"Shan Yan, sebenarnya apa yang kau bicarakan?"
Teriakan ibu mertua tiba-tiba terdengar, membuat semua orang terdiam.
Tante Qu mendorong ibu mertua turun dari lobi. Ia melihat mata ibu mertua dipenuhi kepedihan. "Shan Yan, kau lebih memilih percaya wanita ini daripada ibu kandungmu sendiri?"
Ekspresi keras Shan Yan sedikit melunak, tapi tetap bersikukuh, "Ibu, aku tak percaya Xuan Yu akan menipuku."
"Jadi kau anggap kami semua berbohong padamu?" Ibu mertua menangis sambil menyergah.
"Ibu Gu, aku tahu Ibu tak menyukaiku, tapi Ibu benar-benar dibutakan oleh Su Mo. Hubungannya dengan Shan Yan hanya demi uang..." Linda menyela mengambil kesempatan.
"Diam kau!" Ibu mertua berteriak penuh amarah.
Wajah Linda seketika menunjukkan ekspresi menderita yang sangat meyakinkan.
Shan Yan berjalan sampai di samping Linda, merangkul bahunya. "Sudahlah, kau tak perlu berkata apa-apa, aku tahu……"
Dua aliran air mata mengalir di wajah Linda, kelemahlembutan dan ketakberdayaannya menusuk hati.
Melihat adegan ini, hatinya seolah tertusuk. Dia menggelengkan kepala, berbisik pelan, "Shan Yan, benarkah kau telah melupakan semua yang pernah terjadi antara kita?"
"Shan Yan, Ibu adalah ibu kandungmu. Menurutmu apakah Ibu akan menjerumuskanmu?" Wajah ibu mertua dipenuhi kepedihan, dengan nada berat penuh kebijaksanaan.
Pandangan Shan Yan baru beralih dari tubuh Linda, menatap ibu mertua dengan tenang. "Setidaknya semua yang Linda katakan padaku, setelah kuselidiki, ternyata merupakan kebenaran sesungguhnya." Ibu mertua berkata dengan kekecewaan, "Su Mo sudah menjelaskan tadi, fakta yang kau selidiki itu memiliki alasan tersendiri, sama sekali bukan seperti yang kau pikirkan! Lagipula ayah Su Mo yang kau jadikan saksi itu seorang bajingan, dia hampir menghancurkan hidup Su Mo. Bagaimana mungkin dia mengatakan yang sebenarnya?"
"Coba kau renungkan baik-baik! Jika ayah Su Mo benar orang jujur, mengapa dia malah membantu orang luar daripada anak kandungnya sendiri?" Ekspresi Shan Yan tetap tenang, "Aku tidak tahu seperti apa Qi Yuanheng dulu, tapi yang kulihat sekarang, dia terus berusaha mendamaikan aku dengan Su Mo. Dia memintaku memaafkan Su Mo, mengatakan semua yang dilakukan Su Mo sebelumnya juga untuk menyelamatkan dia dan istrinya..."
“Anak, jadi, ini juga merupakan akting Qi Yuanheng bersamaku?”
“Ini……”
Ibu mertua，dia serta orang lain yang hadir juga terkejut, karena mereka tak menyangka ayahnya。
Shan Yan melihat reaksi mereka, tertawa getir. “Sepertinya Su Mo，memaksa kalian berharap aku bersamanya. Tapi aku tahu persis bagaimana wanita itu.”
Ibu mertua tiba-tiba mengamuk, menuding Linda. “Pasti kau ini wanita... Kau yang menemukan Qi Yuanheng lebih dulu, menyuruhnya berkomplot! Wanita kejam...”
“Ibu Gu, sadarlah! Su Mo selalu bersembunyi di balik kepura-puraannya. Dia benar-benar bukan seperti yang Ibu kira...” Linda bersandar di pangkuan Shan Yan, menangis sambil mengusap ingus.
“Kau——” Ibu mertua ingin menggulingkan kursi roda ke hadapan Linda untuk menyergah, tapi karena jantung tiba-tiba sakit, terpaksa menutupi dada.
Dia kaget, segera mendekati ibu mertua sambil membelai dadanya. “Ibu, kau baik-baik saja? Ibu...”
Wajah ibu mertua berkerut kesakitan, melotot ke Shan Yan. “Anakku, kau benar-benar kehilangan akal...”
Tante Qu segera menyuruh pelayan mengambil obat ibu mertua sambil menenangkannya. “Xinmei, jangan gugup. Kondisimu belum pulih...”
