Bab 964 Desas-desus
Dalam hatinya, Shan Yan pasti tak menyangka dia akan menggelar konferensi pers untuk mengumumkan hubungan mereka di hadapan dunia. Tapi yang paling marah pastilah Ji Sixi.
Berita tentang Shan Yan dua hari terakhir selalu terkait Ji Sixi, kini tiba-tiba direbut headline olehnya. Pasti kebencian Ji Sixi di relung hati bertambah beberapa level.
Tapi apa artinya itu?
Ji Sixi sudah mendapatkan Shan Yan, Ji Sixi sudah menang...
Yang dia inginkan hanya hak asuh dua anaknya...
"Sudah kau lakukan, jangan dipikirkan lagi... Aku yakin, kakakku sibuk, Xiao Bei masih kecil, hakim pasti akan memutuskan hak asuh untukmu."
Terkejut mendengar suara Qingyou, dia berbalik dari jendela kaca. Baru sadar Qingyou sudah berdiri di sampingnya entah sejak kapan.
Senyum tipis mengembang di wajahnya. "Terima kasih, meski aku berseberangan dengan kakakmu, kau tetap di pihakku."
Qingyou berbisik lembut, "Karena aku ingin Xiao Xi dan Xiao Bei ikutmu... Jika ikut kakakku, aku khawatir Ji Sixi kelak tak akan baik pada mereka. Kau tahu, manusia selalu punya egoisme."
“Aku tidak pernah khawatir Ji Sixi akan melakukan apa-apa pada kedua anak, karena aku tahu Shan Yan takkan mengizinkannya. Aku hanya tidak ingin dipisahkan dari mereka. Jika aku mendapatkan hak asuh, aku juga takkan menghalangi Shan Yan bertemu mereka.” Dia melaporkan sejujurnya.
Qingyou ragu sejenak di relung hati, baru kemudian berkata, “Ibu mertua baru saja bilang padaku, Nyonya Direktur Tan menelepon mengeluh bahwa Tan Yan terus membantumu. Dia khawatir ini akan membuat Tan Yan dan Shan Yan saling bermusuhan!”
Dia membeku sejenak, baru menyadari bahwa dirinya tak pernah memikirkan hal ini.
Benar, mungkin Shan Yan akan menyerang Tan Yan. Tan Yan yang selalu jujur, dalam hal kelicikan strategi, jelas bukan tandingan Shan Yan.
“Sepertinya aku seharusnya tidak meminta bantuan Tan Yan!” Setelah merenung, dia berkata demikian.
Qingyou berkata tulus, “Bahkan tanpa bantuan Tan Yan pun tak masalah. Aku akan membantumu diam-diam.”
Dia terkejut. “Benarkah? Qingyou, kau akan membantuku?” Dia mengira Qingyou pasti memihak Shan Yan yang adalah kakaknya.
“Aku juga kecewa pada kakakku. Aku tak paham kenapa dia bisa bersama Ji Sixi yang sudah punya suami. Yang paling tak kumengerti, bagaimana bisa dia begitu mudah beralih hati...” Qingyou menghela napas pasrah.
Saat memutuskan menggugat Shan Yan, hatinya sudah tenang. Dengan ketenangan dia berkata, “Dalam urusan perasaan tak ada benar-salah. Hanya bisa dikatakan bahwa sejak awal tak ada jodoh antara kami.”
Qingyou tiba-tiba memandangnya dalam-dalam."Kakak ipar, sebenarnya Tan Yan begitu tulus membantumu, pernahkah kau berpikir bahwa Tan Yan dia..."
Dari tatapan Qingyou, dia sudah memahami maksud yang ingin disampaikan, terkejut,"Kukira kau sangat paham hubunganku dengan Tan Yan, karena pernah kukatakan padamu bahwa kami adalah teman sekelas SD, yang ada di antara kami hanyalah persahabatan."
Qingyou segera mengangguk,"Sebenarnya aku juga percaya pada perasaan Tan Yan terhadap Qianqian, tapi Tan Yan padamu... Dia benar-benar terlalu perhatian!"
Dia membeku.
Qingyou menarik napas dalam-dalam, melanjutkan,"Lihat, hampir semua urusanmu, Tan Yan pasti akan membantumu... Meski Qianqian sangat percaya pada Tan Yan dan saat ini belum ada kesalahpahaman, tapi jika Tan Yan terus-menerus membantumu dan merawatmu seperti ini, terancamlah gosip tentang Perusahaan Tan akan sampai di telinga Qianqian."
"Dengan kau berkata begitu, memang aku agak kehilangan batasan... Aku akan lebih berhati-hati ke depannya." Katanya dengan serius.
"Jika Tan Yan membantumu tanpa bisa dikendalikan, kau berhati-hati pun tak berguna." Qingyou berkata demikian.
