Bab 977 Tidak apa, aku mencintaimu sudah cukup
Lama sekali, barulah Shan Yan berbicara dengan tenang, "Mengapa baru sekarang kau memberitahuku?"
Dia menarik napas dalam, menahan rasa sakit yang muncul di hatinya saat ini. "Aku ingin memberitahumu tentang hal ini, tapi kau sudah memberikan cincin pasangan yang Ibu mertua berikan padamu kepada Ji Sixi..."
Bola matanya mulai diselimuti kabut air tipis. "Kau sangat paham arti cincin pasangan itu. Dengan kau memberikannya pada Ji Sixi, berarti perasaanmu padanya sudah mencapai tahap itu... Lalu, apa gunanya aku menjelaskan semuanya? Karena di hatimu sudah ada Ji Sixi."
Saat mengucapkan kalimat terakhir, suaranya tersekat di tenggorokannya.
Shan Yan menatap tajam mata jernihnya yang berkilauan basah oleh air. Setelah lama terdiam, suara beratnya terdengar, "Kalau sudah merasa tak ada gunanya menjelaskan padaku, mengapa sekarang masih mencariku?"
Dia menatap dalam-dalam ke arahnya. "Karena aku tak ingin kau ditipu Ji Sixi... Karena aku masih berharap kau sadar bahwa Ji Sixi hanya memanfaatkanmu, lalu kembali ke jalur yang benar."
Sebenarnya kalimat terakhir itu tak ingin diucapkannya, tapi tak bisa dikendalikan lagi, meledak begitu saja...
Di relung hati, dia tahu justru kalimat itulah yang paling ingin disampaikannya.
Shan Yan kembali terperangkap dalam kesunyian, namun raut mengejek sebelumnya telah menghilang dari wajahnya.
Dengan jemari menghapus air mata di sudut mata, dia melanjutkan, "Sekarang Lu Jingzhi sedang menungguku di bawah kantormu... Jika tak ada halangan, nanti aku akan pergi bersamanya... Karena dia berjanji, asal kuberada di sisinya selama 3 bulan, Yan akan kembali dengan selamat."
Shan Yan tetap diam, hanya menyimak dengan khidmat.
Menahan pedih di hati, suaranya bergetar, "Aku mengatakan semua ini bukan untuk membuatmu merasa bersalah. Hanya ingin kau tahu, perasaanku tulus. Tak pernah sekalipun aku menipumu..."
Shan Yan masih tetap membisu.
Dia bertekad mengungkapkan semua isi hatinya sekaligus."Aku dulu memang sangat mencintai Jiang Jun, tapi sejak aku tahu Jiang Jun dan Qingyou saling mencintai sejati, aku sudah memilih melepas Jiang Jun... Aku juga pernah mengira seumur hidup takkan bisa mencintai orang lain lagi, tapi akhirnya aku jatuh cinta padamu... Tak ada yang tahu, akhir-akhir ini aku hidup bagai mayat berjalan, sama sekali tak bisa menerima duniamu tanpa kehadiranku..."
Di akhir ucapan, ia tak bisa mengontrol terisak pelan.
Tangisannya benar-benar tulus... Ia sama sekali tak rela kehilangan dirinya seperti ini!
Shan Yan menatapnya, akhirnya bersuara,"Kau bilang tadi mau ikut pergi dengan Lu Jingzhi?"
Ia menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum berhenti terisak."Aku tak punya pilihan... Aku tak mau ada yang terjadi pada Tan Yan!" Semula ia berharap Jiang Jun bisa mengetahui jejak Tan Yan, tapi keyakinan dalam ucapan Lu Jingzhi membuatnya merasa bahkan Jiang Jun pun belum tentu bisa mengetahuinya.
Shan Yan memandangnya dengan suara berat,"Jika semua yang kau katakan benar, aku tak akan membiarkanmu pergi dengan Lu Jingzhi."
Ia membeku sejenak, tak percaya pada pendengarannya sendiri,"Kau... kau bilang tak akan membiarkanku pergi dengan Lu Jingzhi?"
"Ya. Kau ibu dari dua anakku. Meski tak ada perasaan, sebagai sahabat aku akan membantumu mencari Shan Yan. Apalagi kedua anak tak bisa tanpa ibunya." Shan Yan memberikan jawaban tersebut.
Segala sukacita di ketukan sebelumnya tiba-tiba membeku di wajahnya, dia terpaku memandangi sosok yang begitu dalam dicintainya. "Jadi maksudmu... bahkan jika investigasimu membuktikan semua ucapanku benar, kau hanya akan membantuku mengatasi kesulitan saat ini, tapi takkan... takkan memulai kembali hubungan denganku."
