Bab 742 Aku di Sini, Buat Apa Kau Terburu-buru Naik Pesawat
Mu Ying tak paham bagaimana Guan Yumo bisa muncul di layar bandara, alisnya berkerut halus.
Gu Qingyou dan Qin Qian yang juga melihat siaran itu segera menyusul.
Gu Qingyou merangkul lengan Mu Ying, berkata, "Jangan-jangan Guan Yumo mau melamarmu?"
"Lamaran?" Mu Ying membeku.
Qin Qian buru-buru menyela, "Direktur Guan mulai berbicara, cepat dengarkan..."
Suasana seketika sunyi ketika suara Guan Yumo bergema.
Seluruh orang di TKP menyimak dengan khidmat, penasaran apa yang akan diucapkan pria tampan yang menyewa iklan layar besar bandara ini...
Terlihat ekspresi Guan Yumo sangat tulus, seolah bisa melihat Mu Ying melalui layar. Kedua matanya menatap lurus ke arah posisi Mu Ying, dalam dan penuh ketulusan. Suara bassnya yang dalam berkata, "Xiao Ying, aku tahu di relung hatimu selalu tidak ada rasa aman. Tapi aku harus memberitahumu, orang itu benar-benar sudah tidak kuperdulikan... Aku tahu kau tak akan percaya dengan ucapanku ini. Karena itu, kubeli slot iklan bandara untuk mengungkapkan perasaanku padamu... Alasan ku melakukan ini karena dulu kau pernah bilang, jika ingin kau percaya, aku harus mengatakannya di hadapan seluruh dunia. Menurutmu ini mustahil kulakukan karena hatiku selalu mengingat orang di masa lalu. Tapi sekarang akan kubuktikan, bahkan di hadapan orang itu, kukatakan padamu——Mu Ying, aku mencintaimu. Sejak lama aku sudah jatuh cinta padamu, hanya saja tak pernah kusadari. Syukurlah kau selalu ada di sisiku. Di masa depan, akan kugunakan seluruh nyawaku untuk merawatmu, menjagamu... Perasaanku padamu takkan pernah berubah."
Setelah Guan Yumo mengucapkan kata "takkan pernah berubah", iklan di layar tidak berganti, malah memutar ulang ucapan Guan Yumo barusan...
Mu Ying tidak tahu berapa lama Guan Yumo membeli slot iklan itu. Yang ia tahu, matanya tak lepas memandang sosoknya di layar, air mata telah lama berkaca-kaca.
Banyak wanita di TKP turut terharu. Tak sedikit yang berbisik iri pada sosok di layar yang mendapat pengakuan cinta.
"Qin Qian selalu dikenal sebagai orang yang rasional, jarang terbawa emosi. Namun saat ini matanya berkaca-kaca, tak kuasa menahan diri berkata, 'Tak kusangka Direktur Guan sampai membeli space iklan untuk mengungkapkan perasaan sedalam ini... Kukira pria sepertinya mustahil merendahkan diri melakukan hal seperti ini.'"
"Gu Qingyou yang sudah dipersiapkan Jiang Jun, tetap terharu melihat adegan ini sampai suaranya serak halus, 'Benar, mengungkapkan perasaan di layar sambil merendahkan hati, bahkan Jiang Jun pun belum tentu sanggup melakukannya.'"
"Mu Ying segera mengusap air mata yang menggenang di sudut matanya, buru-buru menelepon Guan Yumo."
"Dia memintanya menjemputnya ke bandara, ingin segera bertemu..."
"Tapi ponsel Guan Yumo tak bisa dihubungi. Mu Ying mencoba beberapa kali, tetap tak tersambung."
"Qin Qian yang melihat ini bertanya ragu, 'Tadi masih bisa, kenapa tiba-tiba sekarang tidak?'"
"'Lagi pula, bagaimana Guan Yumo tahu aku di dekatmu?' Gu Qingyou juga menyampaikan keraguannya."
"Persis di saat itu, dari belakang Mu Ying terdengar suara laki-laki rendah yang familiar, 'Jika pengakuan di layar masih kurang, sekarang aku akan langsung mengungkapkan perasaan padamu sekali lagi.'"
"Mu Ying seketika membatu. Beberapa detik kemudian baru berbalik, memandang pria jangkung berwajah tampan yang mengenakan setelan jas biru tua."
Saat ini Gu Qingyou dan Qin Qian sudah mundur ke samping, orang-orang di sekitar juga telah mengenali pria tampan ini sebagai sosok di layar, serentak mundur dengan kesepahaman, membuat tidak ada jarak di antara mereka berdua.
