Bab 926 Takdir yang Ditentukan
Dia sangat kebingungan.”Benar...kah?”
Tante Qu juga menambahkan saat ini,”Benar, Su Mo... Shan Yan memang tidak pernah membawa Ji Sixi pulang.”
Mengapa bisa seperti ini?
Mengingat informasi yang didapat Tan Yan, dia tak mampu memecahkan misteri ini.
Apakah hubungan Shan Yan dan Ji Sixi sedang bermasalah?
Tapi kalau memang bermasalah, tidak mungkin sampai terpisah jarak, lagipula mereka sudah punya anak...
Saat pikirannya masih melayang, ibu mertua menarik tangannya.”Su Mo, pulanglah tinggal beberapa hari. Ibu benar-benar merindukanmu dan kedua cucu...”
“Ibu, aku tahu Ibu tulus ingin kami pulang, tapi aku tidak mau... Sungguh.”Ucapnya dengan penyesalan.
“Mengapa?” Ibu mertua memandangnya dengan kebingungan.
“Karena aku tidak ingin bertemu Shan Yan.” Jawabnya langsung.
Ibu mertua terdiam sejenak, lalu berkata, “Tapi Shan Yan akhir-akhir ini jarang pulang...”
“Bisa saja dia tiba-tiba kembali akhir-akhir ini.” Katanya dengan tenang.
Tatapan ibu mertua semakin suram, lama kemudian baru bersuara, “Baiklah, aku juga tahu kalau sampai benar-benar bertemu Shan Yan, mungkin dia akan menyakiti kamu lagi...”
Dia menggelengkan kepala, jujur mengaku, “Aku tidak takut dengan omongannya. Aku hanya ingin sama sekali terpisah darinya, tidak lagi mempengaruhi kehidupannya.”
Mendengar ini, ibu mertua dan Tante Qu serentak mendesah panjang.
Saat itu Bibi Shu datang membawa teh yang baru diseduh. “Silakan dinikmati.”
Ibu mertua dan Tante Qu mengangguk sopan, topik ini pun berakhir.
Saat menemani mereka mengobrol, ibu mertua menyadari pilek parahnya dan bertanya penuh perhatian, “Cuaca begini kok sampai sakit?”
Dia hendak menjawab, namun terpotong oleh bersin.
Bibi Shu buru-buru mengambilkan tisu sambil menjelaskan, “Ini salahku. Sebelumnya tidak memberitahu Yifeng kalau Su Mo tinggal di sini, sampai semalam Yifeng tiba-tiba pulang dan melihat Su Mo di kamar mandi...”
“Kamar mandi?” Ibu mertua terbelalak kaget.
Bibi Shu buru-buru menjelaskan, "Su Mo sedang mengisi air di kamar mandi untuk mandi, Yifeng kebetulan masuk, Su Mo mengira itu orang jahat, lalu menyemprotkannya dengan shower, hasilnya pakaian mereka berdua basah kuyup..."
Mendengar itu, ibu mertua baru menghela napas lega, tapi mulai terlihat penuh arti.
Ia menduga ibu mertua pasti merasa keberadaannya di sini merepotkan, lalu menghiburnya, "Ibu, aku sama sekali tidak merasa tidak nyaman di sini, lagipula siang hari aku selalu bekerja di perusahaan..."
Bibi Shu juga menyambung di saat ini, "Benar, Xinmei... Tenang saja, Yifeng tidak akan tinggal lebih dari dua minggu di sini. Suruh Su Mo pindah kembali tinggal bersamamu beberapa hari, itu kan merepotkan, pindah-pindahan terus..."
Tante Qu yang menerima tatapan minta tolongnya, ikut membantu meyakinkan, "Xinmei, hormatilah keputusan Su Mo sendiri. Seperti kata Su Mo, kalau kau rindu dua anak ini, bisa menjemput mereka untuk tinggal beberapa hari..."
"Jangan, biarlah dua anak ini menemani Su Mo. Bagaimanapun Su Mo jarang bertemu anak-anak di siang hari karena kerja, malam hari ada mereka yang menemani, dia juga tidak akan merasa kesepian..." akhirnya ibu mertua berkompromi.
Ia dan Tante Qu saling berpandangan lalu tersenyum.
Saat itu Xiao Xi yang baru bangun tidur berlarian turun dari lantai dua, berseru girang, "Nenek——"
"Ya."
Mendengar suara cucunya, ibu mertua bahagia sekali, membuka tangan untuk menyambut. "Rindu Nenek tidak?"
"Rindu."
Xiao Xi menceburkan diri ke dalam pangkuan ibu mertua, memeluknya erat-erat, kerinduannya begitu jelas terlihat.
Dia melihat di balik sorotan mata, merasa sangat puas.
