Bab 976 Akhirnya Bertemu Dengannya
Turun dari mobil Lu Jingzhi, memandang pencakar langit grup Ximei ini, dalam pikirannya tiba-tiba terlintas bayangan-bayangan saat bersama Shan Yan...
Baru di detik ini, saat akan menghadapi Shan Yan, dia baru menyadari betapa dalamnya keterikatan hatinya pada Shan Yan masih tetap sama.
Menarik napas dalam-dalam, dia mengeluarkan ponsel dan memutar nomor telepon Shan Yan.
Untungnya, hasilnya tidak seburuk yang dia kira, ponselnya bisa dihubungi.
"Aku sekarang di bawah kantormu, bisakah kita bicara soal hak asuh dua anak?" Dia menahan napas, memulai pembicaraan.
"Kukira masalah hak asuh anak sudah kita diskusikan. Asal kau berhenti kerja, aku bersedia memberikan hak asuh mereka." Suara datar Shan Yan terdengar.
Teringat gumaman hangatnya di telinga dulu, kini dinginnya membuatnya seperti orang asing, hati perempuan itu semakin tercabik.
"Aku ingin membicarakan detail-detail kecil." Mati-matian dia mencari alasan untuk bertemu.
"Sekarang aku tidak punya waktu." Kata Shan Yan.
Kata-kata dinginnya menusuk hatinya. "Cuma sebentar, setelah bicara aku langsung pergi."
"Untuk detailnya, kau bisa bicara dengan pengacaraku. Dia sudah berangkat ke Kota C." Suara Shan Yan tetap datar.
"Kalau tidak mau bicara, kita ketemu di pengadilan." Terpaksa dia menggunakan ancaman seperti ini.
Shan Yan yang sedang membalik dokumen akhirnya menghentikan gerakannya, tersenyum lembut. "Yakin bisa menang melawanku?"
"Aku tidak ingin berperkara, cuma minta 30 menit untuk bahas detail." Suaranya tetap tenang.
Shan Yan berpura-pura merenung sejenak. "Baik, akan kusuruh Qin Kai menjemputmu."
"Baik."
Perempuan itu menghela napas lega.
……
Di dalam lift eksklusif menuju kantor direktur utama, dia terus bertanya-tanya, apakah Ji Sixi juga ada di kantor Shan Yan?
Jika Ji Sixi juga ada di sana, pasti akan menyangkal ucapanku. Lantas apakah Shan Yan masih akan mempercayai perkataanku?
Hasilnya cukup beruntung, saat memasuki kantor direktur utama, dia hanya melihat Shan Yan sendirian.
Ia duduk di belakang meja kerja dengan latar jendela kaca raksasa, sedang meninjau dokumen di tangannya. Keningnya sedikit berkerut, seolah menghadapi masalah yang cukup rumit.
Qin Kai menutup pintu kantor untuk mereka. Baru kemudian Shan Yan mengangkat kepala, memandanginya. "Apa yang mau kau bicarakan? Katakanlah!"
Menghadapi wajah tampan yang familiar ini, dadanya tiba-tiba dipenuhi rasa getir. Lehernya terasa begitu kering sampai sulit mengeluarkan suara.
Shan Yan melihatnya diam, lalu melirik jam di tangan. "Kau masih punya dua puluh tujuh menit."
Dia menundukkan kepala, berkedip beberapa kali untuk menghilangkan rasa perih di matanya. Baru kemudian mengangkat wajah menghadapi tatapan tak senangnya. "Sebenarnya aku bukan datang untuk membahas hak asuh anak."
"Oh, lalu untuk apa kau datang?" Shan Yan mengangkat alis, tubuhnya bersandar santai di sofa kulit.
Memandangi sorot mata tanpa ampun itu, dia berusaha tetap tenang. "Pernahkah kau mendengar tentang Lu Jingzhi?"
Alis Shan Yan berkerut. "Siapa orang ini?"
"Apakah Ji Sixi tidak pernah memberitahumu? Dia adalah suami Ji Sixi!" Terdengar keterkejutan dalam suaranya.
“Aku Tak perlu tahu urusan dia yang dulu, aku hanya perlu tahu, dia sudah bercerai dengan suaminya.” Shan Yan berkata demikian.
Dari panggilan Shan Yan pada Ji Sixi, dia mendengar kemesraan yang mendalam di antara mereka, rasa menusuk di hati semakin menjadi. “Lalu apakah kau tahu, Ji Sixi mendekatimu atas perintah Lu Jingzhi!”
