Restoran.
Setelah Ji Sixi menceritakan kejadian semalam pada Chi Zhichen, pria itu bersuara berat, “Kalau begitu, kakak iparmu jelas bekerja sama dengan Ye Zhengrong sebagai pembunuh kakakmu, jika tidak dia tak perlu menghancurkan segalanya.”
“Benar.” Mengenang kematian kakaknya, rasa sakit di hati Ji Sixi masih terasa.
Chi Zhichen bersandar di sandaran kursi, memandanginya dalam-dalam. “Keadaan sudah begini, jangan terlalu dipikirkan, bagaimanapun juga kakakmu sudah tak bisa kembali...”
Ji Sixi mengangkat air lemon dan meneguknya, berkata datar, “Hanya berharap Lan Jing dan Ye Zhengrong mendapat hukuman yang setimpal.”
“Tapi kau bahkan tak tahu di mana mereka sekarang, bukan?” kata Chi Zhichen.
Ji Sixi tersenyum tipis, menjawab datar, “Aku tak perlu tahu lokasi mereka, karena yakin mereka takkan mendapat akhir baik.”
“Benarkah?” Chi Zhichen memandangnya curiga. “Kau pikir Lu Jingzhi akan membantumu menghadapi mereka?”
Ji Sixi menggelengkan kepala, "Dia pasti tidak akan membantuku menghadapi mereka, tapi mereka berani mengancamnya. Ini sudah cukup untuk membuatnya marah... Dan orang yang membuat Lu Jingzhi marah, tidak akan berakhir baik." "Aku tiba-tiba penasaran dengan mantan suamumu ini. Sebenarnya siapa dia? Dia sangat pintar, memanfaatkan keserakahan Lan Jing dan Ye Zhengrong untuk mengulur waktu, lalu mengatur anak buahnya sendiri untuk menyelamatkanmu. Lagipula anak buahnya juga bukan orang biasa... Sebenarnya seperti apa latar belakangnya?" Chi Zhishen bertanya penasaran.
。
Ji Sixi akhirnya menatap mata Chi Zhishen, berkata datar, "Aku hanya bisa memberitahumu, dia bukan orang biasa. Kita dan dia adalah penghuni dua dunia yang berbeda."
Chi Zhishen mengangkat alis, "Dari nada bicaramu menyebut dia, sepertinya dia orang yang sangat luar biasa."
Ji Sixi tersenyum lembut, "Percayalah, aku tidak mengaguminya. Aku hanya berbicara murni dari latar belakangnya saja."
Chi Zhishen yang orang pintar ini sudah menebak sebagian. "Kenapa kau bisa mengenalnya, bahkan menjadi suami-istri?"
Ji Sixi memalingkan wajah ke luar jendela, tetap menjaga senyuman, berkata datar, "Aku mengenalnya lewat perkenalan orang. Kita saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Jadi selama dua tahun ini aku punya uang untuk membantu keluargaku."
Chi Zhishen seketika membeku.
Ji Sixi menoleh kembali, memandangi wajah Chi Zhishen yang agak kaku, berbisik, "Sudah lama kubilang, aku tidak cocok untukmu."
Chi Zhishen jelas terkejut dengan kenyataan ini. Otot-otot wajahnya baru perlahan rileks setelah lama terdiam. "Xi, waktu itu seharusnya kau ceritakan kesulitanmu padaku."
Ji Sixi tersenyum getir, “Kau juga hanyalah orang biasa, kau tak bisa membantuku.”
“Kau tak memahami latar belakangku, sebenarnya aku bisa membantumu.” Suara parau Chi Zhichen terdengar.
Ji Sixi menatap Chi Zhichen dengan serius, “Faktanya, aku tahu latar belakang keluargamu cukup baik, dan saat itu kau tepat mengungkapkan perasaan padaku. Aku sepenuhnya bisa meminta bantuanmu, dan aku tahu kau pasti akan menolong... tapi aku tak mau melakukannya.”
“Mengapa?” Chi Zhichen mengerutkan alis. “Apa kau pikir jika aku membantumu, aku akan meminta imbalan lain?” Ji Sixi menggeleng, wajahnya tenang, “Dari pemahamanku tentang dirimu, aku tahu kau tak akan meminta imbalan. Tapi jika aku berhutang padamu, aku tak tahu bagaimana melunasinya... Jika aku berpura-pura menyukaimu untuk mengabaikan utang ini, aku tahu seumur hidup tak akan bahagia, dan ini akan mengorbankan
hidupmu.”
