Bab 679 Reaksi Kehamilan
Demikianlah, Mu Ying secara resmi memulai kehidupannya di Kota C.
Pekerjaan yang diaturkan Xu Zhan sangat ringan, pagi hari bisa tidur larut, hanya perlu memainkan piano di hotel pada sore dan malam hari.
Jadi terkadang di pagi hari dia pergi mengunjungi Gu Qingyou.
Gu Qingyou tinggal di Lanxi, Kota C. Jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kota, lagi-lagi lokasi yang biasa dihuni orang kaya, tapi lingkungan sekitarnya benar-benar indah.
Tempat ini bagai pemandangan kota kecil tak terkenal di Eropa. Nuansa ketenangan dan kedamaian terasa di mana-mana. Tukang pos melempar koran ke padang rumput depan vila. Di pagi buta, duduk di pintu sambil menyesap kopi, membaca berita hari ini, sesekali melirik hutan kecil di kejauhan - sempurna sampai tak bisa disempurnakan lagi.
Saat ini Gu Qingyou dan Mu Ying sedang duduk di padang rumput. Di samping mereka, aroma pekat kopi di atas taplak meja menyeruak, disertai biskin mudah dicerna yang cocok untuk sarapan pagi.
Saat bersama-sama memandang hutan kecil di kejauhan, Gu Qingyou yang pertama bersuara, "Sudah lebih dari sebulan di Kota C, sepertinya kau cukup bisa beradaptasi di sini."
Mu Ying mengangguk sambil tersenyum, "Aku suka pekerjaan dan kehidupanku sekarang. Semuanya terasa nyaman."
Gu Qingyou menatapnya, tak kuasa mengeluarkan kalimat haru, "Benar juga, kau bisa merawat diri dengan baik."
Mu Ying menarik napas dalam-dalam, menoleh, menyambut tatapan Gu Qingyou. "Dulu sudah kukatakan pada kalian, aku ini pantang menyerah."
Di relung hati, Gu Qingyou bergulat sejenak, akhirnya bertanya, "Selama lebih dari sebulan ini, apa Guan Yumo pernah melakukan komunikasi denganmu?"
Cahaya berbinar di kedalaman mata Mu Ying redup seketika.
Gu Qingyou menatap tajam Mu Ying, menangkap perubahan dalam tatapannya, sedikit mengerutkan alis. "Sekali pun tidak ada?"
Mu Ying meletakkan kedua tangannya di belakang kepala, lalu membaringkan diri di atas padang rumput, menikmati mentari pagi yang indah. "Baginya, aku selalu tak penting dalam hidupnya. Sekarang setelah kehilangan, paling-paling hanya kehilangan wanita yang bisa melakukan hubungan intim dengannya."
"Aku tidak pernah berpikir seperti itu." Gu Qingyou menjawab dengan tulus.
Mu Ying tersenyum tipis. "Tapi faktanya memang begitu, bukan?"
Gu Qingyou tetap menggelengkan kepala. "Aku percaya dia akan mencarimu, hanya perlu menunggu sampai dia menyadari perasaannya padamu."
"Perasaan?" Mu Ying mendengus pelan. "Dia tak pernah punya perasaan padaku... Dulu punya tujuan lain, kemudian mungkin benar-benar merasa kasihan dan belas kasihan, jadi memberiku sedikit kehangatan..."
"Kau lupa saat dia tahu kau 'mandul', langsung membatalkan pernikahan dengan keluarga Li, menjemputmu dari Milan ke Paris." Gu Qingyou mengingatkan.
Ekspresi Mu Ying tetap datar. "Bagaimana mungkin aku lupa, saat itu termasuk momen paling bahagia setelah bertemu dengannya... Tapi rupanya semua kasih sayang dan belas kasihan ini bisa runtuh begitu saja. Saat dia tahu aku menipunya, sama sekali tidak memberi sedikitpun harga diri, memakiku sampai luka batin... Dia seperti ini, bukan 'kakak' penyayang yang kukenal, membuatku merasa mengerikan."
Gu Qingyou mendesah pelan. "Urusan ini memang benar-benar sulit dipahami."
Dalam relung hatinya, Gu Qingyou tentu paham penyebabnya, namun ia takkan memberitahu Mu Ying karena saat ini merupakan ujian bagi Mu Ying dan Guan Yumo.
Mu Ying sedikit mengerutkan kening, terperangkap dalam perenungan. "Kadang aku berpikir, apakah kemarahannya itu karena aku meminta bantuan Jiang Jun?"
Gu Qingyou terhenti sejenak, tak menyangka Mu Ying memiliki pikiran yang peka. "...Benarkah?"
