Bab 675: Tuhan Juga Ingin Dia Pergi...
Senyuman tipis mengembang di wajah Jiang Jun. "Benar."
Gu Qingyou melotot penuh keheranan, tak paham memandangi suaminya. "Kalau kau sudah tahu sebelumnya, mengapa kau malah membantu Mu Ying merancang cara seperti ini? Bukankah kau juga pernah bilang, Guan Yumo bahkan bisa memaafkan pengkhianatan Mu Ying. Pasti dia tidak akan mempermasalahkan ini…"
Jiang Jun menatap istrinya dengan serius. "Sebenarnya masalah ini sendiri tidak akan dipersoalkan Guan Yumo. Bahkan hasil seperti ini justru membuatnya lega. Lagipula, dia selalu merasa bersalah atas kondisi tubuh Mu Ying…"
"Kalau begitu, mengapa Guan Yumo bisa marah besar?" Gu Qingyou tak menemukan alasan.
Dari penuturan Qin Qian tentang ucapan Guan Yumo pada Mu Ying, ia merasa pria itu sudah keterlaluan. Tapi bagaimana mungkin kata-kata kejam seperti itu keluar dari mulut Guan Yumo? Padahal selama ini dia begitu menyayangi Mu Ying…
Jiang Jun mengelus rambut hitamnya yang lembut. "Karena dalam urusan ini, Mu Ying datang padaku untuk meminta strategi."
"Ah?"
Gu Qingyou bingung.
Suara lembut Jiang Jun melanjutkan, "Kutanya padamu, siapakah orang yang paling dibenci Guan Yumo di dunia ini?"
Gu Qingyou bergumam, "Tentu saja itu sudah jelas. Pasti aku yang paling dia benci."
Jiang Jun menggeleng, nada suaranya berat. "Yang paling dia benci adalah aku."
Gu Qingyou tertegun.
Jiang Jun memberikan penjelasan, "Aku telah merebut kekasih yang pernah paling ia cintai, jadi meski ia membencimu, orang yang paling ia benci adalah aku."
Gu Qingyou terperangkap dalam perenungan.
Jiang Jun memandangi wajahnya yang tengah berpikir, tatapannya penuh kasihan dan kelembutan. "Jika tanpa aku, ia pasti bisa melanjutkan hubungan sebelumnya denganmu."
Gu Qingyou perlahan menundukkan kelopak mata, berkata jujur, "Jika tanpa kau, mungkin aku dan dia takkan terpisah, tapi sekarang... belum tentu kami masih hidup..."
Jiang Jun tersenyum tipis, "Jadi inilah takdir, ditakdirkan kau milikku, bukan miliknya."
Kedalaman mata Gu Qingyou menyiratkan rasa bersalah, ia menggigit bibir bawah dengan lembut. "Aku berhutang banyak padanya. Tanpa dia, aku dan Bibi Shu takkan bisa melewati hari-hari tersulit itu..."
Jiang Jun menunduk dan mematuk bibirnya lagi. "Jika aku tak tahu rasa bersalah yang terus menggerogoti hatimu, aku takkan ikut campur urusannya dengan Mu Ying."
Mendengar itu, Gu Qingyou mengangkat kepala, menatap tajam Jiang Jun. "Aku tak mengerti maksudmu."
Jiang Jun berkata serius, "Kutanya padamu: Menurutmu apakah Guan Yumo mencintai Mu Ying?"
Gu Qingyou langsung mengangguk cepat. "Ya! Menurutku ia peduli Mu Ying. Perhatiannya saat pernikahan, kelembutannya sehari-hari... Sungguh, ini bukan sekadar rasa kakak-adik!"
Jiang Jun kembali bertanya dengan suara berat, "Lalu kutanya lagi, terlepas apakah perasaan Guan Yumo terhadap Mu Ying ini cinta pria-wanita atau cinta kakak-adik, bukankah semakin cepat Guan Yumo memahami hakikat perasaan ini akan semakin baik bagi dia dan Mu Ying?"
Gu Qingyou tiba-tiba berkata dengan serius, "Tentu saja, jika Guan Yumo bisa memahami hakikat perasaannya terhadap Mu Ying, masa depannya akan menjadi cerah... Jika ini cinta, dia tak akan lagi bergejolak dengan masa lalu. Jika bukan cinta, Mu Ying bisa melepas niat tersembunyi dan memulai hidup baru dari sekarang..."
"Jadi, daripada kalian memaksa Mu Ying dan Guan Yumo bersatu, lebih baik biarkan Guan Yumo menyadari isi hatinya. Dan satu-satunya cara membuatnya sadar adalah dengan kehilangan Mu Ying... Karena manusia baru akan memperhatikan sesuatu saat sudah kehilangan." Jiang Jun membuat kesimpulan seperti ini.
