BAB 676 KELUAR DARI PARIS
Mu Ying memikirkan tempat yang cocok untuknya—Kota C.
Dulu demi Guan Yumo, dia tinggal cukup lama di Kota C. Ada rasa familiar yang tak terjelaskan pada kota itu, dia menyukainya.
Sebagai salah satu kota paling maju di Tiongkok, Kota C tak kalah dari metropolis seperti Paris atau New York dalam segala aspek. Dia bisa menjadikannya Qidian baru.
Mu Ying menyampaikan ide ini ke Qin Qian. Saat itu Qin Qian sedang gosok gigi, berhenti sejenak. Setelah berkumur dan memuntahkan semua busa, Qin Qian memandangnya terkejut, "Kau benar-benar memutuskan akan ke Kota C?"
Mu Ying memeluk bantal sofa, wajahnya tenang setelah perenungan mendalam. "Aku tak mau melihatnya lagi. Lebih baik menjauh."
Qin Qian diam.
Mu Ying menoleh, melihat ekspresi Qin Qian yang penuh arti, bertanya sambil tersenyum, "Ada apa? Menurutmu Kota C tak cocok untukku?"
Qin Qian menggeleng. "Kota C bagus, sangat bagus."
Mu Ying menyadari Qin Qian yang biasanya terlalu banyak bicara tiba-tiba diam saat menyebut "Kota C". Tiba-tiba ia teringat saat makan bersama Gu Qingyou dan Jiang Jun dulu, mereka pernah menyebut ada anak di Kota C yang mirip dengan anak Qin Qian. Tak tahan bertanya, "Qianqian, jujur saja, kau menyembunyikan sesuatu dariku kan? Dan urusan ini pasti terkait dengan orang di Kota C, benar?"
Qin Qian yang biasanya buru-buru menyangkal, mungkin karena Mu Ying berencana pergi dalam dua hari ini, akhirnya diam. Setelah lama, barulah ia bersuara, "Xiao Ying, beri aku waktu lagi. Saat hatiku benar-benar bisa melepas orang itu, akan kuceritakan awal dan akhir segalanya."
Mendengar jawaban seperti ini, Mu Ying sama sekali tidak terkejut. Ia sudah lama menebak di relung hati Qin Qian ada orang yang dicintai.
Qin Qian pernah menghilang selama setahun. Tak ada yang tahu ke mana ia pergi, tapi Mu Ying yakin saat itu Qin Qian pasti sedang berpacaran.
Alasan keyakinannya adalah karena leher Qin Qian selalu menghiasi kalung berbentuk bintang laut.
Suatu kali saat Qin Qian melepas kalung itu untuk mandi, Mu Ying kebetulan masuk kamarnya mengambil barang. Tanpa sengaja ia melihat kalung itu tersimpan rapi dalam kotak beludru di laci meja samping tempat tidur. Rasa ingin tahunya membuat ia mengambil dan melirik sekilas.
Di liontin bintang laut itu, ia menemukan angka 7 terukir.
Mu Ying merasa aneh, mengapa liontin secantik ini diukir dengan angka 7?
Kemudian menyadari bahwa "7" (tujuh) memiliki homofon dengan "istri" (), ditambah fakta bahwa Qin Qian selalu dengan hati-hati melindungi kalung ini, dia tahu pasti kalung ini adalah hadiah dari orang yang disukai Qin Qian untuknya.
Setelahnya dia pernah bertanya pada Qin Qian, tentu saja Qin Qian selalu menyangkal adanya orang yang dicintai, hanya berkata kalung itu dibeli sendiri karena harganya mahal sehingga disimpan sebagai harta karun. Mengenai angka "7" di belakang, Qin Qian menjelaskan bahwa "7" homofon dengan "Qin" (), bukan "istri" () seperti dugaannya.
Dia tentu tidak percaya, tapi juga tidak mengejar Qin Qian untuk penjelasan lebih lanjut, karena mengerti bahwa jika Qin Qian tidak ingin memberitahunya, pasti ada alasan yang sulit diungkapkan di baliknya.
Saat makan bersama Jiang Jun dan Gu Qingyou hari itu, mendengar mereka menyebutkan ada anak di Kota C yang mirip Qin Qian, meskipun ekspresi Qin Qian saat itu tampak biasa, dia tetap bisa merasakan bahwa Qin Qian sengaja menghindari topik ini. Jadi saat itu hampir bisa dipastikan anak ini pasti ada hubungannya dengan Qin Qian, dan kunjungan terakhir Qin Qian ke Kota C jelas bukan sekadar menjadi bridesmaid. Mungkin Qin Qian pergi ke Kota C untuk menemui orang itu, atau mungkin menemui anak tersebut. Mengenai siapa orang itu, jika tebakannya benar, pastilah Tan Yan yang berkarakter penyendiri dan dingin yang pernah hadir di pernikahannya.
