Bab 732:Cinta Tulus Padamu
Mu Ying terus berdoa agar tidak ada lagi kejadian setelah ini, setidaknya sebelum Pamannya sadar, berharap permukaan air tetap tenang.
Sayang, pada akhirnya dia tetap harus percaya pada ucapan Guan Yumo - kelicikan hati manusia.
Karena, pada hari ketiga Mu Rong tertidur tak sadarkan diri, kakak laki-lakinya Mu Yifeng sudah ketahuan.
Grup Mu baru-baru ini menyelesaikan proyek minyak di Eropa Timur dengan raksasa bisnis Jepang perusahaan Donghuang. Grup Mu telah menandatangani kontrak dengan Donghuang, hari ini kedua pihak akan menginvestasikan dana mereka ke proyek pengembangan minyak ini. Siapa sangka, akuntan dan kasir Grup Mu tiba-tiba menghilang tanpa jejak hari ini, dan mereka juga membawa semua dana likuid Grup Mu, total 10 miliar...
Pasukan Kamar Kedua keluarga Mu mendengar kabar ini, seketika datang ke perusahaan untuk melancarkan serangan pada Mu Yifeng.
Mereka semua sepakat mengatakan Chi Yifeng tidak layak memimpin Grup Mu, bahkan tidak menyadari akuntan dan kasir bekerja sama membawa kabur uang, menyebabkan Grup Mu kini gagal bekerja sama dengan perusahaan Donghuang, harus membayar denda besar karena melanggar kontrak, serta terpaksa menjual sebagian saham bisnis perusahaan yang mengakibatkan kerugian besar bagi Grup Mu...
Dewan direksi Grup Mu juga menganggap Mu Yifeng memiliki tanggung jawab yang tak terhindarkan, secara bulat menuntut Mu Yifeng untuk sementara melepaskan jabatan sebagai Direktur Utama Grup Mu, hingga seluruh masalah ini terselesaikan baru akan membahas kelanjutan posisinya.
Mu Ying yang mendengar kabar ini akhirnya tak bisa tidak mempercayai perkataan Guan Yumo sebelumnya, penyesalan mendalam menyelimuti hatinya - mengapa dulu tidak mendengarkan bujukan Guan Yumo...
Beruntungnya, setelah dicopot dari jabatan, Mu Yifeng menelepon Mu Ying dan memberitahu bahwa semuanya sesuai rencananya, memintanya tidak perlu khawatir karena segera akan memberantas anasir-anasir asing dalam Grup Mu lalu mengambil alih kembali kendali.
Barulah Mu Ying tahu bahwa pemberhentian kakaknya kali ini hanyalah jebakan dalam jebakan, dengan tujuan membersihkan semua elemen pengacau.
Mu Ying tidak yakin kakaknya telah sejak awal mengetahui semua ini adalah ulah paman mereka, karena bagaimanapun kakaknya selalu mempercayai Mu Rong. Karena itu ia menduga antisipasi dini ini pasti ada hubungannya dengan Guan Yumo.
Segera setelah menutup telepon Mu Yifeng, Mu Ying cepat-cepat meninggalkan kamar dan menuju ruang tamu di lantai satu.
“Saat ini Guan Yumo, Munyi, dan Jason sedang bermusyawarah tentang urusan internal Dark Angel. Melihat ekspresinya yang penuh urgensi, Munyi dan Jason paham situasi lalu menghentikan rapat. Sebelum pergi, Jason menatap Mu Ying dengan jahat dan menggoda sambil mengejek, "Adik Xiao Ying, percayalah pada Kak Jason. Wanita harus berpura-pura menolak tapi menyambut agar bisa menarik pria. Begitu bangun langsung panik mencari dia, nanti Mo semakin tak mau menyayangimu."
Guan Yumo menyipitkan mata. "Jason!"
Jason segera menghentikan ejekannya dan pergi sambil tertawa terbahak.
Menghadapi Mu Ying, sikap tegas Guan Yumo saat berdiskusi telah lenyap. Wajah tampannya terlihat lembut dengan tatapan memanjakan. "Ada apa?"
Guan Yumo menepuk posisi di sampingnya sebagai isyarat agar Mu Ying duduk di situ.
"Awalnya hari ini aku mau kembali ke New York. Tapi tadi kakak menelepon, bilang tak perlu khawatir. Pencopotan jabatannya sekarang hanyalah bagian dari rencana untuk mengidentifikasi dan menghabisi saingan." Mu Ying meletakkan tangan putihnya di lutut kaki panjang Guan Yumo sambil berkata serius.
Guan Yumo menatapnya tanpa sedikitpun terkejut. "Ini membuktikan kakakmu orang pintar. Keluarga Mu beruntung. Pasti dia akan memimpin kaum kami keluarga Mu terus berkembang makmur."
