Bab 828 Insiden yang Menimpa Su Yize
Subuh, dering ponsel yang bergema mengganggu dua orang yang masih tertidur pulas di ranjang.
An Yaruo mendesah menggoda, ingin mengangkat telepon, namun pinggangnya diremas erat oleh seseorang yang tak mengizinkannya bergerak.
Ia menepuk lengan yang melingkari pinggulnya, suara mengantuknya yang belum sepenuhnya terjaga berkata, "Jangan nakal... Biarkan aku angkat telepon..."
"Seharusnya kau matikan ponselmu." Que Yan tak senang, karena di pagi yang indah ini, ia sama sekali tak ingin diganggu siapa pun.
"Katamu Linda akan menghubungi kita setelah bertemu dokter Su. Aku tak ingin kehilangan jejaknya." Setelah berkata demikian, ia melepaskan tangan Que Yan dan meraih ponsel di meja samping tempat tidur.
Que Yan mencium leher An Yaruo, bibirnya terasa membara.
"Jangan nakal..." An Yaruo menghindar sambil menekan tombol penerimaan. "Halo?"
Suara wanita muda tak dikenal terdengar dari ujung lain, "Halo, apakah ini Nona An?"
"Ya. Kau Linda?"
"Benar. Saya tidak bisa menghubungi ponsel Direktur Que. Apakah beliau ada di sana?"
"Ya." An Yaruo segera menyerahkan ponselnya ke Que Yan.
Baru kemudian Que Yan melepaskan leher harum yang melekat itu, menerima telepon. "Linda!"
"Direktur, Anda menyuruh saya menunggu dokter Su di Rumah Sakit Jiang Group, tapi saya sama sekali tidak melihatnya. Saya sudah mencoba meneleponnya, tapi tidak bisa tersambung." Linda di ujung sana menjelaskan.
Que Yan mengerutkan alis, "Kau yakin nomor ponselnya pun tidak bisa dihubungi?"
"Benar. Saya menggunakan nomor yang Bapak berikan, tapi benar-benar tidak bisa terhubung." Suara Linda penuh kekhawatiran.
Que Yan berkata dengan tenang, "Baik, aku tahu. Aku akan segera menghubunginya, lalu memberi kabar padamu."
"Baik."
Setelah menutup telepon Linda, Que Yan melihat An Yaruo telah bangkit duduk dari ranjang dan sedang berpakaian.
Que Yan seketika meletakkan ponsel di samping, melingkari pinggangnya, lalu ikut berdiri. "Ada apa?"
"Yize sudah pergi semalam. Secara logika seharusnya dia sudah di rumah sakit sekarang, tapi bahkan ponselnya tidak bisa dihubungi... Aku khawatir terjadi sesuatu..." Setelah berkata demikian, An Yaruo turun ranjang dan buru-buru menekan nomor Su Yize.
Melihat ekspresi khawatir An Yaruo, Que Yan menghiburnya, "Jangan panik dulu. Aku akan segera menyuruh orang menyelidiki jejaknya."
Wajah An Yaruo pucat pasi, terpana berkata, "Ponselnya benar-benar tidak bisa dihubungi..."
Que Yan menelepon Xu Ran, memerintahkannya melacak keberadaan Su Yize.
An Yaruo duduk di tepi ranjang, memandangi Que Yan dengan panik, menanti kabar tentang Su Yize.
Que Yan memeluk An Yaruo di pangkuannya, menenangkan, "Jangan cemas, kabarnya akan segera datang..."
Namun hati An Yaruo menggantung di tenggorokan, selalu merasa akan terjadi kesalahan.
Tak lama kemudian, ponsel Que Yan berdering, panggilan dari Xu Ran.
"Bagaimana?" tanya Que Yan.
Suara sopan Xu Ran menjawab, "Dokter Su mengemudi keluar dari Hotel Hantian semalam, tapi mobilnya ditemukan terparkir di pinggir jalan, sementara Dokter Su menghilang..."
"Tidak ada kamera pengawas yang merekam ke mana Dokter Su pergi?"
"Kebetulan sekali, kamera pengawas di area tempat dokter Su memarkir mobilnya rusak. Jadi tidak tahu mengapa dokter Su meninggalkan mobilnya di pinggir jalan, juga tidak tahu di mana dokter Su sekarang... Tapi hamba sudah menyuruh orang untuk terus menyelidiki."
"Aku paham. Kalau ada kabar baru, beritahu aku segera."
"Baik."