Meski tidak tahu bagaimana Qin Qian dan Tan Yan pertama kali bertemu, tapi pasti Qin Qian sangat mencintai Tan Yan. Itulah sebabnya selama ini Qin Qian jarang kembali ke New York, bahkan tidak menghadiri pernikahannya.
"Tidak kembali ke New York karena bisnis keluarga Tan dalam dua tahun terakhir berpusat di sana. Jika Qin Qian kembali, besar kemungkinan akan bertemu Tan Yan. Ketidakhadirannya di pernikahanmu juga demi menghindari Tan Yan."
Jika Qin Qian tidak mencintai Tan Yan, mengapa dia menghindarinya dengan begitu hati-hati?
Ini mungkin karena terlalu mencintai, namun tak bisa bersatu.
"Baik, setelah aku ke Kota C, kau juga harus merawat diri baik-baik. Yang terpenting, aku ingin meminta maaf lagi karena meninggalkanmu di Paris." Mu Ying tak ingin Qin Qian membuka luka di hati, aktif mengalihkan topik.
Ekspresi Qin Qian memang membaik, berkata serius, "Jangan berpikir begitu. Aku yang merasa bersalah tak bisa menemanimu di Kota C saat ini."
Mu Ying melepas bantal sofa, masuk ke toilet, memeluk erat Qin Qian. "Meski tak bisa bertemu dalam waktu dekat, kita tetap bisa menelepon setiap hari."
Qin Qian melanjutkan gosok gigi, suaranya parau, "Ya, cuma pekerjaanku sedang sangat sibuk, jadi..."
"Dasar gila harta."
"Benar, aku memang begitu."
……
Dua hari kemudian, di bawah pengawalan Qin Qian, Mu Ying naik pesawat menuju Kota C.
Di dalam pesawat, Mu Ying merasakan ketenangan yang tak biasa. Mengingat kegilaan cintanya pada Guan Yumo selama beberapa tahun terakhir, relung hatinya hanya merasa konyol.
Tiba-tiba baru menyadari, dia menghabiskan begitu banyak waktu untuk seseorang yang tak mencintainya, sungguh bodoh.
Awalnya berencana menginap di hotel setelah turun pesawat, lalu mencari rumah. Tak disangka, Gu Qingyou sudah mengirim orang menjemputnya di bandara.
"Dia sama sekali tidak memberitahu Gu Qingyou tentang kedatangannya ke Kota C, jadi sangat mengejutkan,"
Sampai di restoran, dari kejauhan melihat Gu Qingyou duduk di posisi dekat jendela menunggu makan malam bersamanya. Ketika melihatnya, Gu Qingyou melambaikan tangan, membuat hatinya terasa hangat.
Perlu diketahui, kedatangannya ke Kota C bagai berada di negeri asing. Memiliki teman di negeri orang benar-benar mengharukan.
Mu Ying duduk berseberangan dengan Gu Qingyou. Gu Qingyou tersenyum membuka pembicaraan, "Makanan di pesawat tidak enak, jadi kuduga kau pasti belum makan. Sudah kupesan makanan, harap kau suka."
Mu Ying memandangi wanita lembut nan cantik di seberangnya, hidung terasa pedih. "Bagaimana kau tahu aku datang ke Kota C?"
Gu Qingyou melaporkan sejujurnya, "Qin Qian yang memberitahu. Katanya dia khawatir kau sendirian di Kota C, berharap aku bisa membantumu."
Mu Ying terkecil tipis, "Dasar wanita ini. Dia pikir aku tidak bisa mengurus diri? Justru aku lebih mampu darinya."
Gu Qingyou mengangguk, "Tentang itu aku percaya."
Melihat anggur merah yang sudah dibuka di meja, Mu Ying meminta pelayan menuangkan dua gelas. "Kau minum sedikit arak, Jiang Jun pasti tidak keberatan kan?"
"Tentu tidak. Ia selalu bermurah hati padaku." Gu Qingyou mengangkat gelas, senyuman di bibirnya tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat ini.
Mu Ying menyentuhkan gelasnya perlahan dengan Gu Qingyou. "Terima kasih sudah menjemputku."
Gu Qingyou menggelengkan kepala, "Ini bukan penyambutan, ini hanya nostalgia, karena di masa depan akan ada banyak hari seperti ini."
Hidung Mu Ying kembali terasa pedih. "Aku senang bisa menjadi sahabatmu di kemudian hari."
Gu Qingyou tidak menjawab, tetapi menghabiskan anggur merah di gelasnya sekali teguk sebagai bukti kesungguhan.
Mu Ying segera juga menghabiskan anggur merahnya sekali teguk, lalu mereka saling tersenyum dan mulai mengobrol, tapi tak satu kalipun menyebut nama Guan Yumo.
