"Bertahan lama?" Dia bergumam pelan, "Dia benar-benar berkata begitu?"
Qingyou perlahan melepaskan pelukannya, menjawabnya dengan air mata yang terus mengalir.
Hatinya terus-menerus dilanda rasa sakit, "Bagaimana dengan kedua anak itu? Apakah ia sudah bertemu mereka?" Qingyou berkata dengan suara tersekat di leher, "Kami sudah memberitahu kakakku bahwa kedua anak itu adalah anakmu dan dia, tapi karena telah melupakanmu, perasaan kakak terhadap mereka juga sangat dangkal... Akhir-akhir ini, ia hampir tidak pernah kembali ke Kota C, dan tidak memberikan perhatian lebih pada anak-anak. Sepertinya Ibu
Yi Hou yang akan merawat kedua anak ini..."
Akhirnya dia tak bisa menahan diri lagi, tinju terkepalnya menghantam sofa dengan keras, tangisannya pecah, "Mengapa bisa seperti ini... Mengapa?"
Qingyou segera memeluknya erat-erat dari belakang untuk mencegahnya lepas kendali. "Jangan begini, kakak ipar... Mungkin masih ada Harapan."
"Ketika ia melihatku, yang terbaca di matanya hanyalah keasingan, bahkan seberkas perasaan kenal pun tak ada... Jadi, ia benar-benar telah melupakan aku..." Ini seperti plot sinetron, namun benar-benar terjadi padanya, dia sulit menerimanya...
Qingyou seketika menariknya, dengan tegas berkata, "Tapi seperti katamu, ingatan tak mungkin benar-benar terhapus... Apapun cara yang Linda gunakan untuk membuat kakakku melupakan masa lalumu, aku yakin kau masih ada dalam ingatannya."
Ia memandang Qingyou dengan getir. "Tapi bagaimana jika kakakmu benar-benar tak bisa mengingatku lagi?"
"Ini..." Qingyou sejenak tak bisa menjawab.
“Aku percaya kau pasti menyuruh Jiang Jun melakukan hipnosis pada Shan Yan, berusaha memulihkan ingatannya, tapi Jiang Jun tetap tidak bisa membuatnya mengingatku, kan?” suaranya tersekat.
“Kak, bagaimana mungkin kau tahu?” Qingyou terkejut.
Dia terisak berkata, “Aku tentu tahu, karena aku yakin kalian tak akan pasrah melihat Shan Yan melupakan aku, melupakan dua anak kita……”
Qingyou kembali wajah basah oleh air mata. “Aku dan Jiang Jun sudah mencoba berbagai cara, tapi tetap tak bisa membuat kakakku mengingatmu…… Maaf, Kak…… Kami bahkan meniru situasi pertemuan pertamamu dengan kakakku, tapi kakakku tetap tak punya sedikitpun kesan padamu……”
“Aku tak percaya Shan Yan benar-benar melupakan aku, tak percaya……” Dia kehilangan logika, melepaskan diri dari Qingyou, lalu bangkit.
Melihat ini, Qingyou menariknya. “Kak, mau ke mana?”
“Aku mau cari Shan Yan…… Tak percaya dia melupakanku, aku mau dia ingat aku!” Dia mendorong Qingyou, bergegas pergi.
Namun belum beberapa langkah, Qingyou menghadangnya. “Jangan, Kak…… Jangan temui kakakku sekarang, setidaknya tunggu sampai emosimu lebih tenang.”
“Mengapa?”
“Karena jika kau datang dalam keadaan seperti ini, hanya akan membuat kakakku semakin menolak……”
“Aku tak paham maksudmu.” “Sebenarnya sebelumnya kami sudah menunjukkan fotomu ke kakakku, tapi dia tetap tak tersentak sama sekali. Karena kami terlalu sering menyebutmu di hadapannya, sekarang kakakku bahkan sudah mulai tidak suka…… Jadi jika kau memaksakan diri sekarang,”
“kakakku akan benar-benar membencimu.”
Memandang Qingyou, pada akhirnya di bawah tatapan memohon itu, dia memaksa diri untuk tenang.
Qingyou akhirnya menghela napas lega, menggenggam kedua lengannya, berkata serius, "Setidaknya kakakku sekarang masih akan kembali ke Kota C, jika membuat penolakan kakakku semakin dalam, mungkin dia bahkan takkan kembali ke Kota C lagi nanti......"
