Bab 704 Seberapa Tegang, Sebegitu Hati-hati
Seketika, dada Mu Ying dipenuhi rasa getir tak berujung, tenggorokannya tersekat oleh perasaan campur aduk.
Apakah ini mimpinya?
Tapi jika ini mimpi, mengapa pelukan hangatnya terasa begitu nyata?
Belum lagi wangi tubuhnya, napasnya yang beraroma tembakau samar, semuanya melingkupinya dengan intens.
Tapi, bagaimana mungkin?
Yang dicintainya adalah Qingyou, mustahil ia...
Namun, ia sudah tak punya tenaga untuk melepaskan diri, atau bahkan mencoba.
Wajahnya terkubur di lehernya, hembusan napas membara menyapu kulit lehernya. "Xiao Ying..."
Tak ada jawaban darinya.
Ia berbisik seolah merayu, "Xiao Ying..."
"Apa sebenarnya yang kau inginkan?" Suara Mu Ying terdengar parau.
Ia mengangkat kepala dari lehernya, memutar tubuhnya, menatap tajam dengan suara lebih parau dari sebelumnya. "Baru sekarang aku sadar, aku menginginkanmu. Duniaku boleh kehilangan Qingyou, tapi tak bisa tanpamu."
Mu Ying tak berani menatap, hanya merasakan pandangannya mulai buram.
Dia terus-menerus meragukan apakah ini mimpi, tapi semua indranya mengingatkannya bahwa ini memang kenyataan.
Tak tahan, dia berbisik, "Bagaimana mungkin? Di duniamu yang terpenting adalah Qingyou, bagimu aku selalu tak berarti."
Guan Yumo mengulurkan tangan dan menangkup wajahnya, menatapnya dengan tatapan yang lebih dalam. "Bukan tak berarti, tapi aku selalu memedulikanmu."
Mu Ying terpaksa menatap matanya yang dalam bagai kolam di bawah air terjun. "Kepedulianmu dulu hanya untuk kerja sama dengan Grup Mu, kemudian kasihan—kau tak pernah sungguh-sungguh peduli."
Guan Yumo menggeleng. "Jika tak sungguh peduli, mana mungkin kubiarkan kau melahirkan anak ini..."
Wajah Mu Ying pucat pasi. "Lagi pula anak ini juga darah dagingmu..."
"Saat tahu kau hamil, itu masih seonggok embrio. Menurutmu apa arti embrio bagiku?" Guan Yumo berkata dengan tegas.
Mu Ying tercekat.
Guan Yumo menatap dalam-dalam matanya yang berkaca-kaca, melanjutkan, "Tahu kenapa waktu itu aku marah dan mengataimu kejam?"
Ekspresi Mu Ying penuh kepahitan. "Kau tak pernah menganggapku wanita baik..."
"Dasar wanita bodoh..." Guan Yumo terus menyeka air mata yang tak terbendung di pipinya. "Itu hanya amarah. Jika kau jahat, mana mungkin dulu kupilih kau jadi istri."
Mu Ying menggeleng. "Ini alasan picisan... Kau tahu Li Nuo jahat, tapi tetap mau kau nikahi."
“Situasi saat itu sama sekali berbeda dengan saat aku mengejar kau dulu... Saat itu Dark Angel punya sejumlah uang yang perlu segera dibersihkan, dan satu-satunya orang yang memiliki koneksi sesuai hanyalah Li Nuo. Aku tidak punya pilihan. Tapi saat mengejar kau dulu, aku punya banyak pilihan. Dari semua itu, hanya kau yang kupilih.” Guan Yumo menjelaskan dengan sabar.
Mu Ying menundukkan kelopak mata. "Aku tak ingin mendengar penjelasanmu lagi... Jika kau ingin membuatku percaya pada suatu fakta, kau bisa menyusun kalimatmu dengan sempurna ketat."
Guan Yumo menunduk dan mencium bulu mata Mu Ying yang terpejam. "Kalau begitu akan kuceritakan alasan kemarahanku yang begitu besar hari itu."
Mendengar itu, Mu Ying perlahan mengangkat pandangannya. Mata yang telah dibasuh air mata terlihat semakin jernih.
Guan Yumo menatapnya intens. "Aku marah karena kedekatanmu dengan Jiang Jun. Kau terlihat sangat mengaguminya, sampai berulang kali meminta bantuannya. Tapi aku tak mau kau terlalu dekat dengannya, juga tak mengizinkan kau mengaguminya seperti itu, paham?"
