Usai berbicara dengan ibu, Ji Sixi kembali ke kamar dan menyandarkan tubuh lelahnya di pintu kamar.
Mengingat kebohongan yang dilontarkannya pada orang tua selama dua tahun terakhir, hatinya dipenuhi rasa bersalah……
"Tapi jika memberitahukan kenyataan pada orang tua, mereka mungkin lebih tak sanggup menerima……"
"Namun, sekarang semua urusan sudah berlalu, orang tua juga tak perlu selamanya mengetahui fakta masa lalu……"
"Di masa depan, harapanku orang tua baik-baik saja, anakku bisa disayangi Lu Jingzhi, tumbuh sehat dan bahagia……"
……
Berbaring di ranjang, baru hendak tidur, ponsel Ji Sixi tiba-tiba berdering.
Ji Sixi hampir tidak punya teman selain Annie, jadi saat ada yang meneleponnya sekarang, Ji Sixi benar-benar terkejut.
Mengangkat ponsel, barulah Ji Sixi tahu telepon itu dari Tan Yan.
Awalnya Ji Sixi ingin minta bantuan Tan Yan pergi ke tempat yang tak bisa ditemukan Lu Jingzhi, sekarang dia tak perlu bantuan Tan Yan lagi……
Tapi Ji Sixi tetap menekan tombol penerimaan, mengangkat telepon Tan Yan.
"Halo……"
"Akhirnya bisa tersambung……" Suara Tan Yan terdengar menghela napas lega.
Ji Sixi bersandar di tepi ranjang, tersenyum. "Tan Yan, ada urusan denganmu?"
"Aku tahu kau diam-diam mengambil anak dari vila kakakku. Kakakku terus menyuruh orang mencarimu, aku khawatir terjadi sesuatu padamu……" Tan Yan melaporkan jujur.
"Kau benar, sebelumnya memang begitu, tapi sekarang kakakmu sudah tak mencariku lagi……"
"Apa yang terjadi?"
Ji Sixi tertawa sambil berkata, "Karena anak itu sekarang sudah ada di sana bersama kakakmu……"
"Apa?!" Suara Tan Yan penuh kekhawatiran. "Kau baik-baik saja?"
Ji Sixi menggelengkan kepala, “Aku dan kakakmu sudah sepakat, anak itu menjadi miliknya, dan dia takkan mengejariku lagi… Sekarang aku dan dia sudah tak bersinggungan.”
Tan Yan menghela napas lega, “Tak kusangka kakakku mau melepaskanmu, kukira dengan karakternya, dia takkan begitu murah hati…”
“Dia menyuruhku memberitahu jejak anak itu, lalu dia memberiku jalan hidup… Aku berhadapan dengannya lama sekali, akhirnya tak punya pilihan selain kompromi… Beruntungnya dia tetap menepati komitmen untuk membebaskanku.” Ji Sixi berkata sejujurnya,
“Dengan karakternya, bisa memberimu kelonggaran, berarti pada akhirnya hatinya tak tega padamu.” Tan Yan berkata demikian.
Ji Sixi tersenyum lembut, “Jangan-jangan kau mau bilang Lu Jingzhi memberi ampun padaku karena masih ada perasaan?”
Tan Yan dengan tegas menjawab, “Aku tak bisa memastikan itu, tapi setidaknya dia melakukan hal yang tak sesuai karakternya.” Ji Sixi menggeleng, “Tan Yan, pemahamanmu tentang Lu Jingzhi masih kurang… Kecuali pada orang yang dia pedulikan, pada siapapun dia takkan punya belas kasihan. Alasan dia melepaskanku sama sekali bukan karena sisa perasaan kita dulu, melainkan mungkin karena dia merasa aku masih berguna, lagipula
Aku adalah ibu dari anaknya.”
“Baiklah, sekarang kau di mana?” Tan Yan bertanya penuh perhatian sambil mengalihkan topik.
Ji Sixi melaporkan jujur, “Aku di rumah orang tuaku di Kota C, sedang mempersiapkan hidup baru… Beberapa hari ini aku akan mencari pekerjaan.”
“Cari pekerjaan?”