“Oh?” Jelas Shan Yan merasa pertanyaan ini Sungguh konyol, sudut bibirnya sedikit menarik, “Lalu apa sebenarnya tujuan Lu Jingzhi ini?”
Mendengar nada mengejek dalam ucapannya, kepedihan di hatinya membuatnya ingin berbalik pergi, tapi pada akhirnya, kakinya tetap tak bisa melangkahkan diri menjauh.
Karena, dia tetap tidak ada cara untuk membiarkannya tertipu...
“Lu Jingzhi melakukan ini demi aku.” Dia memutuskan untuk menceritakan seluruh kenyataan padanya. “Lu Jingzhi dan Tan Yan adalah saudara kembar, dulu mereka pernah menukar identitas, jadi yang sebenarnya teman sekelas SD denganku adalah Lu Jingzhi... Dulu Lu Jingzhi selalu mengira aku sudah meninggal, sampai Tan Yan bertemu denganku di jalan, barulah Lu Jingzhi tahu aku masih hidup, jadi dia mulai merencanakan cara untuk mendapatkan aku... Karena saat itu dia sudah merasa aku... Aku...”
Teriakannya tiba-tiba tersekat, dia menyesuaikan napasnya, baru kemudian melanjutkan, “Karena saat itu dia sudah menyadari aku jatuh cinta padamu, jadi dia mengirim Ji Sixi untuk mendekatimu, sambil diam-diam menggantikan identitas Tan Yan untuk mendekatiku...”
Suara sinis Shan Yan menyela, “Maksudmu, Lu Jingzhi sengaja mengirim Ji Sixi untuk membujukku, sekaligus memalsukan identitas Tan Yan?”
Dia dengan tenang menahan tatapan sinisnya. "Apapun yang kau percaya, yang kucatakan adalah kenyataan... Saat ini Tan Yan yang asli sedang dibelenggu oleh Lu Jingzhi, Jiang Jun sedang membantuku mencari Tan Yan."
Shan Yan tersenyum pendek, "Jadi dengan memberitahuku fakta seperti ini, kau ingin membuatku tahu bahwa Ji Sixi telah menipuku?"
Melihat ekspresi rileksnya, sakit hati bagai diremas. "Apakah ucapanku sama sekali tak bisa dipercaya?"
Shan Yan mengangkat bahu dengan santai, berkata, "Su Mo, masih adakah kredibilitas yang tersisa darimu di mataku? Yang sebenarnya mengkhianati perasaanku adalah dirimu, bukan Sixi."
"Aku tidak menipu perasaanmu!" Kali ini akhirnya tak tahan langsung terucap, mungkin karena ia akan segera menyetujui permintaan Lu Jingzhi untuk pergi, tak ingin ada penyesalan tersisa.
Shan Yan menyipitkan mata, bibir tipisnya terkunci membentuk garis lurus.
Ia menunduk, tak ingin terlihat sedang rentan, berusaha menjaga ketenangan berkata, "Aku tak tahu Lu Jingzhi selalu memalsukan diri sebagai Tan Yan, jadi semua isi hatiku kuceritakan padanya... Karenanya, sehari sebelum kumengungkapkan perasaan padamu, Lu Jingzhi menyuruh ayahku meneleponmu dan memberikan rekaman suara palsu itu... Jadi, semuanya sebenarnya berada dalam kendali Lu Jingzhi, termasuk kejadian naik mobil Mu Yifeng itu, juga adalah rekayasanya untuk memfitnahku..."
"Kapan mungkin Mu Yifeng bisa dikendalikan orang?" nada merendahkan Shan Yan mempertanyakan.
Dia mengangkat kepalanya perlahan, memandangnya dengan tenang. "Mu Yifeng secara pribadi mengaku padaku bahwa ia berhutang budi pada Lu Jingzhi, jadi dia harus membantu Lu Jingzhi melakukan hal ini... Jika kau tak percaya, kau bisa langsung tanya Mu Yifeng sekarang. Aku yakin Mu Yifeng akan jujur padamu."
Shan Yan tercekam dalam kesunyian.
Dia melanjutkan, "Jadi, situasi sebenarnya saat itu adalah—Mu Yifeng bukan sedang mengujimu untukku, tapi membantu Lu Jingzhi menciptakan kesalahpahaman antara kita... Aku sama sekali tidak memanfaatkan perasaanmu, semua yang kukatakan padamu berasal dari relung hati terdalam. Kita berdua hanya diadu domba oleh Lu Jingzhi!"
