Bab 921 Perceraian Resmi

　　　　Bab 921 Perceraian Resmi 　　　　Ia menutup matanya sebentar dengan berat. “Sudah selesai kau bicara?” 　　　　Shan Yan menyeringai dingin, “Jangan pura-pura jadi korban, apakah aku salah paham atau tidak, relung hatimu sendiri yang tahu!” 　　　　Hatinya seolah ditusuk tajam, rasa sakit menusuk menyebar. 　　　　Qingyou yang mendengar perkataan Shan Yan padanya akhirnya tak tahan merebut ponsel, geram berkata, “Kak, jangan salahkan Su Mo... Yang punya ide meneleponmu ini aku, tak ada hubungannya dengan kakak ipar, sumpah!” 　　　　Menghadapi Qingyou, nada suara Shan Yan sedikit melunak. “Kau hanya diam-diam dimanfaatkan tanpa sadar!” 　　　　“Kak, apa kau benar-benar menganggap aku ini bodoh?” Qingyou membalas bertanya. 　　　　“Kau tak bodoh, tapi soal strategi, kau tak bisa menandinginya!” Begitu Shan Yan berkata. 　　　　“Kau mencintai kakak ipar sepuluh tahun, sampai kapan lagi kau tak mau mengerti siapa dia sebenarnya?” Qingyou kesal. 　　　　“Justru karena sudah kebandelan selama sepuluh tahun, sekarang baru tak mau lagi terus-terusan bodoh!” Suara datar Shan Yan. 　　　　“Kak...” 　　　　Qingyou masih ingin berbicara, tapi dipotong Shan Yan. “Kau terlalu berbaik hati, di kemudian hari harus lebih hati-hati, jangan sampai dimanfaatkan orang licik. Lagipula, 'Mengenal wajah tapi tak tahu isi hati'!” 　　　　Dia mendengar Shan Yan berkata demikian pada Qingyou, air mata tak terkendali pun menetes. Tanpa menunggu Shan Yan dan Qingyou menyelesaikan panggilan, dengan susah payah menutup mulutnya, dia menerobos keluar dari koridor rumah sakit. 　　　　Qingyou melihat kepergiannya, berkata dengan amarah, "Kak, kau benar-benar dicuci otaknya oleh Ji Sixi, bahkan tak bisa membedakan orang baik dan orang jahat..." 　　　　Setelah berkata demikian, Qingyou berlari mengejarnya. 　　　　Dia tertangkap oleh Qingyou di pintu rumah sakit. Dia tak ingin terlihat rentan di hadapan orang lain, tapi saat ini benar-benar tak bisa mengendalikan air mata sakit hati. 　　　　Dia bukan meminta perasaan Shan Yan, tapi ejekan dan sikap merendahkan dalam kata-katanya sungguh menyakiti hati... 　　　　Meski di mata Shan Yan dia sudah begitu hina, tapi setahun terakhir mereka berbagi ranjang, menyebut diri suami-istri. Meski tanpa cinta, masih ada ikatan keluarga... 　　　　Mengapa dia bisa sekejam ini? 　　　　Melihatnya menangis begitu hebat, Qingyou memeluknya sambil terus meminta maaf, "Maaf, kakak ipar... Aku seharusnya tidak memberi ide ini, membuatmu dikira buruk oleh kakakku..." 　　　　Air matanya jatuh diam-diam, suaranya tenang berkata, "Bahkan jika malam ini kau tidak membantuku, di mata kakakmu aku sudah lama seperti ini..." 　　　　"Bagaimana mungkin?" Qingyou tak memahami. "Kakakku seharusnya sangat paham bahwa semua yang kau lakukan dulu dipengaruhi oleh Gu Suci Huo Yutong..." 　　　　"Dia mengangkat tangannya, menyapu air mata yang memenuhi wajahnya." "Aku tidak tahu, tapi aku sangat paham, di relung hatinya aku bukan lagi Su Mo yang dulu. Sekarang, baginya aku hanyalah wanita bobrok tak tahu malu... Alasan satu tahun lebih kita hidup saling menghormati seperti tamu hanyalah karena dia tak mau ada yang terjadi pada janin di perutku." 　　　　"Bagaimana mungkin kakakku seperti ini?" Qingyou berbisik dengan getir. 　　　　"Dia menarik napas dalam-dalam, menahan rasa sakit di dada, baru kemudian menatap wajah sedih Qingyou." "Sudahlah, aku baik-baik saja... Ayo pergi, aku masih harus pulang merawat Xiao Bei!" 　　　　"Kakak ipar, kakakku tidak datang ke rumah sakit karena dia tahu kita menipunya. Tapi seandainya dia tidak tahu..." 　　　　"Dia tak tahan memotong ucapan Qingyou," "Apakah sampai sekarang kau masih mengira kakakmu masih mencintaiku?" 　　　　"Ini..." Qingyou tercekat sejenak. 　　　　