Suara berat Guan Yumo terdengar lebih sensual dari biasanya.
Suara Mu Ying terdengar kaku. "Ti-Tidak... Hanya agak dingin di sini, aku mau kembali ke kamar."
Mendengar itu, Guan Yumo melepaskannya meski sorot matanya masih berapi. "Ayo kita pulang!"
"Ya."
Mu Ying berpura-pura biasa saja, namun mempercepat langkah untuk menjaga jarak darinya.
……
Mu Ying tahu jika saat ini dia masih berada di hadapannya, pasti tidak bisa melarikan diri. Begitu masuk kamar, dia melemparkan kalimat "Aku mau mandi" lalu menuju kamar mandi.
Dia berharap waktu mandi selama satu jam bisa mendinginkan nafsunya. Sayangnya, saat keluar dari kamar mandi, ia duduk di sofa dengan kaki disilangkan, sedang asyik melihat-lihat beberapa buku yang dibawanya.
Mu Ying berniat menyelinap ke ranjang dan pura-pura tertidur. Namun tiba-tiba suaranya yang tenang terdengar, "Kau menghindariku?"
Tubuh Mu Ying kaku sejenak. Dengan berat hati dia menoleh, "Apa? Mo... Barusan kau bilang apa?"
Guan Yumo meletakkan buku di tangannya lalu menatapnya. "Kau sudah mendengar jelas."
Mu Ying tersenyum, "Aku benar-benar tidak dengar apa yang kau katakan tadi."
Guan Yumo langsung menepuk posisi di sampingnya sebagai isyarat agar Mu Ying duduk mendekat.
Mu Ying pasrah, tapi berpura-pura biasa-biasa saja sambil duduk di sebelah Guan Yumo. Dengan nada merajuk dia bertanya, "Ada apa?"
Sepasang mata jernih Guan Yumo menatap dalam-dalam wajah cantiknya yang masih tersenyum. Dengan penuh perasaan dia bersuara, "Jika kau tidak mau, aku tidak akan memaksamu."
“Bukan, aku...” Mu Ying berhenti sejenak, berkata dengan malu, “Aku cuma ingin menyimpan stamina untuk menyelam besok pagi, kau tahu kan, waktu terbaik menyelam memang pagi hari karena saat itu gerombolan ikan baru keluar mencari makan, dasar laut paling indah... Aku takut ketiduran.” Setelah berkata, menundukkan kepala, berperilaku seperti anak yang melakukan kesalahan.
Guan Yumo tak bisa menahan tawa, lalu menaruh ciuman di dahinya. “Pergilah, tidur lebih awal.”
Sebenarnya ini adalah cara yang sudah lama terpikir di relung hati Mu Ying, jadi saat makan malam dia sengaja mengusulkan untuk menyelam, tujuannya memang untuk dijadikan alasan di malam hari.
Tapi dengan sengaja menolaknya seperti ini, apalagi selama dua malam berturut-turut, hati Mu Ying merasa sedikit bersalah. Lalu memeluknya, berkata lembut, “Maaf ya...”
Guan Yumo mengambil tangan Mu Ying, menarik napas dalam-dalam, lalu bangkit. “Aku mau mandi air dingin.”
Dalam hati Mu Ying tak bisa menahan tawa, rupanya jurus pria untuk menahan nafsu masih ada mandi air dingin.
……
Saat baru sadar keesokan harinya, Mu Ying langsung mengenakan peralatan selam dan turun ke laut.
Meski ini adalah alasan yang dia buat untuk menolak Guan Yumo, tapi dia memang suka berenang dan menyelam. Karenanya di dasar laut dia bertahan sampai satu jam penuh baru naik.
Guan Yumo meski tidak membawa pekerjaan, tapi sedang membaca buku-buku tentang investasi dan manajemen keuangan, dengan serius berusaha meningkatkan diri menjadi pedagang.
Mu Ying sekedar mengelap tubuhnya, lalu menyampirkan handuk mandi berjalan menuju Guan Yumo.
Guan Yumo sudah lama menyadarinya, tanpa mengangkat kepala. "Lelah?"
Mu Ying mengangguk. "Dasar laut benar-benar indah... Sayang tenaga fisik terbatas, aku menyelam hanya satu jam, merasa seluruh diri seperti kehabisan energi."
"Pergi mandi dan tidurlah!"
"Ya."
Melihat Mu Ying belum pergi, Guan Yumo baru mengangkat kepala, meliriknya. "Ada apa?"
Mu Ying berkata dengan malu manja, "Aku baru menyadari penampilanmu yang tulus itu sangat menarik."
Guan Yumo menunduk, kembali membaca buku. "Cepatlah mandi!"
"Ya."
……
Mu Ying ternyata tidur langsung sampai siang, sementara Guan Yumo sudah selesai makan siang dan tidak berada di restoran.
Dari pelayan di vila, Mu Ying tahu Guan Yumo berada di tepi pantai. Ia buru-buru menyantap beberapa suap makanan lalu menuju ke sana.
Cuaca siang hari sudah mulai muram, tampaknya hujan akan segera turun.
Siluet tinggi tegap Guan Yumo berdiri di tepi pantai, tangan di saku celana, seolah terbenam dalam pikiran.
Mu Ying tidak lagi membuat dugaan baru apakah ia sedang memikirkan Gu Qingyou. Ia mendekati Guan Yumo, menarik tangannya dari saku, lalu menautkan jari-jari mereka.
Guan Yumo tersentak dari lamunannya, menunduk memandangnya. "Bangun tidur?"
Mu Ying mengangguk, bertanya, "Apakah kau sering berdiri di sini sendirian saat datang ke pulau ini?"
Tatapan Guan Yumo tiba-tiba menjadi suram, tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Mu Ying takut mengajukan pertanyaan yang salah, pun tak berani bersuara lagi.
Di saat kesunyian mulai menyebar di antara mereka, Guan Yumo akhirnya bersuara, "Saat itu dia berdiri di sini, membiarkan angin laut mengamuk, aliran air laut merendam... Saat itu dia baru saja melewati masa nifas, aku tahu itu pertanda dia ingin mati."