Sorot mata Chi Zhichen mengembang kesepian. “Bisakah kau katakan, mengapa kau tak pernah tertarik padaku?”
Ji Sixi menjawab jujur, “Zhichen, kau sungguh luar biasa. Kau manusia sempurna, pesonamu cukup untuk menarik semua wanita di sekitarmu... Tapi saat itu, aku benar-benar hanya menganggapmu sebagai kakak tingkat, tanpa perasaan khusus.”
“Sekarang?” Chi Zhichen menyipitkan mata, tatapannya tak lepas. “Sampai kini kau masih tak merasakan apa-apa?”
Ji Sixi tertegun, “Kau sudah tahu hubunganku dengan Lu Jingzhi, kau masih mau mengejarku?”
“Suara Chi Zhishen yang tenang dan teguh berkata, ‘Meski kau baru saja bercerita tentang hubunganmu dengan Lu Jingzhi, aku tetap yakin kau adalah gadis baik yang pantas kutunggu.’”
“Kau terlalu bodoh…” Ji Sixi menghela napas pasrah. “Jangan lupa, aku sudah punya anak…”
Tatapan teguh Chi Zhishen tak berubah, matanya masih mengunci Ji Sixi. “Aku tak keberatan… Sejak tahu kau lajang sekarang, aku bertekad dalam hati pasti akan mengejarmu kali ini.”
“Benarkah kau tak keberatan?” Menghadapi pria hebat dan setia seperti ini, Ji Sixi bukan tak tersentuh sama sekali.
Chi Zhishen mengulurkan tangan menggenggam tangan Ji Sixi, dengan keyakinan penuh berkata, “Aku hanya harap kau kasih satu kesempatan untuk membuktikan padamu.”
Ji Sixi memandang tangan yang digenggam Chi Zhishen, meski agak tak terbiasa, akhirnya tak menarik kembali tangannya.
Senyum bahagia merekah di wajah tampan dan lembut Chi Zhishen.
Ji Sixi menunduk sedikit, ekspresinya malu-malu.
……
Kembali ke perusahaan, perasaan Ji Sixi cukup baik. Sekretaris Tan Yan tiba-tiba datang, bilang Tan Yan mau menemuinya.
Ji Sixi mengira ini urusan bisnis, segera menyusun kembali perasaannya, lalu menuju kantor direktur utama.
Tak disangka, Tan Yan sedang duduk di sofa minum anggur merah, jelas ingin membicarakan urusan pribadi.
Ji Sixi berdiri di belakang sofa, tetap menjaga sikap hormat, “Direktur Tan.”
Suara Tan Yan yang biasa terdengar ringan membuka percakapan, "Kau tahu soal rencana pertunangan kakakku?"
Ji Sixi tersenyum, "Ya, Yang Sheng sudah menelepon dan memberitahuku, tapi aku tak tahu mengapa ia memberitahuku hal ini."
Tan Yan meletakkan gelas anggur di tangannya, bangkit dari Sofa. "Kalau begitu kau juga harus tahu, Situ Jing lebih mirip Su Mo dibandingkanmu."
Ji Sixi pertama kali mengerutkan alis, lalu mengangkat bahu, "Aku tak mengapa kalian semua menganggapku mirip Su Mo. Menurutku aku sama sekali tidak mirip."
Tan Yan berjalan sampai ke jendela kaca, bayangannya terlihat sepi dan kesepian. "Dia akan bertunangan dengan Situ Jing, kurasa karena Su Mo sudah menikah. Ia tahu tak mungkin lagi bersama orang yang dicintainya seumur hidup ini, jadi mencari yang paling mirip..."
"Aku tak mengapa Direktur Tan membicarakan ini denganku untuk apa?" Ji Sixi memandangi punggung Tan Yan dengan ragu.
"Benarkah kau tak mencintai kakakku?" Tan Yan tiba-tiba menoleh, tatapannya dalam menatapnya.
Ji Sixi tersenyum tipis, "Direktur Tan, sebelumnya sudah kukatakan, antara aku dan Lu Jingzhi tidak ada perasaan. Tak tahu mengapa kau masih bertanya begitu?"
"Karena aku berharap kau dan kakakku bisa bersama." Tan Yan menjawab demikian.
Ekspresi Ji Sixi menunjukkan ketidakpahaman. "Hanya karena aku ibu dari Yi Xin?" Tan Yan mengangguk, "Ya. Jika kakakku ingin menikahi seseorang yang mirip Su Mo, untuk apa mencari Situ Jing? Dari dirimu, ia bisa mendapatkan penghiburan yang sama, dan kau adalah ibu kandung Yi Xin."
