Bab 812 Mau menelepon Que Yan?
"Tak kusangka kali ini Direktur Que benar-benar tidak datang menemui Koko..."
Ketika An Yaruo, Qin Qian, dan Gu Qingyou berkumpul di Lanxi, Qin Qian memandangi putri kecil yang sedang asyik bermain dengan Xixi, tak kuasa menahan diri untuk berkata.
Gu Qingyou menggelengkan kepala dengan ketidakberdayaan, berkomentar penuh haru, "Yang berubah di dunia ini adalah hati manusia, yang tak berubah pun tetap hati manusia."
Qin Qian merasa ucapan Gu Qingyou sangat masuk akal, seolah juga menarik sedalam-dalam perasaannya sendiri, tak kuasa menghindari kebingungan sesaat.
An Yaruo mengangkat cangkir kopi, menyesapnya dengan tenang, baru kemudian berkata, "Berubahnya perasaan menandakan kedalaman yang tak mencukupi... Jadi, kehilangannya pun tak perlu disesali."
"Benar, itulah dalihnya." Qin Qian yang tersadar kemudian mengangguk seraya menyetujui.
Gu Qingyou merasa perkataan An Yaruo adalah irama untuk melupakan Que Yan sepenuhnya. Ia sangat menyesali hasil akhir mereka yang seperti ini, namun mengingat keakraban Que Yan dan Huo Yutong yang semakin dalam belakangan ini di acara-acara publik, tak tersisa ruang baginya untuk membela Que Yan.
Tiba-tiba, seorang pelayan menghampiri Gu Qingyou dengan hormat. "Nyonya, ada seorang nona bermarga Su di luar yang ingin bertemu Nona An."
Obrolan bertiga terpotong, seragam ekspresi kebingungan menghiasi wajah mereka.
"Nona Su?" Gu Qingyou bertanya keheranan pada pelayan. "Bukankah seharusnya dokter Su?"
Pelayan menggeleng, berkata tulus, "Benar nona Su. Ia menyebut namanya Su Mo."
"Su Mo?"
An Yaruo dan Qin Qian serempak terkejut berteriak, nama yang terlalu lama tak terdengar itu kembali menggema.
Qin Qian tahu tentang Su Mo karena Su Mo pernah hampir bertunangan dengan Tan Yan...
"Kau yakin dia bilang namanya Su Mo?" Gu Qingyou bertanya lagi pada pelayan dengan tak percaya.
Pelayan mengangguk mantap.
Gu Qingyou seketika mengerutkan alis, "Dia mau apa datang ke sini?"
Qin Qian juga heran, "Kenapa dia mencari Yaru? Mereka kan tidak pernah berhubungan?"
An Yaruo menggeleng bingung, "Aku juga tidak tahu. Aku sama sekali tidak punya hubungan dengannya, maksimal dulu pernah melihatnya saat bersama Qingyou."
Bagaimanapun, Gu Qingyou tetap menyuruh pelayan mengundang Su Mo masuk.
Tak lama kemudian, Su Mo muncul di hadapan mereka bertiga.
Dia mengenakan rok panjang biru muda yang elegan, menonjolkan tubuhnya yang ramping. Aura tenangnya yang hidup menyendiri membuatnya terlihat cantik bak bidadari turun ke bumi.
Gu Qingyou selalu ingat bahwa Su Mo adalah ibu dari anak kakaknya. Dengan tetap tersenyum sopan, dia berkata, "Su Mo, lama tidak berjumpa."
Tatapan tenang Su Mo tertuju pada Gu Qingyou. "Benar, sudah lama. Tak kusangka kau masih bisa berbicara sopan seperti ini padaku."
Entah mengapa, Gu Qingyou merasa Su Mo saat ini sangat berbeda dengan Su Mo yang dulu menghalanginya. Kini tidak ada lagi ketajaman dalam diri wanita itu, bahkan setitik dendam pun tak tersisa di matanya.
Kini Su Mo seolah kembali menjadi sosok yang pertama kali dilihatnya: berbaik hati, bermurah hati, toleran, dan sempurna.
“Hal-hal masa lalu sudah berlalu, tak perlu lagi dipermasalahkan...” Gu Qingyou seketika menyuruh pelayan menghidangkan kopi untuk Su Mo.
Su Mo menolak halus, "Tak perlu repot, saya datang hanya ingin berbicara dengan Nona An... Sebenarnya bisa menelepon, tapi saya tidak punya nomor telepon Nona An. Dulu Ibu Gu bilang Nona An sering membawa anak ke Lanxi di akhir pekan untuk berkumpul dengan Qingyou, dan kebetulan hari ini akhir pekan, jadi saya nekat mengganggu..."