Gu Qingyou yang tidak bodoh akhirnya memahami maksud Jiang Jun di ketukan ini. Mata yang jernihnya terperangkap dalam perenungan, "Jadi sebenarnya metode yang kau berikan ke Mu Ying sebelumnya bukan menyuruhnya mencintai Guan Yumo dengan hina, tapi kau tahu akan terjadi ketegangan ini? Kau ingin Mu Ying aktif keluar dari Guan Yumo?"
Jiang Jun menyipitkan mata sedikit. Dalam mata gelapnya yang tak terukur, "Jika Mu Ying terus mempertahankan Guan Yumo dengan getir seperti ini, dia takkan pernah mendapat perasaan darinya. Bahkan jika Guan Yumo benar mencintainya, dia tetap mengira perasaannya hanya sebatas kasih kakak-adik..."
Gu Qingyou tersadar。“Seperti kita dulu, jika aku tidak pergi ke London, mungkin kau tak akan menyadari bahwa kau mencintaiku……”
Jiang Jun menatap dalam-dalam Gu Qingyou, tatapannya fokus dan penuh kasih.“Mu Ying melewati bencana ini, meski sangat sakit, tapi dia akhirnya akan menunggu hasil… Hasil ini baik untuk Mu Ying, apapun apakah Guan Yumo mencintainya atau tidak.”
Gu Qingyou mengangguk, “Aku tahu, jika Guan Yumo mencintai Mu Ying, mereka akhirnya bisa bersatu seperti kekasih. Jika tidak, melalui urusan kali ini Mu Ying bisa benar-benar melepas Guan Yumo……”
Jiang Jun dengan penuh kasih mencium hidungnya.“Kita sudah membantu mereka sampai di sini, untuk hasilnya, tergantung takdir mereka berdua… Tentu, aku juga berharap akhir yang baik untuk mereka.”
Gu Qingyou tiba-tiba memeluk leher Jiang Jun, bercanda, “Direktur Jiang yang selalu mengabaikan orang biasa, kenapa tiba-tiba jadi baik hati begini?”
Jiang Jun melengkungkan sudut bibirnya, tidak bicara. Tentu dia ingin Guan Yumo dirampas oleh Mu Ying, agar Guan Yumo takkan lagi mengincar wanitanya……
“Ngomong-ngomong, bagaimana kau tahu Guan Yumo akan menghantam meja dengan amarah setelah tahu kebenaran sesungguhnya?” Gu Qingyou tiba-tiba teringat poin kunci ini.
Jiang Jun dengan senyuman menjawab, "Aku sudah bilang tadi, orang yang paling dibenci Guan Yumo adalah aku. Tapi Mu Ying malah minta strategi dariku. Ini jelas seperti Mu Ying mengajakku untuk menjebaknya. Guan Yumo yang somong itu, dia sama sekali tak percaya kalau dalam pertarungan antara kami ada yang kalah. Tapi sekarang dia malah kujebak, mana mungkin dia bisa menahan diri?"
Sebenarnya dia masih menyembunyikan setengah cerita. Kemarahan Guan Yumo tentu bukan sekadar soal gengsi. Yang benar-benar membuatnya murka adalah Gu Qingyou mendorongnya ke pelukan Mu Ying...
Coba pikir, mana ada orang yang rela hati sejatinya ketika "kekasih"-nya sendiri mendorongnya ke pangkuan perempuan lain?
"Ternyata begitu." Akhirnya Gu Qingyou mengerti.
Jiang Jun menariknya dalam pelukan, menunduk, dengan kelembutan berbisik, "Sekarang tidak khawatir lagi kan? Semuanya tergantung takdir mereka sendiri..."
Gu Qingyou memeluk erat Jiang Jun. "Ya."
……
Paris.
Setelah dua hari beristirahat, Mu Ying akhirnya bangkit. Dia tak mau lagi sedih demi pria tak pantas seperti Guan Yumo. Diputuskan untuk memutus semua hubungan dengan Guan Yumo, tak akan ada lagi hubungan di masa depan...
Tekad sudah bulat, tapi siapa sangka pagi ini saat hendak pergi, tiba-tiba telepon dari desainer kepala Milan Fashion Week menyatakan dia dikeluarkan dari partisipasi karena dianggap tidak fokus...
Tidak menemukan pekerjaan tiba-tiba hilang begitu saja, dan menurut nada bicara desainer, urusan ini sudah tak mungkin ada celah kompromi lagi.
Dia terduduk linglung di sofa apartemen Qin Qian, tiba-tiba tak tahu apa lagi yang bisa dilakukan di masa depan...
Akhirnya, dia merasa ini mungkin pengaturan Tuhan—tiba-tiba kehilangan pekerjaan, mungkin harapan agar dia meninggalkan Paris, pergi ke tempat yang takkan lagi melihat atau bertemu Guan Yumo, memulai hidup baru...
