Bab 787: Tak Akan Lagi Melepaskanmu
"Huo Yutong tersenyum getir," Maaf, aku terlalu banyak bicara."
Ekspresi Huo Yutong saat itu menyentuh, namun Que Yan tak bereaksi. Nada suaranya tetap datar,"Lanjutkan apa yang kau ketahui."
Huo Yutong kembali menarik napas dalam, kali ini jelas untuk menahan rasa sakit di hatinya."Setelah Que Yan mengajukan perceraian, Ibu datang menemuiku... Dia memintaku tetap tinggal di Lyon karena tak akan membiarkan Que Yan bersamamu. Saat itu aku sudah tahu, Ibu mungkin akan bertindak."
An Yaruo menundukkan kelopak matanya dengan lesu.
Ia benar-benar tak menyangka, orang tua Que ternyata sangat membencinya...
Que Yan merangkul bahu kurusnya, memberikan penghiburan."Pikiran mereka tak penting, karena tak bisa mengendalikan pilihanku."
Meski Que Yan berkata demikian, relung hati An Yaruo tetap tak nyaman.
Benar, sebagai anak, siapa yang tak ingin pernikahannya didoakan orang tua...
"Tepat di hari Que Yan berangkat ke Kota C, aku tak sengaja mendengar Ibu sedang menelepon. Dalam percakapan itu disebut kata 'video'... Meski Ibu tak menjelaskan detail padaku, dia bilang setelah Que Yan kembali dari Kota C, hubungan kalian akan benar-benar terputus." Suara Huo Yutong penuh kepedihan melanjutkan.
An Yaruo tak bisa menahan keterkejutannya,"Maksudmu... video itu dibuat atas perintah Ibu?"
Huo Yutong dengan tenang memandangi An Yaruo. "Aku tidak tahu bagaimana Ibu melakukannya, tapi jelas... ya, Video yang kau terima adalah perintah Ibu untuk dikirim ke ponsel Que Yan. Mengenai bagaimana Ibu tahu ponsel Que Yan ada di tanganmu, kurasa Ibu selalu menyuruh orang mengawasi Que Yan."
Mendengar itu, An Yaruo terpaku lama di tempat semula.
Dia benar-benar sulit percaya, sebagai orang tua, mereka menggunakan cara licik seperti ini untuk merusak kebahagiaan anak sendiri.
"Jika kau masih tak percaya, nanti akan kuminta ibuku menjelaskan hal ini padamu." Que Yan menatapnya dalam-dalam, berkata.
An Yaruo menggelengkan kepala, akhirnya mengangkat kepala dan menatap langsung Que Yan. "Aku percaya perkataan Huo Yutong, karena dia tak punya alasan bekerja sama menipuku, meski dia mencintaimu sekalipun."
"Jadi, kau mau memaafkanku sekarang?" Que Yan menunduk, perlahan menempelkan dahinya pada dahi An Yaruo, tatapannya begitu intens.
Bulu mata An Yaruo bergetar halus, tak menjawab.
"Maaf, aku ada urusan, aku pergi dulu..."
Suara Huo Yutong terdengar. An Yaruo ingin mundur, tapi Que Yan menekan punggungnya, tak memberinya kesempatan mundur.
"Jangan hiraukan dia..." Que Yan berbisik padanya.
An Yaruo melihat Huo Yutong linglung meninggalkan ruang private. "Sepertinya dia benar-benar mencintaimu..."
Que Yan mengangkat dagu An Yaruo. "Aku tak ingin membicarakannya..."
An Yaruo menghindari pandangan, tak menghiraukan tatapan penuh kasihnya. "Tolong antarkan aku ke Qingyou, aku mau menjemput Keke."
Selama beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, Keke terus dirawat oleh Qingyou di Lanxi.
"Tentu saja, kita akan bersama-sama menjemput anak kita." Que Yan menurunkan tangannya, mengganti posisi menjadi memeluknya.
An Yaruo awalnya bergulat, namun perlahan menjadi sunyi, membiarkan dirinya dipeluknya.
Tak ada yang tahu, meski terlihat dingin pada ketukan ini, hati wanita itu seolah dilelehkan oleh pangkuan hangat pria tersebut.
Jika pria itu benar-benar seperti yang diucapkannya, bahwa demi dia bisa menyerahkan segalanya, apakah cinta yang selalu dinantikannya itu kini sudah dimilikinya?
