Bab 696 Bukankah kau yang bilang fisik binatang purba-nya sangat baik?
Jika kau bersikeras mengambil jalan kedua ini, sejak saat itu kau jangan bermimpi melihat anak itu, dan kau tak akan pernah mendapat kabar tentangnya.
……
Mu Ying terduduk lemas di tepi ranjang, otaknya terus memutar ulang kata-kata yang diucapkan Guan Yumo.
Wajahnya pucat pasi, seolah kehilangan semua energi kehidupan.
Orang di luar pintu terus mengetuk, tapi dia tidak mendengar, sampai orang itu memutar gagang pintu. Barulah Mu Ying tersentak dari lamunannya, menatap sahabatnya.
"Aku datang menemanimu. Takut kau tak bisa tidur malam ini." Rupanya Qin Qian sengaja datang karena tahu Mu Ying takut pada malam saat topan mengamuk.
Suara parau Mu Ying terdengar, "Aku baik-baik saja."
Qin Qian menggenggam tangan Mu Ying. "Katanya baik-baik saja? Tanganmu dingin seperti es." Setelah berkata demikian, ia segera naik ke ranjang dan duduk bersebelahan dengan Mu Ying.
Mu Ying merasa lelah, menyandarkan kepala di bahu Qin Qian. "Ini bukan karena takut topan, tapi karena memikirkan harus berpisah dengan anakku begitu ia lahir. Sangat menyakitkan."
"Tadi saat keluar dari kamar mandi, aku sepertinya mendengar kau sedang bicara dengan Direktur Guan di ruang tamu. Apakah kalian bertengkar lagi?" Qin Qian bertanya dengan khawatir.
Mu Ying menggelengkan kepala lesu. "Tidak ada pertengkaran. Dia hanya bilang, jika aku memilih berpisah dari anakku, maka selamanya aku tak boleh berniat melihat anakku, atau mendapatkan informasi tentangnya."
"Apa... Apa?!" Qin Qian terkejut, tampak tak percaya dengan kenyataan ini.
Mu Ying perlahan menutup mata.
Alis Qin Qian berkerut erat, "Bagaimana mungkin? Direktur Guan... Kenapa dia tega melakukan ini? Padahal jelas-jelas dia peduli padamu..."
Tubuh Mu Ying sedikit bergetar, tetap membisu.
Qin Qian mengulurkan tangan memeluk Mu Ying, memberikannya kehangatan. "Aku tetap tak percaya Direktur Guan bisa sekejam itu, karena aku bisa merasakan perhatiannya padamu bukanlah palsu... Pasti ada alasan baginya mengatakan hal seperti itu padamu."
Suara Mu Ying yang semakin parau berkata, "Alasannya tak lain untuk menghukumku karena punya anak... Dia sama sekali tak pernah merencanakan kehadiran anak dalam hidupnya."
Qin Qian menoleh, memandang Mu Ying. "Tidak, lihatlah dia masih menantikan kehadiran anak, bukan?"
Mu Ying berkata datar, "Karena anak ini sudah ada, dan merupakan darah dagingnya, tentu dia tak akan menolaknya. Hanya saja kehadiran anak ini merusak rencana hidupnya, hutang ini tetap akan ditagihnya dariku."
"Kurasa tidak demikian." Qin Qian perlahan melepaskan pelukan, menatapnya serius. "Justru menurutku Direktur Guan sedang memaksamu untuk tetap di sisinya, hanya saja kesombongannya membuatnya tak mau mengaku terang-terangan."
Mu Ying mengangkat pandangan, terpaku sejenak menatap mata Qin Qian. "Mengapa memaksaku tetap di sisinya? Dia tak mencintai aku."
"Ini..." Ekspresi kebingungan muncul di wajah Qin Qian. "Jujur, aku juga tak mengerti... Katakanlah dia tak peduli, tapi di setiap kesempatan dia selalu memperhatikan dan mengkhawatirkanmu. Tapi kalau memang peduli, mengapa bisa mengucapkan kata-kata kejam seperti itu?"
Mu Ying menundukkan leher. "Aku tak mau memikirkannya lagi. Yang kuingat hanyalah setiap kata hinaan dan sindiran yang diucapkannya hari itu, hingga kini masih terasa sakit menusuk di hati..."
“Mungkin saat itu dia benar-benar marah?” Qin Qian berbisik dengan suara lemah.