“Ya, ada apa?” Tan Yan terdiam sejenak, lalu berkata, "Sebelumnya Su Mo bekerja di perusahaan saya, selalu menempati posisi manajer departemen perencanaan. Setelah dia pergi, saya tetap menyimpan pekerjaan ini untuknya... Sekarang Su Mo sudah menikah dengan Shan Yan, masa depan pasti tak akan kembali ke perusahaan. Jika kau tidak merasa jijik—"
"Kau bisa mengambil alih pekerjaannya."
Mendengar ini, Ji Sixi seketika terangkat dari tepi ranjang, tubuhnya tegak berseri-seri. "Tan Yan, benarkah? Aku bisa bekerja di perusahaanmu?"
"Kau lulusan universitas top di Jerman, bukan?" "Ya, saya lulus dari Universitas XX Jerman. Tapi jurusan utama saya desain, sebelumnya belum pernah menyentuh bidang perencanaan... Dan kau tahu setelah lulus saya langsung bersama Lu Jingzhi, sama sekali tak punya pengalaman kerja. Jadi posisi ini mungkin tak bisa saya penuhi..." Ji Sixi
berkata serius.
Dia benar-benar butuh pekerjaan. Tapi jika tak mampu, dia takkan memaksakan diri. "Jika fokusmu di bidang desain, saya bisa mengaturmu ke departemen desain. Kebetulan perusahaan kami baru bekerja sama dengan pabrik sepatu luar negeri, departemen desain sedang kekurangan staf... Jika tak keberatan hanya menjadi karyawan biasa di sana, kau boleh bergabung di Perusahaan Tan." Tan Yan
berkata tulus.
Ji Sixi segera mengangguk, "Baik... Aku selalu tertarik kerja di bidang desain, hanya saja dulu..." Dia menarik napas getir, lalu melanjutkan, "Kalau begitu besok aku datang melapor ke tempatmu, ya?"
"Tidak masalah."
"Terima kasih, Tan Yan." Ji Sixi mengucapkan syukur dengan tulus.
Tan Yan menjawab, “Tak perlu berterima kasih, ini hanya tinggal angkat tangan bagiku.”
“Tapi tetap harus mengucapkan terima kasih.” Ji Sixi berkata dengan riang.
……
Keesokan harinya.
Ji Sixi berganti pakaian profesional yang jarang dipakainya, lalu pergi melapor ke Perusahaan Tan.
Meski Hantian agak jauh dari pusat kota, namun beruntungnya dia bisa menyetir, sehingga pulang-pergi kerja nanti tak akan jadi masalah besar.
Begitu tiba di perusahaan, resepsionis yang mengetahui namanya langsung membawanya masuk ke lift eksklusif Direktur Utama.
Keluar dari lift eksklusif, sekretaris direktur segera mengantarnya menuju kantor Tan Yan.
Tan Yan yang duduk di belakang meja kerja meletakkan pulpen di tangannya. “Duduklah.”
Ji Sixi duduk berseberangan dengannya, tetap menjaga senyuman sopan. “Direktur Tan.”
Tan Yan menggeleng, “Tak perlu formal, panggil saja Tan Yan.”
“Tak mau, nanti Anda jadi bosku, aku harus menghormati Anda.” Nada Ji Sixi tegas.
Tan Yan tak memperpanjang topik ini, berkata serius, “Departemen desain relatif lebih berat dibanding bagian lain. Jika merasa tak cocok, bisa langsung bicara padaku.”
“Tak akan, aku bukan orang yang tak tahan getir. Apalagi desain adalah passionku, aku yakin pekerjaan ini akan menyenangkan.” Ji Sixi tersenyum.
“Baiklah, akan kusuruh orang mengantarmu ke departemen desain...”
“Baik.” Ji Sixi bangkit dari kursinya.
Tan Yan menekan telepon internal, memerintahkan sekretaris untuk segera masuk. Sambil menunggu sekretaris masuk, Ji Sixi ragu sejenak, akhirnya membuka suara, "Direktur Tan, aku tahu kau membantuku karena hubungan lamaku dengan Lu Jingzhi... Tapi kau sangat paham, pernikahanku dulu dengan dia hanya agar bisa mendekati Shan Yan dengan lancar, antara kami tidak ada perasaan... Jadi, kali ini kau membantuku, di kemudian hari akan kubalas dengan kerja keras, tapi aku tak mau kau masih menganggapku sebagai 'kakak ipar'-mu. Aku hanya ingin kau memperlakukanku sebagai karyawan biasa. Tentu, secara diam-diam, jika kau mau, kita bisa jadi sahabat."
