Bab 709Hanya Dia Seorang Wanita
Setelah memulihkan diri di ranjang selama tiga hari, akhirnya Mu Ying bisa turun ranjang.
Namun di hari-hari berikutnya, pandangan Mu Ying hampir tak pernah lepas dari anaknya, bahkan saat tidur malam, ia bersikeras ingin meniduri ranjang yang sama dengan sang bayi.
Tapi tiga orang tidur di satu ranjang tentu agak sempit, karenanya Guan Yumo tak punya pilihan lain kecuali tidur sendiri di kamarnya.
Hal ini berlangsung lima enam malam, sampai Qin Qian memberi pencerahan pada Mu Ying malam ini, barulah Mu Ying menyadari ia telah mengabaikan Guan Yumo selama ini.
Maka saat ini, Mu Ying muncul di depan pintu kamar Guan Yumo, mengetuk perlahan.
Guan Yumo mungkin mengira itu Mai Li, suaranya datar, “Masuk.”
Mu Ying segera memutar gagang pintu, memasuki kamar.
Dari kejauhan, dia melihat Guan Yumo mengenakan robe tidur duduk di sofa, sedang membuka-buka dokumen. Hanya lampu lantai kuning redup di samping sofa yang menerangi ruangan besar itu, membuatnya terlihat sangat sepi.
Mu Ying berjalan mengitari belakang sofa, memeluk Guan Yumo dari belakang. "Melihat dokumen sendirian di sini?" bisiknya lembut.
Sejak Mu Ying masuk, Guan Yumo jelas sudah tahu identitas pendatang itu. Tanpa mengangkat kepala, ia tetap fokus pada dokumen. "Sheryl sudah tidur?"
Mu Ying menjawab, "Belum, masih menyusu. Ekspresinya saat minum susu sangat menggemaskan."
Guan Yumo tidak merespons, hanya terus membalik halaman dokumen di tangannya.
Melihat garis rahang Guan Yumo yang sedikit mengencang, Mu Ying kembali menggoda. "Awalnya ingin mengobrol, tapi kalau sibuk..." Dia melepaskan pelukan. "...aku akan kembali menemani anak kita menyusu."
Guan Yumo langsung menutup dokumennya. "Berdiri." Suaranya berat.
Mu Ying menahan senyum, membeku di tempat.
Bayangan panjang Guan Yumo bergerak dari sofa. Ia berdiri di hadapan Mu Ying, sorot mata hitamnya yang dalam menusuk. "Akhirnya ingat padaku?"
Mu Ying berpura-pura polos. "Aku harus merawat anak!"
Tatapan tajam Guan Yumo menyambar. "Kau terlalu fokus pada itu!"
Mu Ying memeluknya, menengadahkan wajah dengan manis. "Kalau malam ini kuserahkan anak pada pengasuh, dan menemanimu di sini... Boleh?"
“Aku hanya ingin kau lebih banyak istirahat, lagipula anak sudah ada yang merawat.” Semua emosi di wajah Guan Yumo lenyap tanpa bekas, berkata dengan kelembutan.
Mu Ying mengangguk penurut. “Kalau begitu kau juga jangan lihat dokumen lagi, kita tidur yuk.”
“Ya.”
Guan Yumo mengangkat Mu Ying dalam dekapan, langsung menuju ranjang besar. Namun saat menaruhnya di ranjang, tatapannya terlihat membara.
Sudah berkali-kali bersama Guan Yumo, Mu Ying paham arti tatapan membara itu. Wajahnya bersemu merah, lalu berbisik pelan, “Kayaknya aku tidur di kamarku saja deh!”
Tapi Guan Yumo dengan arogansi mengekang kedua tangan Mu Ying, menunduk, bibirnya mendominasi bibir Mu Ying.
Mu Ying tak berani bergerak sedikitpun, karena tahu semakin melawan justru akan memicu daya tarik, dan Guan Yumo akan semakin tersiksa.
Tapi...
Saat Guan Yumo melepas bibirnya, bola mata yang biasanya jernih masih dipenuhi nafsu.
Mu Ying memandanginya gemetar, “Selama sepuluh bulan ini, apa kau tidak...”
“Sejak memilikimu, hanya kau satu-satunya.” Guan Yumo melepas tangan Mu Ying setelah berkata begitu, lalu bangkit.
Mu Ying terkejut, matanya membelalak. “Kukira setelah berpisah, kau pasti...”
Guan Yumo tidak menjawab, langsung menuju kamar mandi.
