Meski sedang bermain puzzle dengan Qingyou, sebenarnya pikirannya tidak pernah benar-benar fokus pada kepingan itu. Kepalanya dipenuhi bayangan Shan Yan dan Linda yang mesra malam ini, sehingga dia menyadari tatapan Yaru.
Tapi Qingyou mengira dia serius bermain puzzle, lalu memberikan isyarat mata ke Yaru.
Yaru yang cerdas segera mengganti topik, "Itu... Que Yan menelepon, katanya dia sengaja terbang ke Kota C sore ini, tapi aku tidak menemaninya..."
Qingyou menghela napas lega, "Hanya Que Yan-mu yang seperti kulit sapi... Lihatlah Jun dan Guan Yumo menyuruh kita menemani kakak ipar, Tan Yan bahkan bilang Qianqian boleh menemani kakak ipar selama yang dia mau."
Yaru menjawab singkat, "Oh."
Dia tahu helaan napas Yaru tadi pasti pertanda ada masalah, tapi tak ingin mereka khawatir. Karena itu dia berpura-pura fokus merumuskan strategi menyusun puzzle.
Sayangnya, Mu Ying yang unik dan peka langsung menangkap aktingnya, bergumam, "Janganlah kalian berusaha menyembunyikan ini. Kak Su sebenarnya sama sekali tidak fokus pada puzzle ini. Semakin kalian tutup-tutupi, semakin liar imajinasinya."
Seketika dia membeku, tak menyangka Mu Ying sudah lama mengetahui.
Mu Ying merangkak dari tepi ranjang ke sisinya, menghela napas, "Kak Su, meski kau berpura-pura baik, tapi aku perhatikan matamu selalu merah."
Akhirnya dia tak bisa lagi berpura-pura, perlahan meletakkan fragmen puzzle di tangannya.
Qingyou, Yaru, dan Qianqian juga mendekat, keempatnya memandanginya dengan penuh perhatian.
Dia tak mau mereka khawatir demi dirinya, memaksakan diri untuk tetap semangat sambil tersenyum, "Aku benar-benar baik-baik saja... Kalian semua tak perlu mengkhawatirkanku."
Mu Ying bergumam lirih, "Bagaimana mungkin baik-baik? Orang yang dicintainya sedang menghabiskan malam pengantin dengan perempuan lain!"
"Xiao Ying!" Qingyou menegur perlahan.
Mu Ying seketika membuat gerakan mengunci mulut, tak bicara lagi.
Qingyou merangkulnya, berbicara dengan suara lembut, "Kakak ipar, jika kau lelah, istirahatlah lebih awal... Malam ini aku akan menemanimu tidur."
Dia mengangkat pandangan, memandangi Qingyou. "Aku tahu kau sangat khawatir, tapi demi dua anakku, aku tak akan membiarkan diriku celaka..."
"Kalau begitu jangan pikirkan apapun lagi, istirahatlah... Jika benar-benar tak bisa tidur, lanjutkanlah puzzle, katanya puzzle adalah permainan yang paling membuat orang fokus." Qingyou berkata demikian.
Dia perlahan menggelengkan kepala, suaranya parau, "Qingyou, aku ingin tahu alasan Yaru menghela napas tadi, tolong beritahu aku!"
Qingyou melaporkan sejujurnya, "Sebenarnya aku juga tak tahu persis, hanya... Aku menduga pasti terkait Kakak dan Linda."
Jawaban Qingyou telah dikonfirmasi oleh Yaru yang mengangguk setuju.
Ia seketika menoleh ke Yaru dan berkata serius, "Katakan padaku. Jika kalian tidak memberitahuku, seperti kata Xiao Ying, ini hanya akan menciptakan lebih banyak prasangka buruk." "Graaah..." Setelah lama berpikir, Yaru akhirnya mengaku, "Tadi saat melewati kamar Bibi Gu, aku tak sengaja mendengar beliau sedang menerima telepon... Suaranya sangat kasar, setelah mendengar beberapa saat baru kusadari ternyata karena Bibi Gu tidak hadir di pernikahan hari ini. Linda berencana besok datang secara pribadi ke Kota C untuk..."
"Menghadap Bibi Gu dengan teh penghormatan... Padahal Bibi sudah bilang tak ingin melihatnya, tapi dia masih nongkrong memaksa datang!"
"Goblok!" Mu Ying langsung geram, "Wanita ini mengatasnamakan bakti, padahal jelas-jelas mau pamer kekuatan di sini!"
