Bab 831 Penyelesaian
"Tentu saja tidak masalah, lagipula aku dan Dokter Su tidak punya permusuhan, tak perlu memusnahkannya sampai ke akar... Yang kumau hanyalah agar kau dan Que Yan mustahil bersatu!" Usai bicara, Huo Yutong menjentikkan jari, seorang pembunuh lalu membebaskan satu bawahan Xu Ran.
Tentu saja, bawahan Xu Ran ini sebelumnya sudah dilucuti senjatanya, sama sekali tak mampu melawan para pembunuh di sini.
An Yaruo segera berkata, "Tolong segera antar Dokter Su ke rumah sakit, ia sudah hampir tak bertahan..."
Bawahan Xu Ran segera menyambut Su Yize, bersiap keluar dari ruang gelap kecil.
Namun, saat mereka sampai di pintu, dua pembunuh bayaran tiba-tiba menghadang.
An Yaruo tertegun memandang Huo Yutong, "Kau menipuku?"
Huo Yutong tersenyum lembut, "Yaruo, kalau aku melepas Su Yize begitu saja, bagaimana jika kau tetap menolak di dalam ruang gelap? Ketahuilah, dibanding melihat mayatmu, lebih baik Que Yan menyaksikanmu dalam keadaan tercabik-cabik..."
"Kau—!" An Yaruo mengatupkan gigi sampai berbunyi.
Huo Yutong melanjutkan, "Cepatlah. Begitu kudengar teriakanmu diperkosa, akan kulepaskan Su Yize... Jangan khawatir, aku dan Su Yize tak punya permusuhan. Tak ada alasan bagiku menjerumuskan dokter berbakat ini ke neraka."
An Yaruo menutup mata dengan berat hati, "Aku jamin, kau akan masuk neraka."
Huo Yutong tertawa terbahak, "Hentikan permainan kata-kata! Kesabaranku terbatas. Jika kau masih mengulur waktu, mungkin aku takkan sebaik hati ini—lagipula, Dokter Su sepertinya mulai kehabisan tenaga..."
Xu Ran menggoyang-goyangkan kepala, suaranya parau membujuk, "Nona An... Jangan... Dokter Su benar-benar sekutu Nona Huo. Ia tak pantas kau selamatkan..."
An Yaruo perlahan membuka mata, "Xu Ran, Dokter Su dan Huo Yutong pasti bukan satu tim. Percayalah padaku."
"Nona An..."
Xu Ran masih ingin mengatakan sesuatu, namun si pembunuh yang mengarahkan senjata ke arahnya perlahan mulai menarik pelatuk, berkata, "Kalau kau terus bicara omong kosong, aku akan mengambil nyawamu sekarang juga!"
Xu Ran tak bisa lagi membujuk, hanya bisa terus-menerus menggelengkan kepala.
An Yaruo dibawa ke ruang dalam gudang hitam di bawah kendali dua pembunuh. Tak lama, terdengar teriakan penolakan dari dalam.
Mendengar suara yang memuaskan hatinya, Huo Yutong memerintahkan pembebasan Su Yize. Orang-orang Xu Ran segera membawa Su Yize keluar dari gudang hitam.
Xu Ran tak tega melihat An Yaruo dalam bahaya. Mengabaikan nyawanya sendiri, ia merebut pistol yang menekan pelipisnya, namun akhirnya ditembak oleh pembunuh lain.
Tindakan impulsif Xu Ran memicu kekacauan yang sebelumnya terkendali. Peluru beterbangan di TKP, namun anak buah Xu Ran bukanlah tandingan pembunuh profesional. Mereka segera dikuasai, sebagian sudah tewas. Xu Ran sendiri tertembak di kedua kaki, terpincang-pincang bersandar di tembok.
Huo Yutong memandang Xu Ran yang meringit kesakitan, tersenyum sinis, "Tenang, nyawamu akan kujaga. Aku masih butuh kau untuk menceritakan pada Que Yan bagaimana An Yaruo diperkosa..."
Tiba-tiba, sebelum Huo Yutong selesai bicara, sebutir peluru nyaris menyentuh telinganya. Wajahnya pucat seketika.
Xu Ran mengenali pendatang itu, menghela napas lega, "Direktur Que..."
“Ternyata, yang datang adalah Que Yan, tubuhnya memancarkan aura dingin, senjata di tangannya mengarah tepat ke pelipis Huo Yutong.”
Huo Yutong masih terguncang oleh peluru tadi, butuh beberapa detik baru tersadar, bergumam pelan, "Bagaimana mungkin... Bagaimana mungkin kau bisa secepat ini?"
"Di mana Yaru?" Que Yan mendesak Huo Yutong, langsung menekan laras senjata ke tengah pelipisnya.
