Bab 827: Berhasil
An Yaruo datang ke kamar tempat Su Yize berada. Tak disangka, pintu kamar tidak terkunci seolah ia tahu dia akan datang.
Mengingat semua yang baru saja terjadi dengan Que Yan, An Yaruo menutup matanya dengan berat. "Bolehkah aku masuk?" suara paraunya terdengar.
Su Yize berbalik dari jendela kaca di kamarnya, tersenyum memandanginya. "Kau kembali..."
An Yaruo menutup pintu kamar, menunduk perlahan mendekati Su Yize, terbata-bata, "Aku..."
Su Yize melepas jasnya dan menyampirkannya di bahu kurus An Yaruo. "Aku sudah mempersiapkan barang-barang. Malam ini aku akan pergi."
Mendengar itu, An Yaruo refleks mengangkat kepala, memandangi Su Yize dengan keterkejutan. "Kau... mengapa?"
Senyuman tetap menghiasi wajah Su Yize. "Sudah kubilang, dibanding bersamamu, aku lebih ingin melihatmu bahagia."
Kabut air langsung menyelimuti bola mata An Yaruo. "Aku sudah berusaha maksimal... Yize, sungguh! Aku dan dia melewati terlalu banyak. Aku tak bisa melepaskannya..."
"Sudah, jangan lanjutkan..." Su Yize merangkul erat An Yaruo, berbisik menenangkan. "Aku tahu. Tentu aku tahu. Karena itu aku mengizinkanmu menemuinya..."
Tubuh An Yaruo tertegun sejenak. Perlahan ia melepaskan diri dari pelukan Su Yize, memandanginya dengan rasa tak percaya.
Su Yize menahan tatapannya, dengan lembut membelai rambut An Yaruo, suaranya parau berkata, "Kau memang seharusnya bersama orang yang kau cintai, sementara kenangan bersamamu selama beberapa hari ini sudah cukup bagiku."
An Yaruo menggelengkan kepalanya pilu, "Kau pikir dengan pengorbanan dan kemunduranmu, aku dan Que Yan bisa bersatu?"
Su Yize tersenyum tipis, "Bodoh, mengapa tidak mungkin?"
Suara An Yaruo tersekat, "Kecuali kau bisa sembuh, aku tak mungkin bersama Que Yan selamanya." Karena nuraninya takkan mengizinkan...
Su Yize mendesah pelan, "Wanita bodoh, apa kau benar-benar mau menyia-nyiakan waktumu untukku?"
Suara keras kepala An Yaruo berkata, "Aku tak layak lagi menjadi pacarmu, tapi akan kujaga kau sampai akhir hayatku atau akhir hayatmu!"
Su Yize menyipitkan matanya. "Jika kau bersikeras begitu, itu berarti kau menyia-nyiakan waktuku. Masa depan masih panjang, aku tak seperti dirimu yang tak bisa memulai kembali."
Sadar sepenuhnya bahwa kata-kata Su Yize hanya untuk menghibur, air mata An Yaruo semakin deras berlinang. "Mengapa kau begitu baik padaku?"
Su Yize menopang bahu An Yaruo, tersenyum sambil berkata, "Karena kau pantas... Kini ada penjaga yang lebih baik untukmu, tak ada alasan bagiku untuk tidak mengundurkan diri."
Hidung An Yaruo pedih, "Yize..."
Su Yize menggelengkan kepala, dengan lembut mengusap air mata di pipi An Yaruo, barulah menahan senyumannya dan berkata tegas, "Tak perlu khawatir padaku, aku sendiri adalah dokter, aku paham cara merawat diri. Di masa depan, aku juga akan berusaha maksimal menyembuhkan diri sendiri."
An Yaruo berkata dengan pedih, "Bagaimana mungkin aku tak merasa bersalah?"
Su Yize merayu lembut, "Jangan merasa bersalah... Kau hanya perlu ingat, kau harus meraih kebahagiaan yang luar biasa, itulah hiburan terbesar untukku."
"Yize..."
Su Yize tak memberi respons lagi. Tangannya meninggalkan bahu An Yaruo, berbalik menarik koper.
An Yaruo menatapnya kosong, kepedihan mengalir di dadanya, menjerit, "Yize..."