Que Yan memeluknya erat-erat, seolah takut di detik berikutnya dia akan menghilang. "Jangan keluar lagi dariku, setuju?"
An Yaruo memejamkan mata, namun tetap merasa sakit di matanya. "Lepaskan dulu, aku benar-benar harus menjemput Keke..."
Que Yan dengan keras kepala tetap memeluknya. "Jika kau tak berjanji padaku, hari ini kita akan terus begini..."
"Que Yan, kau benar-benar bajingan!" An Yaruo mencoba melepaskan diri, namun perbedaan tenaga alami pria-wanita membuat perlawanannya sia-sia.
"Demi dirimu, aku tak keberatan menjadi bajingan." Que Yan menekan punggungnya, membuatnya semakin dekat.
"Setidaknya biarkan aku bisa berbicara baik-baik denganmu..." ujar An Yaruo dengan sedikit kesal.
Que Yan tiba-tiba melepaskannya, cahaya berbinar muncul di mata. "Maksudmu...kau bersedia bicara baik denganku?"
An Yaruo segera melepaskan diri. "Tak mau bicara lagi, antarkan aku ke tempat Qingyou."
Que Yan saat ini bahagia hingga hampir mengamuk, karena dia melihat seberkas senyum terlintas di mata An Yaruo, meskipun hanya sekejap.
“Ah——”
An Yaruo tiba-tiba menjerit.
Que Yan justru tersenyum seperti merasakan angin semi. "Kamu baru saja pulang dari rumah sakit, tak cocok banyak berjalan. Aku akan membopongmu."
Rupanya Que Yan memanfaatkan momen An Yaruo berbalik untuk secara refleks mengangkatnya, membuatnya kaget.
An Yaruo secara insting melingkari leher Que Yan, namun tangan satunya kesal menepuk bahunya. "Lepaskan aku, cepat lepaskan..."
Que Yan menunduk mencium hidungnya. "Tak mau, takkan pernah kulepaskan..."
An Yaruo, "..."
……
Di waktu yang sama, Lyon.
"Apa? Que Yan malah menyuruhmu menjelaskan langsung ke An Yaruo, dan bahkan rujuk dengannya?" Ibu Que Yan yang sedang merangkai bunga, membuat bunga lili segar di tangannya patah karena telepon ini.
"Ibu, ini salahku dan Que Yan yang tak berjodoh... Tolong jangan lagi membuat kesalahpahaman antara mereka. Karena mereka saling mencintai dengan hati sejati." Huo Yutong di ujung ponsel berkata tersekat sambil menahan tangis.
"Que Yan mengira dengan mewarisi bisnis keluarga Que sekarang, dia bisa semena-mena... Yutong, percayalah, satu-satunya menantu yang kukakui hanyalah kamu. Aku takkan sama sekali membiarkan anakku menikahi gadis biasa seperti itu, kecuali Que Yan mau melepas warisan keluarganya!" Ibu Que Yan membentak marah.
“Aku tak mau memaksa Que Yan seperti itu, apalagi... Dibandingkan memiliki Que Yan, aku lebih ingin melihatnya meraih kebahagiaan.” Huo Yutong terisak.
Ibu Que Yan berkata, “Kau tenang saja, anakku sendiri aku paling kenal. Jika benar-benar dipaksa memilih antara usaha keluarga Que dan An Yaruo, dia pasti akan memilih usaha keluarga Que... Jadi, jangan sedih dulu, Ibu pasti tak akan membiarkanmu menderita lagi.”
“Bu, kumohon jangan lakukan apa-apa... Aku benar-benar rela mendoakan mereka.” Huo Yutong tak bisa menahan isakannya.
“Sudah, Ibu tahu apa yang Ibu lakukan... Jika Que Yan membawa An Yaruo kembali ke Lyon, Ibu pasti akan membuat keluarga Que tak pernah tenang lagi.” Ibu Que Yan mengatupkan gigi. “An Yaruo ini... Dia sama sekali tidak punya kesadaran diri, atas dasar apa dia layak untuk anakku?”
“Bu, An Yaruo baru saja selesai operasi keguguran, tolong jangan menyusahkannya... Dia sudah sangat kasihan.” Huo Yutong memohon.
“Bicara soal operasi keguguran, kenapa aku dengar anak yang dikandungnya ada hubungannya dengan putra Su Lun?”
“Aku tidak tahu... Hanya dengar, setelah keguguran kali ini, An Yaruo tak bisa hamil lagi selamanya...”