Bibi Shu berkata, "Pantas saja sebelumnya Xinmei sama sekali tidak mau menyetujui perceraianmu dengan Shan Yan... Ya, rumah tangga yang awalnya harmonis, sekarang tiba-tiba lenyap..."
Tak bisa menahan diri, hatinya dipenuhi rasa getir. "Aku paling mengecewakan ibu dalam perceraianku dengan Shan Yan..."
Bibi Shu menopang bahunya untuk menghibur, berkata, "Pergilah, turunkan Xiao Bei untuk diperlihatkan pada ibu mertuamu, dia seharusnya sudah bangun. Aku menyuruh Xiao Ye menjaganya..."
"Baik."
……
Di bawah undangan Bibi Shu, ibu mertua dan Tante Qu dengan enggan menikmati makan malam di Rumah Bi, baru pergi setelah melihat Xiao Xi dan Xiao Bei tertidur.
Saat berdiri di pintu mengantar kepergian mereka, rasa pedihnya tak terkira, karena dia benar-benar merindukan hari-hari tinggal di Kediaman Gu, kehangatan yang tak pernah dirasakannya seumur hidup.
"Masuklah, kamu sudah flu, berdiri di sini terus bisa masuk angin." Bibi Shu tiba-tiba muncul di sampingnya, berkata penuh perhatian.
Dia mengangguk, tapi tatapannya masih mengikuti arah mobil ibu mertua dan Tante Qu yang menjauh.
Bibi Shu menambahkan, "Terlihat jelas Xinmei sangat baik padamu, pantas saja kau begitu berat melepasnya..."
Tatapannya sedikit bengong. "Aku hanya seorang anak haram. Ayah menyimpanku hanya karena dia tak punya anak, tapi tak pernah benar-benar menyayangiku. Jadi baru setelah tinggal di Kediaman Keluarga Gu, dengan kasih sayang dari ibu mertua dan Tante Qu, aku akhirnya merasakan apa itu kehangatan keluarga..."
"Selain kehangatan keluarga, di sana juga ada orang yang kau cintai, kan?" tiba-tiba Bibi Shu berkata begitu.
Tatapannya membeku sesaat. "Tak pernah kubayangkan bisa melepaskan Jiang Jun, apalagi jatuh cinta lagi pada seseorang dengan mudah seperti ini..."
Bibi Shu tersenyum, "Ini membuktikan kau dan Shan Yan memang ditakdirkan berjodoh!"
Dia menatap Bibi Shu dengan terpana. "Benarkah? Bibi, menurutmu begitu?"
"Ya. Coba pikir... Alasan kau dan Jiang Jun tak bisa bersama karena dia akan bertemu Qingyou nanti. Sedangkan alasanmu tak bisa bersamanya adalah karena kau ditakdirkan terlibat pertarungan seumur hidup dengan Shan Yan," ujar Bibi Shu perlahan.
Senyum getir menguar di bibirnya. "Tapi hubungan kami tetap putus... Jadi tak ada yang namanya takdir yang telah ditetapkan."
Bibi Shu mengerutkan alis, "Tapi tadi kudengar dari Xinmei, setelah Shan Yan bercerai denganmu, dia tak pernah membawa Ji Si Xi kembali ke Kediaman Gu... Tidakkah ini mencurigakan?"
Dia mengangkat pandangan kesepiannya, "Mungkin Ji Si Xi belum siap menghadapi ibu mertuanya di masa depan..."
“Bibi Shu menggelengkan kepala, “Aku dengar Qingyou bilang, Ji Sixi beberapa kali mencarimu, memintamu menyerahkan Shan Yan… Kau bilang wanita yang bertindak cepat dan berani seperti ini, apakah dia takut menemui ibu mertua? Bahkan mungkin dia meminta Shan Yan mengajaknya pulang!”
Sebenarnya di relung hati, dia juga tahu ini mungkin bukan karena alasan Ji Sixi. Makanya, dia sangat terkejut Shan Yan tidak membawa Ji Sixi pulang.
“Tentu saja mungkin hubungan mereka sedang bermasalah belakangan ini. Jika benar ada masalah, artinya ikatan Shan Yan dan Ji Sixi tidak erat…” Bibi Shu melanjutkan.
Dia mulai terpaku dalam kesunyian.
Bibi Shu tersenyum, akhirnya berkata, “Ah, segalanya sudah ditakdirkan… Jadi, belum tentu Shan Yan dan Ji Sixi bisa menghabiskan sisa hidup, seperti Jiang Jun dan Qingyou yang berputar-putar bertahun-tahun, akhirnya bersatu juga…”
Dia menarik napas dalam, “Aku bukan masih berharap pada Shan Yan. Aku hanya takut dia tidak bahagia. Aku benar-benar berharap dia dan Ji Sixi bisa hidup bahagia…”