Ekspresi keterkejutan samar muncul di wajah Mu Ying. "Bagaimana bisa kau berpikir begitu? Aku meminta bantuannya hanya karena ingin bersamamu. Bukan untuk mendekatinya. Dan aku sama sekali tidak mengaguminya, karena di dunia ini hanya satu orang yang kukagumi - yaitu kau."
Guan Yumo tiba-tiba diam. Kelopak matanya menurun perlahan, cahaya di kedalaman matanya seperti menyimpan gejolak emosi yang dalam.
Mu Ying tak kuasa menggenggam tangan Guan Yumo yang sedang menangkup wajahnya, berkata serius, "Setiap kalimat yang kukatakan adalah benar, aku sama sekali tak punya pikiran apapun pada Jiang Jun, apalagi tertarik padanya."
Alis tampan Guan Yumo berkerut. "Aku tak lebih hebat dari Jiang Jun."
"Tidak." Mu Ying menggelengkan kepala keras-keras. "Di dunia ini, hanya aku yang paling paham, kau tak pernah kalah dari Jiang Jun. Kau tak mendapatkan Qingyou bukan karena kalah darinya, tapi karena kalah dari nuranimu sendiri... Andai kau lebih kejam sedikit, saat itu kau bisa saja membawa pergi Qingyou, membuat Jiang Jun takkan pernah menemukannya. Tapi kau lebih memilih melihat Qingyou meraih kebahagiaan sejati."
Mendengar itu, Guan Yumo menekan kepala Mu Ying ke pangkuannya, lama sekali.
Mu Ying menutup mata, membiarkan aroma wangi dari tubuhnya mengelilinginya.
"Tahukah kau? Saat kulihat kau begitu dekat dengan Jiang Jun, yang paling kutakuti adalah kau akan tertarik padanya dan meninggalkanku." Guan Yumo berbicara dengan nada getir.
Mu Ying menyembunyikan wajah di dadanya. "Kau harus tahu, kedekatanku dengannya juga demi bisa bersamamu..."
Bola mata Guan Yumo yang bagai bintang menatapnya. "Qingyou memilih dia, jadi aku juga khawatir kau akan berubah..."
Mu Ying perlahan mengangkat kepala, mendongak ke arahnya. "Aku tak pernah menyangka kau berpikir begitu... Bukankah perasaanku padamu selama lima tahun ini sudah cukup bergairah?"
"Rasa khawatir yang besar melahirkan kehati-hatian yang berlipat." Guan Yumo menggosok perlahan wajah halusnya dengan ibu jari, berkata demikian.
Mu Ying terpana, bola matanya kembali dipenuhi air mata. "Benarkah yang kau ucapkan ini?"
Guan Yumo menatap kedua bola matanya, bulu mata panjangnya gemetar tak terkendali. "Hari ketika aku bersiap ke pulau itu, tiba-tiba tahu Qingyou diculik di Kota C. Saat itu aku sadar, tak ada keinginan ke Kota C. Yang kupilih adalah ke pulau untuk memastikan kau aman."
Suara Mu Ying tersekat, "Mungkin karena kau yakin dengan Jiang Jun di sana, Qingyou pasti takkan celaka..."
"Faktanya Jiang Jun sedang dinas di Italia saat itu. Ia tak ada di sisi Qingyou," jawab Guan Yumo.
Mu Ying kembali terdiam.
"Selama ini, tanpa kehadiranmu, baru kusadar betapa aku tak terbiasa. Baru kusadar betapa besar perasaanku. Aku benar-benar tak bisa hidup tanpamu..." Guan Yumo menatapnya penuh kasih.
Mu Ying memandang ekspresi yang tak pernah terlihat di wajah Guan Yumo sebelumnya. Hatinya terasa meleleh, getir menggenang di kerongkongan. "Semua yang kau katakan ini benar?"
"Aku tak pernah membohongimu."
"Tapi tiba-tiba kau memberitahuku fakta seperti ini, aku..."
Guan Yumo kembali menangkupkan wajah cantik Mu Ying. Suaranya parau, "Jangan ragukan ucapanku. Semua yang kukatakan saat ini tak ada niatan tersembunyi. Dulu aku tak menyadari perasaanku padamu telah melebihi Qingyou, hanya karena aku belum pernah kehilanganmu."
