Kebahagiaan seketika membangun kastil romantis di relung hatinya, membuatnya tenggelam dalam kesempurnaan ini. Tapi kastil itu runtuh seiring pertanyaan Linda.
Tubuhnya membeku.
Wajah Shan Yan tiba-tiba menjadi suram. Ia mengangkat kepala, menatap dingin ke arah Linda. "Kau yakin kita telah melangsungkan pernikahan di hadapan pendeta?"
Linda menampakkan wajah penuh keraguan, "Shan Yan, apa maksudmu?"
Dia juga tak mengerti, memandang Shan Yan dengan keterkejutan.
Bibir tipis Shan Yan mengeluarkan kata-kata dengan tenang, "Linda, aku danmu tak pernah menikah."
"Kita pernah menikah di Gereja XX Kota H! Ini fakta yang tak terbantahkan!" Linda mulai terlihat gugup menghadapi penyangkalan Shan Yan.
Sudut bibir Shan Yan sedikit terangkat, "Tidak. Linda...sebenarnya aku hanya menyuruh orang menghipnotismu. Gambar pernikahan kita di pikiranmu sebenarnya adalah pernikahanmu dengan orang lain."
Linda menahan napas, "Apa maksudmu?"
Dia juga dipenuhi keraguan, "Shan Yan, aku juga tak mengerti." Shan Yan menunduk memandangnya, tatapannya penuh kelembutan. "Sebenarnya...Aku memang memerintahkan orang untuk menyiapkan lokasi pernikahan, tapi yang menikahi Linda di sana adalah orang lain...Melalui hipnosis, kau mengira orang yang menemanimu menikah adalah aku. Prinsipnya sama seperti bagaimana dokter psikologis bisa
mengendalikan seseorang melalui metode hipnosis."
"Ini mustahil! Kau menipuku..." Linda tak bisa menerima kenyataan ini, terus menggelengkan kepala, "Sehari setelah pernikahan kita, semua majalah mingguan di Kota H memuat berita pernikahan kita. Ini tak mungkin palsu..."
"Aku juga melihat laporan pernikahan kalian di Kota C," ujarnya jujur.
“Dia masih ingat lokasi pernikahan yang ia rencanakan untuk Linda adalah tempat yang pernah ia bayangkan, hingga membuatnya sedih.”
Shan Yan berkata lembut, “Laporan yang kalian dan Linda lihat sebenarnya sengaja kami palsukan, demi memperkuat kesan keaslian peristiwa ini.”
“Aku tidak percaya, aku tidak percaya...” Linda mundur perlahan sambil bergumam.
“Kau bilang ini palsu?” Wanita itu juga tampak ragu.
Shan Yan menjelaskan, “Kau bisa tanyakan pada Jiang Jun... Dialah yang menghipnosis Linda, dan membuat semua laporan palsu ini.”
Linda menggeleng tak henti, tiba-tiba limbung dan terjatuh, tapi tetap menatap Shan Yan, “Kau bohong, yang menikahiku adalahmu...”
“Shan Yan tidak berbohong. Yang menikahimu adalah bawahannya. Aku yang menghipnosismu.” Suara Jiang Jun tiba-tiba terdengar.
Wanita itu menoleh kaget, melihat Jiang Jun dan Qingyou sudah tiba di pulau. Baru ia sadar suara pesawat yang mereka dengar tadi.
Rupanya Jiang Jun dan Qingyou telah datang.
“Lalu janin dalam perutku...” Linda gugup melindungi perutnya, wajahnya pucat.
Jiang Jun menuntun tangan Qingyou mendekati dia dan Shan Yan, suara datarnya menjawab, "Anak ini adalah bawahan 'Shan Yan'... Kau seharusnya sangat paham, 'Shan Yan' hanya pernah berhubungan intim denganmu di malam pengantin, tapi sayangnya orang yang bersamamu saat itu bukan Shan Yan yang sebenarnya."
Linda tak bisa menerima kenyataan ini, terus-menerus menggelengkan kepala, tapi air mata sudah jatuh berderai-derai.
Qingyou tiba-tiba berbicara dengan dingin, "Linda, kau mengincar Shan Yan dengan cara licik, maka Shan Yan pun membalasmu dengan cara yang sama kejamnya."