Dia bertanya penuh keraguan,"Qingyou, sebenarnya apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?"
Qingyou batuk kecil, baru kemudian berkata,"Sebenarnya aku ingin bertanya, apakah perasaan Tan Yan padamu masih tetap ada?"
Kalimat Qingyou membuat tubuhnya mengguncang hebat."Takkan sama sekali, aku bersumpah antara aku dan Tan Yan sama sekali tak ada perasaan cinta pria dan wanita!"
"Aku percaya padamu, tapi jujur saja, aku tak terlalu percaya pada Tan Yan... Karena perhatian Tan Yan padamu, benar-benar melampaui batas perhatian antar sahabat." Qingyou mengerutkan kening berkata.
"Dia seketika tidak tahu bagaimana harus menjawab."
Qingyou melanjutkan, "Kakak ipar, sebenarnya menurutku kau bisa menanyakan semuanya pada Tan Yan... Jika dia benar-benar masih punya perasaan padamu, demi Qianqian, kau harus mempertimbangkan untuk menjaga jarak dengan Tan Yan. Lagipula, keluarga Qin sudah mulai punya sedikit komentar tentangmu."
"Tapi aku yakin perhatian Tan Yan padaku hanya sebagai sahabat. Orang yang dicintainya dalam hati tetaplah Qianqian..." Dia berusaha menjelaskan.
Qingyou menggelengkan kepala, "Hal seperti ini mungkin tidak kau sadari sendiri, tapi orang luar sering kali bisa melihat dengan jelas. Jadi, tanyakan langsung pada Tan Yan... Aku juga berharap ini hanya kesalahpahaman kita semua."
Jika bahkan Qingyou sudah mengingatkannya, tampaknya rumor tentang dirinya dan Tan Yan sudah banyak beredar. Sepertinya keluarga Qin juga sudah salah paham.
"Baik, aku akan bicara dengan Tan Yan... Terima kasih, Qingyou."
"Tidak apa, aku hanya tidak ingin orang lain menyalahpahamimu."
"Ya."
……
Setelah Qingyou pergi, dia merenung sejenak, lalu akhirnya mengirim pesan ke Tan Yan untuk bertemu di lapangan golf Gunung Boming yang akan dibuka.
Tan Yan menyetujui dan mengatakan akan segera datang.
Setelah makan malam, dia pergi ke lapangan golf bersama ibu dan Bibi Shu sambil berjalan-jalan.
Tan Yan datang tepat waktu, tapi terlihat bingung melihat ada orang lain di sekitarnya.
Dia meminta pelayan Rumah Bi menemani Bibi Shu dan ibunya berjalan-jalan, lalu berdua dengan Tan Yan menyusuri lapangan golf yang luas bagai tak berujung ini.
Lapangan golf di malam hari, menggunakan cahaya untuk menciptakan adegan romantis yang sangat indah.
Dia yang pertama bersuara, "Tahukah kau? Terakhir kali aku ke sini, saat aku masih mencintai Jiang Jun. Waktu itu aku bersembunyi dalam kegelapan, menyaksikan Jiang Jun dan Qingyou berpegangan tangan dan merangkul di lapangan golf ini... Hatiku benar-benar hancur seperti pecahan kaca."
"Kenapa tiba-tiba mengingat hal tidak menyenangkan itu?" Tan Yan bertanya dengan ragu.
Dengan suara lembut dia berkata, "Aku hanya teringat perasaan dulu. Sekaligus ingin mengatakan padamu, menurutku setiap orang di dunia ini ditakdirkan memiliki tempat kembalinya perasaan. Seperti Qingyou, aku dan Jiang Jun dulu begitu saling mencintai, tapi Tuhan tetap mempertemukan dia dengan Jiang Jun. Ini membuktikan bahwa aku memang hanya orang yang lewat dalam hidup Jiang Jun, sedangkan Qingyou adalah jodohnya..."
"Aku masih belum pahami maksudmu?" Tan Yan menyadari makna tersembunyi dalam ucapannya, sedikit mengerutkan alis.
Baru kemudian dia menghentikan langkah, menatap Tan Yan sambil berkata serius, "Yang ingin kukatakan, perjalananmu dan Qianqian sampai bisa bersatu sangatlah tidak mudah. Kuharap kau bisa menghargainya."
Alis Tan Yan semakin berkerut. "Kau mengajakku keluar hanya untuk menyuruhku menghargai Qianqian?"
"Kau pasti tahu seluruh anggota perusahaan sedang membicarakan hubungan kita, jadi seharusnya kau juga bisa menebak bahwa orang-orang sekitar sekarang sedang salah paham tentang hubungan kita." Suaranya berat.