"Dia membalas bertanya," "Qingyou, kalau dia benar masih mencintaiku, menurutmu dia akan mengucapkan kata-kata kejam seperti itu?" 　　　　"Mungkin hanya ada kesalahpahaman..." Qingyou berkata demikian. 　　　　"Dia tertawa menyedihkan, suara parau kemudian bersuara," "Tak ada kesalahpahaman antara kami... Kalau bukan karena Xiao Xi, dia takkan mau berurusan lagi denganku. Dari dulu dia sudah muak melihatku..." 　　　　"Kakak ipar..." 　　　　"Dia menundukkan kepala, memandang bayangan cahaya jalan di lantai kayu." "Sudahlah Qingyou... Antara kami sudah berakhir, semuanya benar-benar berakhir!" 　　　　“Maaf, Kakak ipar… Aku tak kusangka Kakak bersikap seperti ini padamu, aku…” Qingyou terperangkap dalam rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam. 　　　　Dia menggelengkan kepala, merangkul bahu Qingyou. “Kau sebaiknya kembali ke Lanxi sekarang… Janji padaku, di hari-hari ketika aku tiada nanti, rawatlah Ibu dengan baik… Beliau selalu repot memikirkan urusanku dengan Shan Yan, jadi orang yang paling kukecewakan adalah beliau…” 　　　　Air mata membasahi mata Qingyou, suaranya tersekat, “Tenang saja, aku akan merawat Ibu dengan baik…” 　　　　…… 　　　　Malam itu, Xiao Bei tertidur lelap di boks bayi, sementara dia duduk di sofa, tak sempat menutup mata sepanjang malam. 　　　　Sepanjang malam dia mengingat kenangan demi kenangan bersama Shan Yan sejak pertama kali berkenalan hingga hari ini… 　　　　Yang paling sering diingatnya adalah beberapa hari mereka bersama di Madrid… 　　　　Itu adalah masa paling bahagia setelah berpisah dengan Jiang Jun, juga pertama kali sejak perpisahan itu dia merasakan bahwa hidup masih memiliki makna, bukan sekadar berlanjut demi anak… 　　　　Mereka bercengkerama di hotel, berjalan-jalan di mal Madrid, makan malam di restoran romantis, di dapur dia secara pribadi memasak untuknya… 　　　　Semua ini jelas seolah-olah baru terjadi kemarin, tapi sekarang… ini semua telah menjadi ingatan yang menyakitkan. 　　　　Karena, rupanya semua ini bukanlah kenyataan, perhatiannya padaku hanyalah ilusi belaka… 　　　　Kini setelah anak sembuh total, barulah dia berani menunjukkan wajah aslinya. 　　　　Aku terlalu polos… 　　　　Sempat mengira ia masih menunggunya di tempat semula, tapi sebenarnya dia sudah lama ditakdirkan untuk dikalahkan habis-habisan... 　　　　Beruntungnya, dia masih punya Xiao Xi, masih ada Xiao Bei... 　　　　Menjalani masa depan sendirian, setidaknya dia tak akan kesepian. 　　　　Saat kesadaran kembali ke realitas, fajar telah menyingsing... 　　　　Setelah selesai mandi, dia menggendong Xiao Bei turun tangga, menemani ibu mertua, Tante Qu dan Xiao Xi sarapan seperti biasa. 　　　　Xiao Xi yang masih tak tahu apa-apa bertanya kapan bisa diajak Shan Yan bermain ke taman hiburan... 　　　　Dia bingung menjawab, untung Tante Qu mencari alasan untuk mengalihkan perhatian Xiao Xi. 　　　　Tak lama kemudian pelayan datang ke restoran, memberitahukan bahwa pengacara sudah tiba. 　　　　Baru saat itu dia tahu, Shan Yan tidak pulang, tapi sudah menandatangani surat cerai... 　　　　Jadi, dia hanya perlu menandatangani surat perceraian yang dibawa pengacara, maka pernikahan mereka pun batal... 　　　　Sebenarnya dia sudah mempersiapkan beberapa kalimat untuknya, terutama permintaan maaf atas luka dan kesalahpahaman selama sepuluh tahun itu... 　　　　Sayangnya ia tidak datang. 　　　　Meski begitu, tanpa keraguan sedikitpun di ruang kerja, di hadapan ibu mertua dan Tante Qu, dia menorehkan namanya di dokumen yang sudah ditandatangani Shan Yan. 　　　　Dia mengira dirinya cukup kuat, namun saat pengacara menyimpan surat cerai itu, matanya tak terkendali berkaca-kaca. Hal ini membuat ibu mertua terus meminta maaf, "Shan Yan yang bersalah padamu. Kau sudah memberinya dua anak, tapi dia tak bisa memberimu sebuah rumah..."