Linda mulai terisak. "Shan Yan, kenapa kau tega melakukan ini padaku? Aku sudah mencintaimu dengan tulus..."
Suara Shan Yan terdengar tanpa emosi, "Pengorbananmu tak pernah kuhargai!"
Linda membeku.
Saat itu, Qin Kai yang diam-diam berdiri di samping mengulurkan sebuah senjata ke tangan Shan Yan.
Dia melihatnya, bertanya dengan tegang, "Apa yang mau kau lakukan?"
Shan Yan mencium cepat pipinya, berbisik lembut, "Su Mo, pulanglah dulu ke vila bersama mereka, aku akan menyelesaikan urusan sisa ini."
"Jangan terpancing emosi..." Dia khawatir Shan Yan melakukan hal gegabah, buru-buru membujuk.
Qingyou sudah menggandeng lengannya, tersenyum sambil berkata, "Kakak ipar, mari kita patuhi dan pulang ke vila... Percayalah pada Kakakku, dia tahu batasannya."
Shan Yan juga memberinya tatapan penenang.
Dia mempercayai Qingyou, juga mempercayai Shan Yan, akhirnya tak berkata apa-apa lagi, berjalan menuju vila bersama Qingyou.
Mereka baru saja sampai di pintu vila, suara tembakan yang membelah seluruh pulau langsung masuk ke telinga mereka, membuat tubuhnya gemetar hebat.
Qingyou menepuk perlahan bahunya, sambil berkata, "Kau tenang saja, kakakku tidak akan benar-benar membunuh Linda. Meski aku tahu dia sangat ingin melakukannya..."
Wajahnya pucat, menatap Qingyou. "Kau juga sudah tahu dari awal kakakmu sedang berakting?"
Qingyou langsung menggelengkan kepala, melaporkan sejujurnya, "Aku tentu sama tidak tahunya denganmu. Jika tidak, mungkin aku sudah ketahuan berpura-pura di hadapanmu... Sebenarnya Jun sudah tahu dari awal bahwa Shan Yan sedang berakting. Saat naik pesawat ke sini tadi, Jun baru menjelaskan awal dan akhir peristiwa ini padaku."
"Rupanya begitu."
"Iya... Saat itu kau diculik orang-orang Linda, Ibu menerima telepon dari supir, lalu langsung meneleponku... Jun langsung membawaku naik pesawat ke sini, dan bilang tak perlu khawatir tentangmu."
"Apakah semuanya benar?" Dia mencubit wajahnya sendiri.
Qingyou tersenyum, merangkul kedua bahunya. "Kakak ipar... Iya, semua ini nyata. Kakakku tidak pernah melupakanmu. Semua yang dilakukannya hanya agar Linda bisa melakukan operasi terakhir untukmu."
"Tapi Linda tahu Ibu memberiku seribu bangau kertas, juga tahu itu pemberian Shan Yan. Jangan-jangan dia berbuat curang lagi selama proses operasi?" Tiba-tiba dia teringat masalah ini.
"Tidak akan."
Yang menjawab adalah Jiang Jun, bayangan tubuhnya yang jangkung sedang mendekati mereka.
Dia menatapnya dengan tegang. Jiang Jun muncul di hadapan mereka, baru kemudian melanjutkan, "Untung waktu itu aku segera menyuruh kalian menyimpan burung kertas, jadi Linda tidak melihat... Alasan Linda tahu tentang burung kertas mungkin karena setelah operasi, Linda tidak sengaja melihat Bibi Su melipat banyak burung kertas yang diletakkan di kursi istirahat keluarga."
"...Jadi, Linda baru tahu soal burung kertas setelah operasimu."
"Tapi Sayang, ini cuma dugaanmu. Bagaimana kalau Linda melihat burung kertas sebelum operasi? Soalnya waktu itu kau hanya menyuruhku menyimpan rangkaian bunga burung kertas, sedangkan Bibi Su masih terus melipat..." Qingyou mengungkapkan kekhawatiran. Jiang Jun merangkul bahu Qingyou, senyum percaya diri mengembang di bibirnya. "Sayang, kalau aku sudah mengingatkanmu untuk menyimpan burung kertas, mana mungkin aku tidak menyimpan burung kertas yang sedang dilipat Bibi Su waktu itu?"
