Bab 973 Kebenaran Tersembunyi (2)
“Pantas saja saat dia dan Tan Yan bertemu kembali di jalan hari itu, Tan Yan sempat membeku sejenak, baru kemudian mengingatnya...”
“Sekarang dipikir-pikir, 'Tan Yan' sebenarnya sudah menunjukkan banyak kejanggalan, hanya saja dia tak pernah benar-benar mempertimbangkan masalah-masalah ini dengan serius...”
“Jadi, Ji Sixi juga kau yang mengatur agar dekat dengan Shan Yan, ya?” Suaranya dingin menuntut jawaban sambil menahan napas.
“Aku tak menyangkal telah menempatkan Ji Sixi di dekat Shan Yan. Tapi fakta bahwa Shan Yan tak bisa menahan godaannya, itu memang benar.” Lu Jingzhi berkata demikian.
Dia pilu menggelengkan kepala, “Hanya demi sebuah harapan masa kecil, kau merencanakan semua ini dengan begitu matang?”
“Harapan?” Lu Jingzhi mendengus sinis. “Kau pikir bagiku kau hanya sekadar harapan?”
“Kita... kita hanya teman sekelas...” bisiknya putus asa.
Nada Lu Jingzhi mengeras, “Su Mo, sejak hari pertama aku masuk kelas dan melihatmu, aku langsung menyukaimu. Ketika kita jadi meja sebangku, hidup berdampingan setiap hari, rasa kagumku padamu—gadis baik hati dan cantik ini—semakin menjadi... Saat itulah aku bersumpah, di masa depan pasti akan menjadikanmu istriku... Jadi bagiku, kau bukan sekadar harapan, melainkan cinta yang sangat mendalam.”
Napasnya tersekat di tenggorokan.
Lu Jingzhi melanjutkan, "Kala itu kau mengikuti ayahmu kembali ke Kota H, sementara aku terpaksa pergi ke Jerman bersama orang tua angkatku. Ini membuat kita terpisah... Tapi kau tak tahu, selama di Jerman tak pernah berhenti aku ingin mencarimu. Saat itu aku tak punya modal, tak bisa menyelidiki kabarmu. Jadi aku harus berusaha keras, mengerahkan segala cara untuk cari untung... Namun ketika akhirnya aku punya kemampuan untuk mencarimu, yang kudapat malah kabar kematianmu. Kau tak akan pernah tahu kepedihan seperti apa yang kurasakan saat itu..."
Dia menutup matanya dengan berat. "Hingga saat aku dan Tan Yan tak sengaja bertemu di Kota C, barulah kau tahu dari Tan Yan bahwa aku masih hidup, ya?"
"Aku tak pernah meragukan kematianmu. Karena pacarmu waktu itu, Jiang Jun, sedang membalas dendam secara histeris pada ayahmu. Jadi aku yakin kau sudah meninggal dan tak kembali ke Tiongkok... Sampai Tan Yan tak sengaja menyebutkan pertemuannya denganmu, barulah aku tahu ternyata kau masih bernapas..."
"Jadi sejak saat itulah kau mulai menjalankan rencanamu?" tanyanya lagi.
Lu Jingzhi menjawab dengan suara berat, "Ketika aku tahu kau masih hidup, nyawaku seolah kembali bersinar... Aku terburu-buru datang ke Kota C mencari kau, tapi tak kusangka, di sisimu ada seorang anak... Saat itulah aku baru tahu, rupanya yang memiliki hubungan lebih dalam denganmu bukanlah Jiang Jun, bukan juga aku, melainkan Shan Yan... Kala itu kudengar kau dan Shan Yan bersiap menikah, kukira kalian saling mencintai, meski perasaanku padamu tak pernah berubah, tak ingin merusak kebahagiaanmu, akhirnya kupilih kembali ke Jerman. Tapi tak kusangka, kau dan Shan Yan ternyata tak jadi menikah, dan kabar ini kuterima setelah kalian berpisah sekitar satu tahun lebih... Selama setahun itu, tak ada yang tahu, demi bisa melepasmu, aku terus menutup diri... Kalau bukan karena Tan Yan yang khawatir, khususnya terbang dari Tiongkok menjengukku, mungkin aku takkan pernah tahu fakta bahwa kau dan Shan Yan tak jadi menikah..."
