Bab 697 Merawatnya
Qin Qian mengerutkan alis, "Lihat ekspresi panik Mai Li tadi, jangan-jangan situasinya parah?"
"Meski parah tak apa, tunggu dokter datang pasti sembuh." Usai berkata demikian, Mu Ying kembali menyeruput susunya dengan tatapan kontemplatif.
Qin Qian mengangguk.
Namun tiba-tiba, Mai Li yang baru saja keluar kembali dengan tubuh basah kuyup.
Mu Ying dan Qin Qian segera meninggalkan restoran, menghampiri Mai Li. "Hujan di luar begitu deras?" Mu Ying bertanya sambil mengerutkan kening.
Mai Li merapikan payung yang rusak, menjawab polos, "Hujannya terlalu lebat, genangan air di mana-mana. Aku tak bisa mencapai tempat Dr. Linda."
“Lalu... Lalu bagaimana ini?” Kening Mu Ying semakin berkerut.
“Bahkan jika aku bisa menyeberang, mungkin Linda tidak akan bisa melewatinya. Bagaimanapun, air di genangan rendah di luar bisa mencapai setengah badan Linda. Menyeberang seperti ini sangat berbahaya.” Mai Li berkata dengan pasrah.
Mu Ying membeku di tempat.
Qin Qian bertanya, “Apakah ini reaksi alergi Direktur Guan?”
Mai Li mengangguk, “Direktur Guan alergi terhadap asam dalam air hujan. Karena itu beliau tidak pernah membiarkan dirinya kehujanan. Jika kemarin tidak terburu-buru datang ke pulau ini, beliau tidak akan mengalami reaksi alergi sekarang.”
“Sudah tahu akan alergi, seharusnya tidak perlu turun dari pesawat saat itu!” Qin Qian berkata demikian.
Mai Li menjawab, “Jika tidak turun saat itu, saat hujan semakin deras, Direktur Guan tidak akan bisa datang ke pulau ini. Beliau khawatir Nona Mu akan ketakutan di pulau ini, jadi bersikeras untuk turun saat itu.”
Mendengar itu, Qin Qian memandang Mu Ying dengan tatapan yang dalam.
Tatapan Mu Ying sudah mulai berubah. “Sudah tahu dia alergi, kenapa tidak menyiapkan obat alergi di dekatnya?”
Mai Li menjawab dengan hormat, “Nona Mu pasti tahu. Kecuali ada urusan penting, Tuan biasanya tidak keluar saat hujan. Jika Tuan harus keluar, saya akan menggunakan payung besar untuk melindunginya. Jadi tidak pernah terpikir Tuan akan kehujanan... Kemarin saya juga sudah memayungi Tuan, beliau sendiri juga membawa payung. Sayangnya hujan saat itu memang terlalu deras.”
Mu Ying seketika diam membisu.
“Bagaimana kondisi Direktur Guan sekarang? Apakah parah?” Qin Qian bertanya dengan penuh perhatian.
“Kondisinya parah, demam rendah terus-menerus, masih dalam keadaan tertidur.” Mai Li yang biasanya tenang, saat ini tampak sangat panik.
Qin Qian melirik hujan deras di luar. "Tapi hujan hari ini lebih lebat dari kemarin, semakin lama pasti semakin tidak mungkin ke tempat Linda. Apa di sini tidak ada obat penurun panas sama sekali?"
Mai Li menjawab, "Obat penurun panas ada, tapi Tuan hanya demam rendah. Kami tidak tahu jenis obat apa yang cocok. Bagaimana jika kondisi justru memburuk setelah minum obat?"
Qin Qian mengangguk, "Benar juga. Tanpa pengetahuan farmakologi, memang tidak boleh sembarangan minum..."
Mai Li kebingungan, "Sekarang harus bagaimana?"
Qin Qian menyarankan, "Begini saja, Mai Li. Kau lewat jalan belakang vila untuk ke tempat Linda... Meski jaraknya agak jauh, tapi sebelum siang pasti bisa sampai. Aku akan menyuruh Xiao Ying merawat Direktur Guan dulu, sementara aku membuatkan sup jahe penghangat untuknya. Mungkin bisa membantu."
"Baik, aku segera lewat belakang." Mai Li bahkan tidak mengganti pakaian, langsung bergegas ke pintu belakang vila.
Qin Qian kemudian menoleh ke Mu Ying. "Alergi parah bisa menyebabkan kematian... Cepat periksa ke lantai atas. Aku akan membuat sup jahe untuk Direktur Guan."
Mu Ying terpaku di tempat.
Qin Qian tidak bisa menahan kerutan di dahinya. "Nona Mu, jangan-jangan kau masih mempermasalahkan hal ini? Nyawa manusia dipertaruhkan!"