Di mata Mu Ying terpancar senyum menyakitkan, berkata lemah, "Aku terus berpikir, mungkin dia marah karena aku bersekutu dengan Jiang Jun menjebaknya... Tapi meski begitu, pantaskah dia langsung menghancurkan perasaan kita selama bertahun-tahun?"
"Mungkin ada alasan lebih besar di balik kemarahannya, sehingga saat itu dia tega mengucapkan kata-kata kejam padamu, karena benar-benar emosi," Qin Qian berspekulasi.
Mu Ying terkekik kecil. "Apa lagi alasan di balik ini?" Setelah berkata, dia kembali tersenyum. "Aku tak mau lagi mencari-cari alasan untuknya."
Qin Qian menghela napas pasrah. "Meski tak kutemukan alasannya, tapi sejujurnya, aku yakin Direktur Guan sebenarnya peduli padamu. Ucapannya waktu itu bukan dari hati, hanya karena terlalu emosi."
Dengan senyum tipis, Mu Ying menutup mata. "Qian, aku lelah."
"Baiklah, aku tak akan bicara lagi. Tak akan sebut namanya. Tidurlah, aku akan menemanimu di sini..." Qin Qian dengan hati-hati merapikan selimut Mu Ying.
Mu Ying tak berkata lagi, membiarkan kantuk melanda.
……
Tak disangka, cuaca keesokan harinya tetap buruk, bahkan lebih parah dari kemarin.
Angin kencang menyapu permukaan laut, hujan deras mengamuk. Permukaan air di sekitar pulau naik drastis, bahkan sebagian besar pantai telah tenggelam.
Tentu saja Mu Ying harus tetap di rumah, namun dengan ditemani Qin Qian, dia tak merasa kesepian.
Saat ini, mereka sedang sarapan di restoran, tiba-tiba melihat Mai Li bergegas keluar dari vila.
Qin Qian melepas alat makan di tangannya, bertanya, "Mai Li, di luar hujan deras, kau mau pergi ke mana?"
Mai Li di ruang tamu menjawab, "Aku akan mengundang Linda datang."
"Ah, ada yang sakit?" tanya Qin Qian.
"Ya, Tuan sakit."
Mendengar itu, Mu Ying yang memegang gelas terhenti sejenak, tapi tetap melanjutkan minum seteguk susu.
Qin Qian terkejut, "Kau bilang... Direktur Guan sakit?"
Mai Li seketika muncul di restoran. "Mungkin karena kemarin kehujanan."
Qin Qian menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, tersenyum tipis, "Kondisi tubuh Direktur Guan payah sampai segitu? Cuma kehujanan langsung sakit?"
Ekspresi wajah Mai Li menjadi rumit. "Lain kali saja, aku pergi undang Linda dulu."
Qin Qian berkata, "Kalau begitu hati-hati di jalan, hujannya benar-benar deras."
"Ya."
"Bukan tubuhnya lemah, tapi memang tidak boleh kehujanan. Aku juga tidak tahu penyebabnya. Sejak aku mengenalnya, selalu seperti ini. Makanya dia tak pernah keluar saat hujan." Setelah Mai Li pergi, Mu Ying berbicara dengan suara lembut.
Qin Qian teringat berita yang pernah dibacanya dulu, berkata serius, "Jangan-jangan Direktur Guan alergi air hujan?"
"Alergi?" Mu Ying memandang Qin Qian dengan keraguan.
Qin Qian mengangguk, "Setiap manusia pasti punya alergi terhadap sesuatu. Yang biasa seperti alergi serbuk sari, alergi seafood... Tapi ada juga yang sangat khusus, misal alergi plastik, atau...batuk, alergi semen. Jadi wajar saja kalau ada yang alergi air hujan."
Mu Ying merenung. "Mendengar penjelasanmu, memang ada benarnya."
Qin Qian berkata riang, "Pasti begitu, kalau tidak Direktur Guan yang fisiknya begitu kuat, mana mungkin sakit hanya karena hujan kecil."
"Darimana kau tahu fisiknya kuat?" Mu Ying menyela tanpa sengaja.
Qin Qian tiba-tiba memandanginya dengan tatapan penuh arti, "Bukannya kau sendiri yang bilang kualitas fisiknya seperti binatang purba?"
Mu Ying: "..." Seketika wajahnya memerah.
"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi kalau Direktur Guan kehujanan?" Qin Qian tak lagi mengejek, mengembalikan topik percakapan.
"Aku tidak tahu, karena dia tak pernah kehujanan. Setiap kali cuaca mendung, Mai Li selalu buru-buru membawakan payung." Mu Ying menjawab jujur.