Sorot mata Mu Ying dalam-dalam tersembunyi, suaranya lembut. "Kurasa inilah penyebabnya... Aku menggunakan cara Jiang Jun untuk 'menjebak'nya, bagaimana mungkin ia bisa menahan diri? Ingat, Jiang Jun adalah orang yang merebutmu darinya, sosok yang paling ia dengki dalam hatinya."
Gu Qingyou tetap diam.
Mu Ying melanjutkan, "Tapi hanya karena kehilangan gengsi lalu murka seperti itu, jelas betapa tak pedulinya ia padaku!"
Gu Qingyou berkata sejujurnya, "Kurasa bukan sekadar masalah gengsi. Urusan ini mungkin juga memicu kebenciannya padaku, mengingatkannya pada kenangan yang tak menyenangkan."
Mu Ying tersenyum lembut, lalu menutup mata. "Pokoknya, aku hanyalah boneka yang bisa dipanggil atau diusir sesuka hati - sesuatu yang tak berarti dalam hidupnya."
Gu Qingyou berbaring di padang rumput bersama Mu Ying. Tiba-tiba teringat pertemuan terakhir saat Xu Zhan mengantar Mu Ying ke sini, ia bertanya penasaran, "Tuan Xu itu... sepertinya cukup baik padamu, bahkan berusaha mengejarmu. Pernahkah kau mempertimbangkannya?"
Mu Ying menjawab, "Saat ini hatiku belum tertarik. Kuharap di kemudian hari bisa terbuka."
“Tapi tertarik adalah urusan pandangan pertama, jika kau tak ada perasaan padanya, seharusnya nanti juga tak akan ada perasaan.” Gu Qingyou menjawab demikian.
Mu Ying tiba-tiba membuka mata, memandangi Gu Qingyou dengan curiga. "Kenapa aku merasa, sepertinya kau tidak ingin aku bersama Xu Zhan?"
Gu Qingyou melotot penuh ketidakbersalahan, "Ada? Aku hanya menyampaikan pandanganku dengan sangat logis."
Mu Ying merenung sejenak, lalu tersenyum, "Benar juga, dulu aku juga pernah bertemu banyak orang yang mengejarku, tak sedikit yang hebat seperti Xu Zhan, tapi sama sekali tidak tertarik, selama bertemu Guan Yumo... sudahlah, peristiwa masa lalu tak perlu dibahas lagi."
Saat itu, kepala rumah tangga datang ke lapangan rumput, menanyakan dengan hormat pada Gu Qingyou. "Nyonya Muda, saya membuat salad mangga segar, saya ingat Anda pernah bilang Nona Mu suka makan mangga, mau saya taruh di sini?"
Sejak dua anak dipindahkan dari kediaman keluarga Mu ke Lanxi, Nyonya Jiang Dong mengirim kepala rumah tangga dari sana juga, katanya dengan ada kepala rumah tangga dan Rui'er yang merawat anak-anak, sang Kakek baru bisa tenang.
Gu Qingyou mengangguk, "Terima kasih kepala rumah tangga."
Kepala rumah tangga seketika meletakkan salad mangga di atas alas makan.
Buah favorit Mu Ying memang mangga, tapi setelah bangkit duduk, memandangi mangga segar yang menggiurkan itu, tiba-tiba ia merasa ada sensasi mual.
Gu Qingyou melihat wajah Mu Ying yang tiba-tiba memucat, merangkulnya dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Ada apa?"
Mu Ying mengelus dadanya, menggelengkan kepala, "Entah kenapa, aroma mangga hari ini terasa sangat berbeda."
Kepala rumah tangga kaget, segera menjawab, "Mangga pasti segar, ini aku beli sendiri pagi tadi, tadi aku juga sudah mencicipi sepotong dan rasanya enak..."
Gu Qingyou memandangi Mu Ying yang terus-terusan mual, setelah memerintahkan kepala rumah tangga membawa mangga pergi, bertanya serius, "Sudah berapa lama kau mengalami reaksi seperti ini?"
"Apa?"
"Aku pernah melahirkan dua anak, aku sangat paham bagaimana reaksi saat hamil. Dan kamu... Sudah berapa bulan kamu tidak datang bulan?"
Mu Ying jelas belum pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Mendengar ucapan Gu Qingyou, seluruh tubuhnya terpana. "Aku... Kau... Aku..."
Dia ternyata kehilangan kemampuan berbicara sesaat.
Gu Qingyou menarik tangan Mu Ying berdiri. "Di sini ada test kehamilan cadangan, sisa dari dulu. Jika menstruasimu terlambat, sekarang kita bisa tes langsung..."
、