Ibu mertua di bawah bujukan dia dan Tante Qu, barulah membuat aura-nya perlahan stabil.
"Maaf, Ibu... Aku punya penilaian sendiri. Aku tahu jelas seperti apa Xuan Yu. Ibu istirahatlah, suatu saat aku dan Xuan Yu akan datang menjenguk." Shan Yan melemparkan kalimat ini, lalu memeluk Linda hendak pergi.
Dia tak lagi memandang Shan Yan, tapi air mata telah seperti mutiara giok yang putus talinya, butir-butirnya mengetuk-ngetuk keras di lantai kayu.
"Kau pikir bisa benar-benar membawa Linda pergi?" Suara dingin Lu Jingzhi terdengar.
Secara refleks dia mengangkat kepala, melihat anak buah Lu Jingzhi telah mengarahkan senjata ke Shan Yan dan Linda, tentu saja bodyguard Shan Yan juga sigap menghalangi di depan mereka.
Dengan berat hati dia menutup mata, suara parau berkata, "Pak Lu, biarkan mereka pergi..."
Lu Jingzhi sambil berkata, "Su Mo, dulu pernah kukatakan, aku berhutang nyawa padamu... Hari ini jika Linda tidak mau melakukan operasi untukmu, jangan mimpi bisa keluar dari sini!"
"Lu Jingzhi, kau kira ini Jerman, bisa semena-mena sesukamu?" Shan Yan memeluk Linda sambil memutar tubuh, wajah tampannya tak menunjukkan sedikit pun ketakutan, dengan suara dingin membalas.
Lu Jingzhi tertawa angkuh, "Shan Yan, dulu kukira kau lawan yang patut dihormati, sekarang kau cuma sampah masyarakat bodoh... Kau lebih memilih percaya wanita pembohong, tapi tak mau percaya pada ibu kandungmu sendiri, ibu dari dua anakmu, benar-benar tolol tingkat tinggi!"
“Cukup, urusan keluarga saya belum giliranmu ikut campur di sini!” Shan Yan tiba-tiba mengeluarkan senjata dari tempat tak terduga, langsung mengarahkannya ke kepala Lu Jingzhi.
Dia sama sekali tak menyangka situasi akan memanas sampai sejauh ini. Jika ada yang tidak sengaja menembak, akibatnya tak akan bisa dipulihkan. Dengan cepat diusapnya air mata di sudut mata dan pipi, teriaknya lantang, "Kalian semua turunkan senjata sekarang juga!"
Teriakannya membuat semua yang hadir terdiam. Di bawah tatapan memohonnya, Lu Jingzhi memerintahkan anak buahnya untuk menurunkan semua senjata.
Baru setelah pasukan Lu Jingzhi menyimpan senjata kembali ke saku, dia menatap Shan Yan. Suaranya parau seperti diremas, "Bawa Linda pergi dari sini... Mulai sekarang, aku tak akan pernah muncul lagi di hadapanmu, tak akan mengganggumu lagi... Di kehidupan ini, jodoh kita hanya sampai di sini."
Mendengar itu, Shan Yan perlahan menyimpan senjatanya kembali ke saku jas.
Diteguknya air mata yang nyaris tumpah, diucapkannya kalimat pamungkas, "Shan Yan, semoga kau bahagia."
Shan Yan memandanginya, seolah ada getaran di hatinya. Tapi Linda tiba-tiba mengerang kesakitan.
Suara Linda membuat Shan Yan segeraalihkan perhatian. Ditatapnya gadis itu penuh perhatian, "Kau baik-baik saja?"
Linda menggeliatkan pergelangan tangan yang baru saja dilepas dari belenggu, menggeleng, "Tidak apa-apa."
"Masa tidak apa-apa, lihat tanganmu saja tak bisa diangkat." Shan Yan tersayat hatinya.
Alis Linda berkerut, tampak menahan sakit, dipaksanya senyum tipis, "Benar-benar tidak apa..."
Shan Yan seketika mengangkat Linda dalam dekapan, tak lagi menatapnya sedetik pun. "Ayo kita pergi... sekarang juga kembali ke Kota H."
Linda melingkarkan lengannya di leher Shan Yan, mengangguk pelan dengan hidung merah.
Adegan ini membuat hatinya remuk tak tersisa.
Saat Shan Yan membopong Linda pergi, air matanya kembali deras mengalir tak terbendung.
Ibu mertua terisak, "Bagaimana mungkin... Shan Yan bisa berubah seperti ini..." Tante Qu diam-diam menyeka pelupuk mata.
