Bab 735 Disandera
Pesta makan malam Tan Yan dan Qin Qian digelar di hotel bintang lima pusat kota, mengundang seluruh elit politik dan bisnis Kota C, karenanya sebagian besar tamu yang hadir datang untuk menjalin hubungan.
Jiang Jun sebagai penanggung jawab grup nomor satu Asia, tentu menjadi objek rebutan pujian, sehingga Jiang Jun dikelilingi gelombang demi gelombang orang yang menjilat...
Jiang Jun jelas tidak senang, kening berkerut dalam, tapi karena ini acara pernikahan orang lain, ia terpaksa menahan diri, tak ingin merusak pesta makan malam indah pasangan pengantin.
Mu Ying melihat adegan ini, tak tahan mengejek, "Sekarang aku akhirnya pahap alasan Direktur Jiang jarang muncul di tempat umum... Kalau bukan karena hubungan baik Nyonya Direktur Jiang dan Nyonya Direktur Yan, memaksa kalian hadir mewakilinya di pernikahan Tan Yan, kurasa Direktur Jiang pasti takkan datang."
Gu Qingyou berkata sambil tersenyum, "Orang-orang ini benar-benar tak punya pandangan... Jun sudah jelas-jelas tidak senang, mereka tetap terus menjilat seperti ini. Bukan cuma tidak dapat perhatian Jun sedikitpun, malah akan masuk daftar hitam Jun, selamanya jangan harap bisa bekerja sama dengan Jiang Group."
Mu Ying mengangguk, "Aku juga pernah bertemu banyak penjilat. Justru semakin mereka menjilat, sebenarnya semakin kita benci."
Gu Qingyou menarik kembali tatapannya yang terus menatap Guan Yumo. "Aku ke toilet dulu."
Mu Ying bertanya, "Kau biarkan saja dia dikepung orang-orang seperti itu, tidak mau membantunya? Harus kau tahu, yang mengelilinginya bukan cuma tokoh politik dan bisnis terkemuka, tapi juga banyak wanita-wanita yang berusaha mendekati."
Gu Qingyou mengedipkan mata ke arah Mu Ying. "Aku mau merapikan rias wajah dulu, lalu... mengusir para wanita-wanita itu!"
Mu Ying menjulurkan jempol ke arah Gu Qingyou.
Gu Qingyou tersenyum tipis.
Mu Ying segera merangkul Gu Qingyou. "Sudahlah, aku ikut ke toilet juga. Lagian Mo masih menelepon."
Gu Qingyou melirik Guan Yumo yang sedang menelepon di samping. "Ekspresinya terlihat sangat tegas, bukan ada urusan penting ya?"
Mu Ying menggeleng. "Dia memang selalu tegas saat menelepon, seharusnya bukan rencana besar apa-apa."
"Oh."
Keduanya kemudian berjalan bersama menuju toilet.
Namun, tak seorang pun dari mereka menyangka, begitu mereka masuk ke toilet, pintu kamar toilet sudah dikunci dari luar. Saat mereka tersadar, Gu Qingyou yang berdiri di dekat pintu sudah ditodong senjata di pelipisnya oleh orang itu—yang ternyata adalah Mu Rong yang sedang dicari semua orang.
Mu Ying membeku di tempat. "Paman?"
Wajah Mu Rong tak lagi menunjukkan kesan jujur dan penuh kasih seperti dulu. Yang tersisa hanyalah ekspresi mengerikan sambil mengatupkan gigi, "Jangan panggil aku paman! Aku benci keluarga Mu!"
Mu Ying perlahan melangkah mendekatinya langkah demi langkah sambil berkata, "Aku tahu banyak dendam tersimpan di relung hatimu, tapi Qingyou tak bersalah. Lepaskan dulu senjatanya atau ambil aku sebagai sandera—jangan libatkan orang tak bersalah... Apapun yang kau mau lakukan setelahnya, aku akan kerja sama."
Mu Rong malah semakin menekan dahi Gu Qingyou dengan laras senjata. "Aku tahu kakakmu sudah diingatkan Jiang Jun untuk waspada... Jadi, istri Jiang Jun ini akan kubawa pergi juga! Nanti Jiang Jun dan Guan Yumo bisa mengurus jenazah kalian berdua!"
Gu Qingyou yang memejamkan mata karena ketakutan, tetap berusaha tenang berkata, "Kau takkan bisa membawa kami keluar dari sini! Begitu lima menit kami tak muncul di hadapan mereka, mereka akan mencari. Setiap orang di sekitar mereka lebih mahir menggunakan senjata daripada kau yang cuma bisa memegang pistol ini!"
Mu Rong tersenyum dingin, "Kalian tak perlu khawatir, aku sama sekali tidak takut mati... Ketahuilah, sekarang aku sudah kehilangan segalanya, tinggal nyawa tak berguna ini yang tak sebanding dengan nyawa Nyonya Direktur Utama Kelompok Jiang dan istri pemimpin Dark Angel. Jadi, bahkan jika aku mati, pasti akan kubawa satu pengikut setia!"