Qianqian mengangguk mengikuti, "Benar, aku juga berpikir begitu."
Qingyou tak tahan menggigit giginya, "Keterlaluan... Sudah tahu kakak ipar sedang sedih, masih sengaja datang provokasi!" Usai bicara, Qingyou bergegas turun ranjang.
Melihat ini, dia buru-buru bertanya, "Mau melakukan apa?"
Qingyou menjawab, "Aku mau bilang ke Ibu, jangan biarkan Linda masuk, bahkan harus mengusirnya!"
Dengan cepat dia menarik tangan Qingyou, "Kau lupa ucapanku tadi?"
Qingyou menoleh, "Ya?"
"Duduk dulu." Dia berusaha menengahi.
Qingyou akhirnya perlahan duduk di tepi ranjang, tapi ekspresi wajahnya sangat jelek. Dia menatap Qingyou, berkata dengan tenang, "Jika membuat Ibu menolak hidangan teh Linda dan mengusir Linda keluar rumah, itu sama saja mengusir Shan Yan... Dan kau tahu dalam hati, bagaimanapun keadaan Shan Yan, Ibu tetap peduli pada anaknya... Untuk apa kita merusak hubungan ibu-anak mereka?"
?"
"Ini..." Qingyou seketika tercekat.
Mu Ying ikut campur saat ini, "Kak Su, sebenarnya Qingyou juga khawatir kau akan menderita... Qingyou hanya tak mau kau sedih."
Dia berkata dengan pilu, "Aku tahu, tapi apakah besok akan lebih menyakitkan daripada hari ini? Hari ini saja sudah bisa kulewati, masa besok tidak?"
Mu Ying dan yang lain langsung terdiam.
Dia melanjutkan, "Qingyou, karena Linda dan Shan Yan sudah menikah, kalian semua harus menerima kenyataan ini... Aku tak mau kalian membuat Shan Yan kehilangan ikatan keluarga karena aku."
Qingyou akhirnya tidak bicara lagi, lalu mengangguk.
……
Keesokan harinya.
Shan Yan benar-benar membawa Linda ke Kediaman Keluarga Gu.
Dia tak punya kekuatan untuk menghadapi Shan Yan, jadi sejak pagi sudah pergi ke taman bersama Mu Ying, meninggalkan Qingyou menemani ibu mertua menghadapi Shan Yan dan Linda.
Tapi tak disangka, ibu mertua ternyata marah sekali sampai langsung menyiram teh panas ke Linda.
Untungnya Shan Yan refleks, menahan gelas teh panas untuk Linda, tapi seluruh pergelangan tangannya malah terkena luka bakar.
Setelah mengetahui hal ini, dia langsung berlari dari taman ke ruang tamu. Siapa sangka, di saat yang tak tepat, justru melihat Shan Yan dan Linda duduk di sofa. Linda sedang teliti dan sabar membalut pergelangan tangan Shan Yan...
Sepanjang waktu itu, Shan Yan terus memandangi Linda dengan tatapan mesra. Saat emosi memuncak, dia bahkan mencium dahi Linda.
Saat itu, hatinya seolah ditusuk tajam, sakitnya sampai hampir membuat napasnya tertahan...
Pria yang paling dicintainya, yang terus-menerus berjanji akan mencintainya seumur hidup, akhirnya malah mengadakan pernikahan dengan wanita lain, memanjakan wanita lain...
Dia benar-benar sakit hati.
Ciuman itu bagai petir di siang bolong, mengguncang seluruh dirinya sampai hampir hancur.
Saat hendak melarikan diri, tak disangka Linda melihatnya dan memanggil, "Su Mo, aku perlu bicara denganmu..."
Menyadari tatapan Shan Yan juga sudah mengarah padanya, dengan berat hati dia pun menolehkan badan.
"Tapi dia mengagumi dirinya sendiri, bisa tetap bersikap seolah tak terjadi apa-apa saat ini. 'Apa yang ingin kau katakan?' tanyanya dengan dingin. Linda meninggalkan sofa, mendekatinya. Melihat Shan Yan tidak menyusul, Linda baru berkata, 'Sekarang aku sudah menikah dengan Shan Yan. Aku akan menepati janji untuk mengoperasimu... Tapi operasi terakhirmu ini tidak perlu kembali ke pulau, bisa kulakukan di Rumah Sakit Jiang Group. Jadi, tolong yakinkan ibu mertua agar mengizinkanku tinggal di sini. Dengan begitu aku bisa melakukan operasi terakhir sekaligus merawatmu sampai benar-benar sembuh.'"