Dia menarik napas dalam-dalam dan menutup matanya sebentar. "Aku benar-benar bingung... Jika masih punya perasaan padaku, kau bisa mencariku nanti, mengapa kau merencanakan serangkaian urusan seperti ini?"
"Karena aku menyadari kau sudah jatuh cinta pada Shan Yan." Mengangkat fakta ini, suara Lu Jingzhi berubah dari lembut menjadi dingin.
Dia mengerutkan alis. "Aku dan Shan Yan baru berinteraksi setelah kondisi Xiao Xi kambuh... Sebelumnya kita sudah jadi dua orang asing."
“Benarkah?” Nada meragukan Lu Jingzhi. “Su Mo, sejak kau tahu semua yang dilakukan Shan Yan padamu dulu bukanlah menjerumuskan melainkan membantu, seluruh pandanganmu tentang dirinya sudah berubah. Kau merasa bersalah yang dalam padanya, sambil terus teringat berbagai perlindungannya di masa lalu... Mungkin kau sendiri tak menyadari, tapi sejak saat itu kau mulai peduli padanya. Kau membeli majalah mingguan yang memuat beritanya di pinggir jalan, melihat iklan perusahaannya... Semua hal tentangnya mulai kau perhatikan... Jadi, Su Mo, kau sudah lama jatuh cinta padanya, bukan saat kalian dipaksa bersama karena kondisi Xiao Xi.”
Dia menahan napas, “Jadi saat itu kau sudah menempatkan Ji Sixi di dekat Shan Yan?”
Lu Jingzhi tidak menyangkal. “Masih ingat kukatakan padamu, aku melihat langsung Shan Yan dan Ji Sixi mesra dalam suatu pesta? Sebenarnya itu semua palsu... Karena saat itu Ji Sixi baru kutetapkan di sisinya.”
“Kau benar-benar keterlaluan... Kau terus menuntun hidungku, membuatku mengira Shan Yan dan Ji Sixi sepasang, hingga aku tak punya keberanian mengungkapkan perasaan padanya...” Suara parau-nya memaki dengan keras orang di ujung ponsel. “Brengsek kau!”
“Aku akui, aku memang berusaha mati-matian untuk mendapatkanmu, tapi semua karena aku mencintaimu.” Suara berat Lu Jingzhi terdengar penuh ketulusan.
Dia menggelengkan kepala sekuat tenaga, "Ini bukan cinta, kau sedang merampas... Kau tahu aku dan Shan Yan sudah saling mencintai, tapi kau datang merusak kami. Kau hanya brengsek yang tanpa pandang cara demi keuntungan pribadi!!"
Segala makian dan hinaan kini tak lagi ditahan, dia hanya ingin melampiaskan amarah di relung hatinya. "Kau orang gila yang kejam, brengsek... Meski kau sudah menyusun skenario sempurna, kau takkan pernah mendapatkan aku! Karena meski tak bisa bersama Shan Yan, aku juga takkan pernah bersamamu!!"
"Kau benar, seharusnya aku memilih untuk mendoakanmu. Tapi sudah pernah kulakukan itu sekali, Su Mo..." Suara Lu Jingzhi terdengar parau, sarat kepedihan dan kepahitan. "Sudah kudoakan kau dan Shan Yan sekali, tapi kalian tak menikah... Jadi kupikir ini kesempatan dari Tuhan untukku, Ia ingin aku memilikimu... Yang paling menentukan, selama lebih setahun menutup diri, kukira bisa melupakanmu. Tapi semakin kucoba melupakan, semakin tak bisa melepaskanmu..."
"Kau benar-benar gila!!" Kemarahannya memuncak, ingin segera memutuskan sambungan.
"Aku tahu kau sangat marah, tapi kenyataan juga membuktikan Shan Yan tak layak kau pertahankan, bukan?" Suara Lu Jingzhi melunak, berusaha menghiburnya. "Jika cintanya padamu tak tergoyahkan, bagaimana mungkin dia mudah beralih ke pangkuan Ji Sixi? Dan masih ada fakta lain yang harus kuberitahu..."
“Aku tak ingin mendengar kelanjutan ucapanmu... Lu Jingzhi, kau ingat, aku takkan pernah bersamamu. Semua yang kau lakukan hanya membuatku jijik!”
Setelah melontarkan rentetan kata itu, dia langsung memutuskan panggilan.
Tapi saat meletakkan ponsel, air mata ketidakberdayaan dan kepedihan berlinang-linang jatuh...