Ucapan "nyawa manusia dipertaruhkan" membuat Mu Ying tiba-tiba melotot, wajahnya memucat.
Qin Qian menggeser tubuh Mu Ying dengan lembut. "Cepatlah, aku akan tinggal membuat sup jahe untuknya..."
Setelah beberapa saat ragu di tempatnya, akhirnya Mu Ying berjalan menuju lantai dua.
……
Mu Ying berdiri ragu di depan pintu kamar Guan Yumo sebelum perlahan membuka pintu.
Benar seperti deskripsi Mai Li, Guan Yumo terbaring di ranjang terlihat seperti tertidur, namun wajahnya pucat sekali.
Mu Ying segera duduk di tepi ranjang, secara insting memanggil, "Kak..."
Guan Yumo tidak bereaksi, namun napasnya teratur.
Mu Ying langsung mengulurkan tangan meraba dahi Guan Yumo, mendapati suhu tubuhnya sedingin mayat.
Mu Ying kaget, tanpa pikir panjang segera mengambil baskom air panas dari kamar mandi, mengompres dahinya dengan handuk hangat sambil memaksimalkan pemanas ruangan.
Khawatir suhu tubuhnya belum pulih, Mu Ying naik ke ranjang dan menyandarkan diri di kepala tempat tidur, memeluk erat kepala pria itu hingga tubuh mereka bersentuhan.
Tak lama kemudian, Qin Qian masuk membawa sup jahe. Melihat pelukan erat mereka, ia langsung paham situasinya. "Direktur Guan sama sekali tidak sadar?"
"Ada, tapi alisnya terus berkerut."
"Ada reaksi itu bagus... Dari ekspresinya, aku sempat mengira..." Qin Qian tak melanjutkan kalimatnya.
Mu Ying sibuk menjawab, "Bawakan sup jahe, percaya ini akan membantu."
"Ya, ya." Qin Qian segera membawanya.
Mu Ying dengan sabar mendinginkan sup jahe.
Qin Qian khawatir bertanya, "Tapi dia tidak sadar, bagaimana bisa meminumnya..."
"Aku akan menyuapinya," kata Mu Ying.
"Bagaimana caranya? Mulutnya saja tidak bisa membuka."
Begitu Qin Qian selesai bicara, Mu Ying mengulum sup jahe, menunduk, dan memindahkannya ke mulut Guan Yumo.
Melihat adegan ini, Qin Qian tak tahan berkata, "Benarkah kau bisa melepaskan orang ini?"
Mu Ying seperti baru menyadari tindakannya sendiri, seluruh tubuhnya terdiam sejenak.
Qin Qian menggelengkan kepala, lalu keluar dari kamar.
Mu Ying terpaku sesaat, tetap melanjutkan menyuapi Guan Yumo seteguk demi seteguk.
Setelah minum sup jahe, tubuh Guan Yumo benar seperti menghangat sedikit, tapi tetap tak sadar. Hanya alisnya yang terus berkerut.
Pertama kali Mu Ying memandangnya begitu lama, akhirnya tak kuasa mengangkat tangan, perlahan meratakan kerutan di keningnya.
Tak disangka, Guan Yumo berhenti mengerutkan alis. Ekspresinya menjadi sangat tenang, persis seperti saat tidur biasa.
Mu Ying melihat sisa sup jahe di sudut mulutnya. Dia mengambil tisu ingin membersihkannya, tapi tiba-tiba tangannya digenggam erat.
Menyadari dia akhirnya sadar, Mu Ying tidak melepaskan genggamannya.
Ia mengepalkan tangan dia, berbicara dalam mimpi, "Tak mau tinggalkan aku, aku tak bisa hidup tanpa kau... Jangan pergi..."
Mu Ying perlahan menundukkan kelopak mata, meski tahu ia mengira dirinya Gu Qingyou, tetap membiarkan tangannya tergenggam, menghiburnya, "Aku takkan pergi..."
Barulah ia tenang, tapi tak kunjung melepas genggaman tangan dia.
……
Siang hari, Mai Li akhirnya membawa Linda.
Linda memastikan Guan Yumo mengalami alergi air hujan, karena〖tubuh〗Guan Yumo muncul ruam merah, demam rendah juga akibat reaksi alergi.
Melihat Linda membuat Guan Yumo menelan obat, Mu Ying meninggalkan kamar.
Dia kembali ke kamarnya, diam-diam memandang dunia samar-samar di balik hujan deras.
Qin Qian menyusul, berdiri di sampingnya, bertanya penuh perhatian, "Ada apa?"