"Kalau begitu... Silakan duduk!" Gu Qingyou tetap sopan mengundang.
Su Mo menoleh ke An Yaruo, tersenyum sambil berkata, "Bolehkah kita bicara berdua sebentar?"
An Yaruo dilanda keraguan, lama tak memberi respons.
Wajar saja An Yaruo tidak terlalu menyambut Su Mo, bagaimanapun juga, An Yaruo lebih paham daripada siapa pun betapa banyaknya ulah Su Mo yang merusak hubungan Jiang Jun dan Gu Qingyou sebelumnya.
Su Mo menangkap kegelisahan An Yaruo, suara lembutnya kembali terdengar, "Nona An tak perlu khawatir, kita tak punya permusuhan, tak ada niatan menjerumuskanmu."
An Yaruo memandang Gu Qingyou meminta pendapat, karena selama ini tidak mengenal baik Su Mo. Tak disangka, Gu Qingyou malah mengangguk setuju.
Barulah An Yaruo menjawab, "Mari kita bicara di ruang tamu kecil!"
Su Mo berkata, "Baik."
……
An Yaruo dan Su Mo menuju ruang tamu kecil. Saat berhadapan langsung dengannya, baru ia sadar tubuh Su Mo terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya.
Ia ingat dulu Su Mo memang kurus, tapi itu karena kondisi kesehatannya yang buruk. Kekurusan sekarang lebih terlihat seperti dampak kehidupan yang tak beruntung.
“Aku rasa baik di relung hatimu maupun Qingyou, aku pasti dianggap orang jahat ya?” Su Mo membuka percakapan dengan nada sinis.
An Yaruo tidak menjawab, karena bingung harus merespons bagaimana.
Su Mo tak tersinggung dengan diamnya An Yaruo, tetap tersenyum datar, “Jujur saja, dulu aku termakan bisikan jahat sehingga terus berusaha menghentikan hubungan Jiang Jun dan Qingyou. Tapi meski kalian tak percaya padaku, aku tetap ingin memberitahukan beberapa hal yang kuketahui padamu...”
“Kenapa harus aku? Urusan apa sebenarnya?” Baru kali ini An Yaruo bersuara, wajahnya dipenuhi keraguan.
“Karena ini terkait denganmu,” jawab Su Mo dengan tegas.
“Silakan bicara.”
Dengan ekspresi serius, Su Mo berkata tulus, “Aku ingin kau menyuruh Que Yan waspada pada Huo Yutong.”
An Yaruo membeku seketika, “Waspada pada Huo Yutong?”
“Ya.”
An Yaruo mengerutkan alis, “Bukankah kalian dulu sahabat terbaik?”
Su Mo tertawa getir sambil menggeleng, “Aku juga dulu mengira demikian. Tapi baru-baru ini kusadari, selama ini aku cuma dimanfaatkannya...”
An Yaruo terkejut, “Benarkah?”
Su Mo berkata dengan lembut, "Kau boleh meragukan, tapi yang kubicarakan adalah kebenaran... Agar tidak mengorbankan waktumu, aku tak akan menjelaskan urusan pribadiku dengan Huo Yutong. Aku hanya ingin kau memberi pencerahan pada Que Yan, bahwa Huo Yutong ini licik dan dalam sekali. Hubungannya dengan Que Yan bukanlah cinta, melainkan incaran atas usaha keluarga Que. Untuk ini, Huo Yutong mungkin akan menggunakan segala cara, bahkan berpotensi melukai keluarga dekat Que Yan... Jadi, jika kau ingin Que Yan selamat, sebaiknya ingatkan dia."
An Yaruo merenung sejenak sebelum bersuara, "Apa bukti yang kau miliki atas semua tuduhan ini?"
Su Mo seketika mengeluarkan sejumlah dokumen dari tasnya dan menyerahkannya ke An Yaruo. "Inilah buktinya."
An Yaruo menyapu pandangan pada beberapa lembar kertas A4 itu, lalu bola matanya membelalak. "Ini penilaian nilai pasar semua aset di bawah Grup Que?"
Su Mo mengangguk, "Jika bukan incaran atas usaha keluarga Que, mengapa Huo Yutong melakukan penilaian menyeluruh seperti ini?"
An Yaruo berkata sambil mengerutkan alis, "Mungkin dia hanya ingin tahu berapa kekayaan calon suaminya..."
Su Mo tertawa lembut, "Jika kau yang mencintai Que Yan, apakah kau akan peduli seberapa besar hartanya?"
"Ini..." An Yaruo terperangkap dalam kesunyian.
Su Mo menatap An Yaruo, "Tolong ingatkan Que Yan. Jangan biarkan Huo Yutong menghancurkan keluarga Que."