Mu Ying tidak percaya ia akan muncul di bandara, apalagi pakaian yang dikenakannya persis seperti yang dulu dia belikan untuknya...
Karena setiap pakaian itu dipilihnya secara pribadi untuknya, jadi setiap helai masih dia ingat.
Air mata di matanya mulai meluap.
Guan Yumo dengan kaki yang memanjang menghampirinya, ibu jari dengan lembut mengusap air mata di wajahnya. "Kalau aku masih peduli pada Gu Qingyou, mungkinkah aku akan mengumbar perasaan di hadapannya seperti ini?"
Mu Ying menggelengkan kepala.
Guan Yumo melanjutkan dengan suara parau, "Malam itu aku memilih menyelamatkan Qingyou murni hanya strategi, sama sekali tidak ada makna tersembunyi... Saat itu kalau terjadi sesuatu, kau benar-benar celaka, aku pasti akan pergi bersamamu meninggalkan dunia ini."
Mu Ying terdiam sebentar di tempatnya.
Guan Yumo menatapnya dengan tunduk. "Apa kau percaya ucapanku? Aku akan pergi bersamamu meninggalkan dunia ini..."
"Bagaimana mungkin kau rela meninggalkan semua ini?"
"Mengapa aku tidak bisa?" Guan Yumo membalas bertanya dengan berat. "Tanpamu, apa artinya dunia ini bagiku?"
Mu Ying menatap tajam ke arahnya, mata yang berlinang bak air sungai yang meluap.
Guan Yumo melanjutkan, "Akhir-akhir ini tanpa kehadiranmu, aku hampir gila. Malangnya Ye Shui Xin sedang hamil, Munyi meninggalkan Dark Angel untuk merawatnya. Sementara Jason yang menemukan jejak Zhu Yiyi juga menyerahkan Dark Angel padaku. Ditambah urusan mengurus Yuan Zhong, aku benar-benar tak punya waktu... Aku harus menangani semua ini sambil terus memikirkan bagaimana caranya membuatmu percaya pada perasaanku. Akhirnya aku teringat ucapanmu yang dulu, jadi setelah kudapati tiket pesawatmu ke Paris, aku buru-buru ke Kota C. Rencananya aku akan membeli semua iklan yang bisa kaulihat untuk mengungkapkan perasaanku, tapi itu terlalu mencolok dan tidak sesuai dengan statusku. Akhirnya hanya bisa membeli iklan di bandara, lalu merekam video tadi saat Qin Qian dan Gu Qingyou mengantarmu ke sini..."
"Sudah, jangan lanjutkan..." Mu Ying menundukkan kelopak mata, air mata yang deras mengalir keluar dari orbit mata, butiran-butirannya jatuh berat ke lantai kayu.
"Tidak, belum selesai." Guan Yumo membiarkan air mata menggenangi mata Mu Ying, suara parau itu melanjutkan, "Tahukah kau? Masih saja kau terpaku pada masa lalu, ini membuatku sangat marah. Jadi kutinggalkan kau dulu ke Paris, kupikir biarlah kau merenung sendiri. Tapi tak kusangka, baru sehari kemudian penyesalan langsung menyergap. Ingin segera kembali mencarimu, tapi Tuhan seolah sengaja ingin menyiksaku dengan tumpukan urusan yang tiba-tiba membanjiri..."
Mu Ying mulai terisak-isak tanpa suara.
Guan Yumo dengan lembut menangkupkan wajah mungil Mu Ying yang basah oleh air mata, berbisik lembut, "Lihatlah aku."
Mu Ying baru perlahan mengangkat mata jernihnya yang telah dicuci air mata, menatapnya.
"Sekarang kau percaya pada perasaanku padamu?" tanya Guan Yumo dengan nada sangat serius.
Suara Mu Ying terdengar getir saat menjawab pertanyaan, "Baju yang kubeli, sangat pas di tubuhmu dan terlihat cantik."
"Sialan, aku sedang bertanya serius, jawablah!" Guan Yumo menatap tajam padanya, namun tatapannya seperti menyentuh kristal rapuh, penuh kehati-hatian dan perlindungan.
"Aku harus ke pemeriksaan keamanan, atau akan ketinggalan pesawat," jawab Mu Ying tetap tak menjawab pertanyaan.
Guan Yumo tak bisa menahan kekesalan, "Aku ada di sini, masih perlu apa kau buru-buru naik pesawat!"
Mu Ying mengusap air mata di pipinya, "Kau datang terlambat mencari diriku, hanya mengucapkan beberapa kalimat ini, bagaimana aku tahu apakah kau sedang menipuku?"