An Yaruo mendengar dengan jelas percakapan Que Yan dan Xu Ran. Dia tersadar di pangkuan Que Yan. "Bagaimana mungkin dokter Su tiba-tiba meninggalkan mobil di pinggir jalan? Jangan-jangan asmanya kambuh mendadak lalu dibawa orang ke rumah sakit?"
"Bukan tidak mungkin. Xu Ran sedang menyelidiki, percayalah kabarnya akan segera datang," suara Que Yan lembut.
"Tapi kenapa kebetulan sekali kamera di sana rusak?" Firasat buruk di relung hati An Yaruo semakin menjadi-jadi.
"Aku akan menelepon orangnya Jun untuk ikut menyelidiki, semoga cepat dapat kabar tentang dokter Su." Usai bicara, Que Yan membuka ponselnya.
Tapi ia tak menyangka, saat ponsel terbuka, beberapa SMS langsung muncul di layar.
Beberapa pesan pertama adalah pemberitahuan panggilan tak terjawab, lalu satu pesan suara dari pria itu.
Melihat ekspresi Que Yan tiba-tiba dingin, An Yaruo bertanya, "Ada apa? Siapa yang mengirim SMS?"
Que Yan menjawab dengan suara dingin, "Huo Yutong."
Seketika menekan tombol speaker, memutar otomatis pesan suara dari Huo Yutong——
Que Yan, sepertinya semalam kau bersama An Yaruo terus, sampai-sampai ponselmu mati? Pasti kau dan An Yaruo sedang mesra di ranjang kan?
Kau benar-benar kejam, kau menipuku yang mencintaimu, sampai sekarang aku disalahkan seluruh keluarga Huo...
Tapi kuberitahu, keluarga Huo kami tak mudah dikalahkan, aku juga tak mudah dimanfaatkanmu. Jadi, keinginanmu bersama An Yaruo masih terlalu dini...
Karena Su Yize sekarang di tanganku! Aku tahu kau tak peduli nyawanya, tapi An Yaruo pasti peduli. Lagipula, pria itu sudah berkorban banyak untuknya. Mana mungkin An Yaruo pasrah melihatnya mati?
Jadi tolong sampaikan ke An Yaruo: jika ingin Su Yize hidup, datanglah sendirian tukar nyawanya dengan nyawa Su Yize...
Tentu saja dia boleh tidak datang, tapi orang baik hati seperti dia, bisakah nuraninya tenang seumur hidup?
Ha ha ha...
Mendengar tawa ganjil dan memilukan Huo Yutong, wajah An Yaruo pucat bagai kertas, panik memandang Que Yan. "Bagaimana ini? Rupanya Huo Yutong yang menculik Yize..."
Seluruh tubuh Que Yan memancarkan aura muram, suaranya dingin menusuk: "Dia ini benar-benar tak mau nyawa lagi!"
An Yaruo menggenggam erat lengan Que Yan, memohon: "Telepon Direktur Jiang, minta bantuannya selidiki jejak dokter Su... Pasti bisa! Kalau Direktur Jiang tidak bisa, dia bisa hubungi Guan Yumo, Guan Yumo pasti bisa..."
"Jangan panik dulu, urusan ini akan kuhandle." Que Yan mencium pelipis An Yaruo, lalu menelepon Jiang Jun.
……
"Akhirnya, melalui investigasi orang-orang Guan Yumo, diketahui bahwa Huo Yutong mengurung Su Yize di ruang es Rumah Sakit Jiang Group, sementara Huo Yutong sendiri juga berada di dalam ruang es itu."
"An Yaruo yang mendengar informasi ini langsung ingin segera pergi ke ruang es Rumah Sakit Jiang Group, namun dihentikan oleh Que Yan."
"Kau tak perlu pergi, biarkan aku yang menyelamatkan..." bujuk Que Yan.
"An Yaruo menggelengkan kepala dengan kuat. Aku tahu betapa berbahayanya pergi ke sana sesuai perintah Huo Yutong, tapi jika tidak pergi, Huo Yutong yang sudah kehilangan kemanusiaan itu bisa melakukan apa saja... Apalagi sekarang aku belum tahu apakah Huo Yutong sudah memberi obat asma pada Yize. Kalau belum, kondisi Yize sekarang pasti..."
"Que Yan merangkul bahu An Yaruo, menenangkan tubuhnya yang gemetar. Percayalah, aku pasti akan menyelamatkan Su Yize dengan selamat... Huo Yutong takkan bisa berbuat apa-apa!"