"Maksudmu, sekarang dia hanya ingin bersama Linda?" suaranya gemetar tak terkendali. Qingyou tersekat, "Perasaan kakakku dan Linda benar-benar sangat baik, sekarang dia sama sekali tak mengizinkan siapa pun merusak hubungannya dengan Linda... Harus kau tahu, sebelumnya saat kami bilang baik kau maupun dia semuanya akibat ulangan Linda, kakakku sama sekali tak mau mendengarkan sepatah kata pun... Sekarang kakakku sepenuhnya percaya Linda adalah penyelamat nyawanya,
dan juga jatuh cinta pada Linda, jadi jika kau muncul di hadapan kakakku sekarang, ini bukan timing terbaik, mungkin akan dimanfaatkan Linda dengan liciknya, membuat kakakku semakin tidak menyukaimu......"
Dia berusaha mati-matian menahan amarah dalam relung hati, tetap tenang berkata, "Apakah aku harus pasrah melihat Linda dan Shan Yan bersama?"
"Bukan maksudku kau harus pasrah melihat, aku hanya ingin kau menanti timing yang tepat... Aku tahu belakangan ini Guan Yumo akan memanggil Linda kembali ke kantor pusat, saat itulah kau bisa menemui kakakku." Qingyou berkata sungguh-sungguh.
"Bagaimana mungkin aku bisa menunggu?" Hanya dengan membayangkan Shan Yan dan Linda sekarang bersama, hatinya seperti diiris sembilu.
"Tak bisa menunggu pun harus menunggu, karena kehadiran Linda di sisi kakakku sama sekali tak menguntungkan bagi upaya mengingatkanmu pada kakakku." Qingyou menasihati dengan penuh kebijaksanaan.
Setelah dibujuk mati-matian oleh Qingyou, dia akhirnya kembali duduk di sofa.
Tentu dalam hati dia juga paham, semua yang diucapkan Qingyou saat ini memang benar adanya......
Jika Linda adalah orang yang licik dan dalam seperti ini, meski dia pergi menemui Shan Yan sekarang, Linda tak mungkin memberi kesempatan padanya untuk terlalu banyak berinteraksi dengan Shan Yan... Lagipula saat ini Shan Yan sangat memperhatikan Linda.
Dia lemas bersandar di sofa, terpaku memandangi langit-langit vila ini, air mata mengalir diam-diam. "Aku dengar kata-katamu... Aku akan kembali ke Kediaman Keluarga Gu nanti, aku mau menjenguk Xiao Xi dan Xiao Bei."
Qingyou mengangguk kuat-kuat, "Ini baru benar... Xiao Xi sangat merindukanmu, akhir-akhir ini Xiao Xi juga hidup dalam kesulitan."
Dia tak bisa menahan hidungnya yang mulai pedih tersengal-sengal, "Karena Shan Yan tak memberi perhatian pada Xiao Xi, benarkah?"
Qingyou berkata dengan kepedihan, "Yang kuketahui, Xiao Xi terus bertanya kapan Ibu akan pulang, karena sebelumnya Xiao Xi hanya mengira Ibu pergi ke luar negeri..."
Memikirkan dua anak itu yang kehilangan orang tua dalam beberapa waktu terakhir, hatinya seperti dirobek-robek. "Aku akan istirahat sebentar di sini lalu pergi ke Kediaman Keluarga Gu... Aku tak mau anak-anak melihat air mataku."
Qingyou berusaha keras menahan air matanya. "Kakak ipar, bagaimanapun juga, kau harus bangkit, dua anak ini masih sangat membutuhkanmu..."
Dia bersandar di sofa, lama memejamkan mata. "Aku tahu, aku tak akan meninggalkan mereka..."
"Ada satu hal lagi... Aku..."
Perlahan dia membuka mata, menoleh ke Qingyou. "Ada apa?"
Qingyou menggigit bibirnya, suaranya terdengar berat, "Aku tak tahu bagaimana harus memulai pembicaraan ini denganmu..."
“Di titik ini, apapun yang terjadi, kau pikir masih bisa menyembunyikannya dariku?” Melihat air mata Qingyou yang berlinang saat ini, firasat buruk sudah muncul di relung hatinya.
Qingyou menutup matanya sebentar, baru kemudian berkata, "Kakakku sudah memutuskan untuk menikahi Linda. Tanggal pernikahannya masih belum kami ketahui, tapi seharusnya dalam waktu dekat... karena katanya kakakku sudah memilihkan gaun pengantin untuk Linda di Paris."
Hatinya tersentak hebat, rasa sakit terkoyak menerpa. "...Aku... aku tahu." Suaranya hampir tak keluar. "Aku juga berharap semua ini tidak nyata..." Qingyou tak bisa mengendalikan diri, terisak berkata.