“Aku tahu kakakku sangat pintar, tapi takkan terpikir olehnya bahwa Paman akan berkhianat. Karena selama ini kakak selalu mempercayai Paman. Jadi, apakah kau yang memberi tahu kakak tentang kewaspadaan ini?” Hatinya saat ini sebenarnya sedang bergejolak.
Jika benar dialah yang mengingatkan kakak, dia sangat berterima kasih. Tindakan itu mengubah posisi pasif kakak menjadi aktif, bahkan bisa menjebak musuh. Namun selain rasa terima kasih, ada rasa tak enak di hatinya. Karena dulu dia berjanji takkan memberitahu kakak tentang kecurigaan terhadap Paman. Waktu itu dia yakin Paman takkan membunuh kakak. Tapi ternyata diam-diam dia tetap memberi tahu kakak.
Meski hasilnya baik, hal ini membuatnya merasa diperlakukan asal-asalan.
Janji yang diucapkannya dengan penuh kesungguhan, ternyata bisa dengan mudah diingkari diam-diam. Lalu apakah perkataan lainnya padanya juga akan diingkari di kemudian hari?
"Urusan ini bukan aku yang memberi tahu Mu Yifeng." Guan Yumo sepertigus menebak isi hati Mu Ying. Tatapannya sedikit muram, berkata dengan datar.
Mu Ying langsung membeku, "Graaah..."
Guan Yumo memandangnya dengan tenang. "Kau belum sepenuhnya memahami kelicikan hati manusia. Aku harap kau bisa melihat sisi gelap kemanusiaan dari insiden ini, agar di masa depan kau tahu cara berjaga-jaga dan lebih bisa melindungi diri. Karena itu, aku tak berniat menghentikan fermentasi peristiwa ini. Bagaimanapun gerak-gerik yang ditimbulkan Mu Rong nanti, aku bisa menyelesaikannya dengan sangat mudah. Yang lebih kuperhatikan adalah bagaimana kau belajar waspada terhadap orang lain dari kasus ini, bahkan terhadap orang yang paling dekat sekalipun."
Mu Ying terpaku, sejenak tak bersuara.
Guan Yumo mendesah pelan, lalu melanjutkan, "Janji yang kuberikan padamu, tak pernah aku ingkari."
Mendengar ini, Mu Ying perlahan menundukkan kelopak mata. "Maaf... aku telah Mengukur Hati Orang Bijak dengan Hati Hamba..."
Guan Yumo mengulurkan tangan melingkari pinggang ramping Mu Ying, menciumi pipinya yang tertunduk. "Percayalah, tak ada niatku untuk mengabaikanmu. Saat ini, cintaku padamu begitu tulus, hanya ingin lebih menyayangi dan memanjakannya."
Mu Ying menggigit bibir bawahnya dengan lembut, tetap diam.
Guan Yumo semakin erat memeluk, membiarkan Mu Ying bersandar di dadanya. "Aku tahu sebenarnya hatimu masih ragu, tapi kau memilih untuk mempercayaiku. Itulah sebabnya kau tetap bersamaku..."
Mu Ying baru mengangkat kepala, menatap wajah tampan dan tenangnya. "Mo, kau tak tahu bagaimana rasanya mendapatkan sesuatu yang selalu kau impikan... Kau gembira, bersemangat, selain bahagia, masih ada bagian di relung hati yang gemetar. Kau takut semua ini ilusi, takut ini masih mimpimu..."
"Bodoh." Guan Yumo merangkul erat Mu Ying, menghirup aroma harum rambutnya. "Haruskah kita melewati kisah penuh gejolak dulu, baru kau percaya cintaku padamu nyata?"
Mu Ying menggelengkan kepala kuat-kuat, "Aku tak mau yang meriah, aku hanya ingin yang biasa saja... Aku benar-benar puas dengan hari-hari seperti sekarang."
Guan Yumo tersenyum lembut, lalu mencengkeram dagu Mu Ying perlahan. "Kalau begitu jangan terlalu banyak berpikir nanti... Jika ada keraguan, tanyakan langsung padaku seperti sekarang, jangan biarkan pertanyaan menumpuk di hati."
"Ya." Suara serak Mu Ying bergetar.
Guan Yumo melihat mata Mu Ying sedikit memerah, tak kuasa menggeleng. "Katanya wanita terbuat dari aliran air, ternyata ungkapan ini benar adanya..."
"Tak bolehkah seseorang merasa haru?" Mu Ying kesal, tapi mengulurkan tangan memeluk Guan Yumo.
Guan Yumo tersenyum simpul, menunduk memandangnya. "Sepertinya air matamu akan semakin sering keluar nanti..."