Mata Su Yize sedikit memerah. Hampir sampai di pintu, barulah ia menghentikan langkah, tapi tak menoleh, suaranya berat berkata, "Jika Que Yan berani mengecewakanmu lagi, aku takkan melepaskanmu... Sungguh takkan!"
An Yaruo menutup mulutnya, tak kuasa berkata-kata.
Su Yize pergi tanpa menoleh, meninggalkan kamar.
An Yaruo perlahan lunglai terjatuh ke lantai, tangisnya meledak...
……
Que Yan datang ke kamar setelah melihat Su Yize pergi. Melihat An Yaruo duduk di lantai, ia mengangkatnya, mendudukkannya di pangkuannya, memeluknya erat.
An Yaruo tak bisa berhenti terisak, air matanya membasahi kemeja putih Que Yan.
Que Yan menempelkan dagunya perlahan di dahi An Yaruo, memberikannya perlindungan dan perawatan yang erat. Ia tahu saat ini dia tidak ingin mendengar sedikit pun kata-kata darinya, diam-diam menemani wanita itu melampiaskan emosi.
Entah berapa lama waktu berlalu, tangisannya baru berhenti. Saat ini kedua matanya telah membengkak seperti dua buah kenari.
Hati Que Yan tersayat tak terkira, hanya bisa menghiburnya, "Percayalah padaku, asma Su Yize pasti bisa disembuhkan."
An Yaruo terpaku memandang ke depan, suara parau keluar dari lehernya, "Benarkah dokter ini sangat hebat?"
Que Yan menjawab, "Saat mengetahui Su Yize menderita efek samping setelah menyelamatkanmu, aku sudah menduga kau pasti merasa sangat bersalah. Jadi saat itu aku sudah menghubungi dokter... Mu Ying yang mengetahui hal ini mengatakan di internal Dark Angel ada dokter sangat berbakat, yaitu dokter yang membantu Mu Ying melahirkan di pulau dulu. Namanya Linda, dia tinggal di pulau Guan Yumo di Australia untuk penelitian medis. Orang tuanya dulu adalah dokter paling terkenal di dunia, keduanya pernah menjadi penerima Nobel Kedokteran."
An Yaruo perlahan mengangkat kepala, matanya akhirnya memperoleh kembali fokus, berkilau penuh harap. "Benarkah?"
Que Yan mengeluarkan ponsel, memutar serangkaian nomor telepon. "Mu Ying, ini aku, Que Yan."
Dari sana terdengar suara wanita riang, "Aku tahu... Selamat ya, kudengar Grup An sudah mengalahkan Grup Huo dan menguasai proyek desa kota, keinginanmu segera tercapai!"
Que Yan menunduk melihat An Yaruo yang sedang dipangkunya, berkata, "Sebenarnya keinginanku sudah tercapai."
Mu Ying bersukacita, "Selamat! Sepertinya dewi cantik sudah ada dalam pangkuanmu..."
Sudut bibir Que Yan naik sedikit, kembali ke topik. "Apakah Linda sudah sampai di Kota C?"
"Ya, perintah yang kusampaikan pasti dituruti. Dia sudah menyuruh Linda ke Kota C... Sepertinya sudah sampai."
"Baik, terima kasih."
"Tak perlu berterima kasih. Aku paling senang melihat kekasih akhirnya bersatu..."
"Baik, dah."
"Dah... Rawat baik-baik wanita yang kau peluk itu! Jika tidak, Qingyou dan aku takkan membiarkanmu!"
Que Yan, "......" Kemudian memutuskan sambungan. "Apa kau masih meragukan ucapanku?" tanyanya lembut.
An Yaruo akhirnya mendongak, menghadapi tatapan penuh kasih Que Yan. "Jika Grup An menang atas Huo, apakah orang tuamu takkan lagi menghalangi kita?"
Que Yan menjawab tegas, "Yang keluarga Que inginkan adalah menantu berpengaruh. Kau akan segera memilikinya."
An Yaruo menundukkan kelopak mata khawatir. "Tapi meski begitu, bagaimana nanti aku berinteraksi dengan orang tuamu?"
Que Yan menekan kepala An Yaruo ke dadanya, suara berat. "Aku tak berniat berinteraksi dengan mereka. Kita akan pindah ke tempat tinggal sendiri seperti Jiang Jun dan Qingyou. Di masa depan, tak perlu lagi berurusan dengan mereka."