Mengetahui Guan Yumo sedang mandi air dingin lagi, memikirkan bahwa malam ini mungkin akan menyiksanya lagi, Mu Ying diam-diam bersiap turun ranjang.
Tak disangka, Guan Yumo ternyata membongkar seluruh isi hatinya dengan jelas sekali, suara berat terdengar dari kamar mandi, "Kau berani melangkahkan satu kaki keluar kamar, waktu berikutnya jangan harap bisa melihat anak lagi!"
Mu Ying patuh kembali berbaring di ranjang. "..."
Sebenarnya niatnya baik untuknya, malah dihardik dengan arogan olehnya, sungguh tak bersalah dirinya.
……
Sejak saat itu, Guan Yumo menguasai seluruh malam Mu Ying. Tapi malam tanpa harus merawat anak, bisa memeluk Guan Yumo tidur dengan tenang, benar-benar mempercepat pemulihan tubuh Mu Ying. Masa nifas hanya 20-an hari, Mu Ying sudah bisa melompat-lompat. Sayang, Guan Yumo tetap melarangnya pergi ke pantai.
Ya ampun, setiap hari tak boleh keluar vila, cuma bisa melihat pemandangan laut dari jendela kaca. Mu Ying sangat merindukan sensasi angin laut menyapu tubuh dan aroma asin air laut. Tapi Guan Yumo memastikan Mu Ying harus menyelesaikan sebulan masa nifas dulu, baru boleh keluar vila.
Beberapa kali Mu Ying mencoba mencuri-curi keluar, tapi malang selalu tertangkap pelayan. Hari ini dia bersiap kabur lagi, tak disangka tertangkap langsung oleh Guan Yumo.
Saat ini, Mu Ying kesal datang ke ruang tamu. "Berapa lama lagi aku boleh keluar? Aku hampir gila terkurung di rumah!"
Guan Yumo tidak merespons, duduk di sofa utama, dengan santai membalik-balik majalah keuangan.
Mu Ying tak kuasa duduk di samping Guan Yumo, merangkul lengan pria itu memohon, "Mau tidak? Aku cuma ingin berada di luar sebentar... Aku janji pasti pakai baju lengan panjang dan topi, sama sekali tak akan kena angin."
Guan Yumo menjawab dingin. "Tahan lagi 10 hari saja sudah baik."
Mu Ying seketika melepas tangan Guan Yumo, melotot penuh kebencian. "Dasar orang tak berperasaan!"
Ekspresi Guan Yumo tetap dingin tak berubah.
Saat itu, Qin Qian turun dari lantai dua, melihat Mu Ying sedang melototi Guan Yumo dengan wajah masam, bertanya sambil tersenyum, "Ada apa?"
Mu Ying membentak, "Di luar cerah berangin sepoi-sepoi, tapi dia tak mau mengizinkanku di luar walau semenit!"
Qin Qian segera menarik Mu Ying ke ruang tamu kecil vila. "Jangan bersikap seenaknya, dia melakukan ini demi kebaikanmu."
"Tapi aku benar-benar ingin jalan-jalan, dan menurutku tubuhku sudah pulih total," jawab Mu Ying dengan tulus.
Qin Qian berkata, "Itu hanya anggapanmu... Bahkan dokter Linda dari luar negeri bilang, tradisi masa nifas orang Tionghoa ada dasar ilmiahnya. Lebih baik dengarkan Direktur Guan!"
Mu Ying mengeluh kesal, "Aku takkan mau punya anak lagi, masa nifas ini terlalu menyiksa."
"Kurasa Direktur Guan juga takkan mengizinkanmu hamil lagi," Qin Qian tersenyum.
Alis Mu Ying berkerut, "Mengapa kau berpikir begitu?"
“Karena saat kau melahirkan di ruang bersalin waktu itu, Direktur Guan benar-benar membara. Ia mondar-mandir di depan pintu ruang bersalin, sama sekali berbeda dengan sikap tenangnya yang biasa.” Qin Qian mengejek.
“Benarkah?” Mu Ying mencoba membayangkan adegan itu dalam pikirannya, tapi sama sekali tak bisa mengimajinasikannya.
Qin Qian mengangguk, lalu merangkul bahu Mu Ying. “Awalnya aku khawatir tekad hati Direktur Guan padamu palsu. Tapi sejak kau melahirkan hingga kini, aku melihat langsung perhatian teliti yang ia berikan padamu. Kurasa kekhawatiranku tak beralasan... Karena jika bukan benar-benar peduli, tak mungkin ia bisa menunjukkan kepedulian sebegitu sabar dan teliti.”