Sementara para pembunuh bayaran lain di ruang gelap, kini sudah dikendalikan oleh orang-orang yang dibawa Que Yan.
Menatap sorot mata Que Yan yang sanggup membekukan darah, Huo Yutong justru tertawa terbahak. Matanya berbinar-binar memandang Que Yan, "Tidakkah kau dengar teriakan tadi? Cintamu sekarang sedang asyik bercinta dengan mereka..."
Wajah Que Yan berubah drastis dalam sekejap. Tanpa basa-basi, dia menembak bahu Huo Yutong hingga wanita itu terjatuh kesakitan, lalu menendang pintu kamar dalam hingga terbelah, menerobos masuk...
Yang membuat semua orang terkejut, meski An Yaruo yang compang-camping berjongkok di sudut, dua pembunuh bayaran sudah tergeletak di lantai kayu dengan mulut mengeluarkan buih putih. Namun yang lebih mengerikan... pakaian kedua pembunuh itu juga dalam keadaan tidak rapi.
Melihat adegan ini, Que Yan segera melepas mantel jasnya menyelimuti tubuh Yaru, lalu mengangkatnya dalam dekapan.
An Yaruo yang sangat terkejut, saat ini berada dalam kondisi bengong, hingga diangkat oleh Que Yan barulah seolah tersentak, bertanya dengan kaku, "Benarkah ini kau? Que Yan..."
"Jangan bicara, aku akan mengantarmu ke rumah sakit." Suara Que Yan terdengar parau.
Memastikan suara yang didengarnya saat ini nyata, An Yaruo langsung menangis tersedu-sedu.
……
Di koridor sunyi rumah sakit, suasana terasa muram.
Dokter sedang memeriksa An Yaruo di kamar pasien, sementara ekspresi semua orang di sana tampak khawatir.
Gu Qingyou terisak pelan, "Mengapa kau terlambat datang, Que Yan?"
Que Yan tak menjawab, bola mata amber-nya tenggelam dalam kepiluan tak berujung.
Jiang Jun merangkul Gu Qingyou erat, menghiburnya. "Jangan overthink, Yaru pasti takkan kenapa-napa..."
Gu Qingyou masih tak bisa berhenti menangis, membentak marah, "Huo Yutong ini... Dia harus mendapat balasan setimpal, jangan sampai bisa keluar lagi menyakiti orang!"
Jiang Jun berkata, "Dia sudah diamankan polisi. Menurutku bukan cuma sementara, mungkin selamanya pun tak akan bebas lagi."
Gu Qingyou menyembunyikan wajah di dada Jiang Jun, teringat kemungkinan nasib yang dialami An Yaruo, tangisnya pecah tak terbendung.
Saat itu, dokter keluar dari kamar pasien.
Que Yan tak menunggu pengumuman hasil, langsung memasuki kamar tersebut.
Gu Qingyou buru-buru bertanya, "Dokter, bagaimana kondisi Yaru?"
Dokter menjawab jujur, "Maaf, karena Nona An tidak kerja sama, aku tidak bisa memeriksa Nona An... Tapi ada banyak luka di tubuh dan kaki Nona An."
Mendengar itu, Gu Qingyou dan Bibi Shu sama-sama terisak.
Jiang Jun memeluk Gu Qingyou, mendesah pelan.
……
Saat Que Yan masuk ke kamar pasien, dia hanya melihat An Yaruo menggulung di sudut ranjang, seluruh tubuhnya gemetar.
Que Yan duduk di tepi ranjang, memandangi wajah pucat An Yaruo, berbisik menghibur, "Tidak apa, semuanya sudah berlalu..."
An Yaruo melihat yang datang adalah Que Yan, gemetar di tubuhnya perlahan berkurang, bersuara, "Mengapa memanggil dokter untuk memeriksaku? Sudah kukatakan, aku tidak diserang..."
Que Yan mengulurkan tangan mengangkat An Yaruo ke pangkuannya, mencium pipinya yang basah air mata. "Memeriksamu hanya karena khawatir ada luka di tubuhmu, tidak ada maksud lain..."
Mendengar itu, An Yaruo baru mempercayai dan bersandar di dada Que Yan, memeluknya erat. "Aku baik-baik saja, kau harus percaya aku benar-benar baik-baik... Saat tak sadarkan diri, dokter Su diam-diam menyelipkan jarum suntik padaku, aku tahu maksudnya jarum ini bisa menghadapi kedua pria itu. Jadi saat mereka ingin menyiksaku, aku menyuntikkan jarum itu dua kali ke tubuh mereka. Tak lama mereka mulut berbuih dan jatuh ke lantai kayu..."