Sepanjang hidupnya, dia tak pernah merasa serendah ini seperti saat ini.
Kini dia bagai anak yang merengek-rengek kasihan, menanti-nanti belas kasihan Sang Yang Mulia...
Suara Shan Yan tetap tenang, "Su Mo, aku tak bisa memulai kembali hubungan denganmu, karena aku sudah memiliki Sixi."
Hidungnya tiba-tiba terasa pedih, suaranya tersekat, "Dulu kau bilang akan mencintaiku seumur hidup..."
"Kau juga pernah bersumpah hanya mencintai Jiang Jun seumur hidupmu."
Bantahannya membuat seluruh tenaga tubuhnya terkuras, dia pun tak mampu membalas.
Saat itu, Shan Yan mengeluarkan ponsel dan menekan deretan nomor.
Perasaannya telah jatuh ke dasar jurang, tubuhnya terhuyung-huyung bagai hendak roboh.
"Sixi, Qin Kai segera menjemputmu. Datanglah ke perusahaan."
Di telepon, nada dingin Shan Yan terdengar mengucapkan kalimat itu pada Ji Sixi.
Tiba-tiba dia merasa tak ada lagi alasan bertahan di sini. Sekalipun Shan Yan akan menegur Ji Sixi, semua itu sudah kehilangan makna baginya...
Berbalik tubuh, dia berharap bisa lenyap dari pandangannya saat ini juga. Sayang, dia hanya bisa pergi terhuyung-huyung bagai pengemis terpuruk.
Suara tenang Shan Yan terdengar dari belakangnya. “Jika kau percaya padaku, jangan lakukan transaksi dengan Lu Jingzhi, karena aku akan menanyakan lokasi Tan Yan pada Sixi, dan membuat Tan Yan kembali dengan selamat.”
Dengan berat hati dia menutup matanya sebentar. “Jika memang begitu, terima kasih... Tapi Lu Jingzhi adalah pria yang histeris. Jika aku ingkar janji sekarang, mungkin dia akan membahayakan Tan Yan... Jadi, kau bisa membantuku mencari Shan Yan, tapi sekarang aku harus 'menenangkan' Lu Jingzhi.”
Suara Shan Yan tak lagi terdengar...
Dia berjalan sangat pelan, berharap Shan Yan bisa memanggilnya dan mengatakan bahwa semua yang diucapkannya tadi hanyalah emosi sesaat, bahwa ia masih mencintainya...
Tapi hasilnya tidak...
Koridor luas di depan lift ini tiba-tiba menjadi sunyi seolah jarum jatuh ke lantai kayu pun bisa terdengar, seluruh dunia terasa begitu hening...
Qin Kai menjemput Ji Sixi ke perusahaan, sekaligus mengantarnya turun tangga.
Di hadapan Qin Kai, dia tak lagi menahan diri, menutup mulutnya sambil terisak pilu...
……
Lu Jingzhi seolah telah menangkap isi hatinya, berkata, “Kau harus pahami, pria yang sudah berubah hati takkan pernah kembali...”
Matanya masih mengalirkan air mata deras.
Lu Jingzhi mengeluarkan saputangan dari saku jasnya, perlahan menyeka wajahnya. “Meski kau menangis seperti dewi dengan air mata layaknya kelopak pir, aku berharap takkan pernah lagi melihatmu mengeluarkan air mata.”
Dia sangat ingin melepaskan tangan Lu Jingzhi, tetapi saat ini seluruh tenaga tubuhnya seolah terkuras.
Lu Jingzhi tetap melepas mantel jasnya dan menyampirkannya di tubuhnya. "Ayo pergi... Aku akan membawamu ke tempat yang menghadap laut, di mana musim semi menghangat dan bunga bermekaran. Di sana perasaanmu akan sangat tenang."
Dia mengangkat tatapan kosongnya. "Lu Jingzhi, aku takkan pernah bisa memaafkanmu, apalagi mencintaimu."
Tubuh Lu Jingzhi sepatung sesaat, namun senyuman hangat tetap terpancar dari wajah tampannya. "Tak apa, asalkan aku mencintaimu."
"Kau telah menghancurkan hidupku." Tinjunya menghantam tubuh Lu Jingzhi dengan keras.
Lu Jingzhi tak melawan, membiarkannya melampiaskan amarah.