Mu Ying segera menenangkan, "Paman, dengarkan aku. Pasti ada alasan yang tidak kita ketahui mengapa Paman bisa menjadi seperti ini. Tapi kita adalah keluarga. Jika Paman bisa berhenti di tepi jurang, aku pasti akan memohon belas kasihan Kakak untukmu..."
Mu Rong mendengus, "Kau pikir aku akan percaya pada omong kosongmu?"
"Benar, sungguh... Paman, percayalah padaku. Kita satu keluarga. Aku tidak ingin melihat keluarga Mu mengalami tragedi lagi..." Kata-kata Mu Ying keluar dari relung hatinya yang terdalam.
Sayangnya Mu Rong sama sekali tidak percaya. Ia menyeringai dingin, "Cukup bicara kosong... Di toilet masih ada pintu lain. Jika kau tidak ingin Gu Qingyou mati segera, tinggalkan semua barang di tubuhmu dan ikuti aku. Tapi jika kau berteriak sekalipun, aku akan langsung membunuhnya!"
"Baik... baik... aku ikut. Jangan tembak dia!" Mu Ying yang menyadari Mu Rong sudah kehilangan kemanusiaan dan tak bisa dibujuk, segera melemparkan tas tangannya dan melakukan sesuai perintah Mu Rong.
Mu Rong menyandera Gu Qingyou, langkah demi langkah menuju pintu lain toilet. Untuk mencegah Mu Ying menyerang dari belakang, ia berkata, "Jika kau sedikit saja gelisah, jangan salahkan aku jika aku tak segan pada Gu Qingyou!"
Mu Ying mengangkat kedua tangannya, berjalan mendekati Mu Rong. "Tenang saja, aku akan melakukan semua sesuai perintahmu. Hanya satu permintaan... jangan tembak..."
……
Pesta makan malam masih berlangsung meriah, bayangan gaun sutra para tamu saling berseliweran.
Usai memutuskan sambungan telepon, Guan Yumo mengetahui Mu Ying pergi ke toilet. Setelah menunggu dengan sabar beberapa menit namun Mu Ying belum kembali, ia segera memanggil bodyguard untuk bertanya, "Sudah berapa lama Xiao Ying ke toilet?"
Bodyguard menjawab, "Sekitar lima belas menit."
"Lima belas menit?"
"Nyonya pergi bersama istri Direktur Jiang. Mungkin mereka sedang touch up make-up sambil mengobrol di dalam," tambah Mai Li yang berdiri di samping.
"Intel terbaru menyebut Mu Rong mungkin sudah masuk ke Tiongkok... Aku tidak mau ada kejadian tak terduga. Mu Rong mungkin masih menyimpan dendam, segera periksa toilet!" perintah Guan Yumo dengan suara berat.
Wajah Mai Li langsung berubah serius. "Baik, Tuan."
Tak sampai dua menit kemudian, Mai Li sudah berlari kembali dengan panik.
Sebagai asisten yang telah bertahun-tahun melayani Guan Yumo, sikap kalem Mai Li jarang tergoyahkan seperti ini.
Guan Yumo langsung merasakan firasat buruk.
"Tuan, masalah besar! Tas tangan Nyonya dan istri Direktur Jiang masih ada di toilet, tapi mereka berdua menghilang..." lapor Mai Li dengan gugup.
Guan Yumo langsung bergegas menuju toilet.
Saat itu juga, toilet sudah dikepung bodyguard Jiang Jun. Rupanya Jiang Jun juga telah menyadari keanehan dan mengirim orang untuk memeriksa.
“Saat ini, pandangan Guan Yumo dan Jiang Jun bertemu, keduanya menjaga ketenangan dan rasionalitas. Guan Yumo pertama kali bersuara, "Mu Rong berada di Tiongkok, percaya mereka berdua disandera oleh Mu Rong... Aku mencari area timur-barat, kau selatan-utara. Siapa yang pertama menemukan target, beri tahu pihak lain."”
Jiang Jun bersuara berat, "Di tangan Qingyou ada cincin pelacakan. Lacak jejak melalui cincin itu, tunggu dua menit."
Guan Yumo mengangguk.
Sekitar semenit kemudian, ponsel Jiang Jun berdering, namun setelah mengangkat telepon, wajahnya semakin muram. Ia langsung menekan tombol akhir panggilan.
Guan Yumo bertanya, "Bagaimana?"
"Cincin Qingyou dibuang di sudut hotel. Sepertinya Mu Rong menyadari ini adalah cincin pelacak." Suara Jiang Jun dingin menusuk.
"Aku timur-barat, kau selatan-utara." Guan Yumo meninggalkan kalimat itu lalu pergi.
Jiang Jun membawa Ye Shuo juga meninggalkan hotel.
