Masih ingat itu satu-satunya kali ia membawanya ke New York.
Di vilanya, tepatnya vila yang pernah ditempati Su Mo, dia melihat pemandangan salju paling indah.
Beberapa hari itu benar-benar membahagiakan, Lu Jingzhi tidak pergi bekerja, ia tetap di vila sambil menangani urusan bisnis.
Sementara dia duduk di sofa depan perapian, mengagumi pemandangan salju di luar, sekaligus memandangi wajahnya yang sedang serius bekerja.
Saat itu bahkan sempat terpikir olehnya, andai bisa tinggal selamanya bersama pria ini di tempat indah ini...
Jadi ketika kemudian Shan Yan dan kawan-kawan mencari Su Mo ke seluruh dunia, dia langsung menebak Lu Jingzhi pasti menempatkan Su Mo di vila New York ini.
Karena dia sangat paham, Lu Jingzhi pasti akan memberikan yang terbaik untuk Su Mo.
"Aku bisa menemanimu ke New York, ke mana pun kau mau, aku akan menemanimu." Chi Zhishen menoleh memandang Ji Sixi, berkata dengan tulus.
Ji Sixi tersenyum tipis, "Tunggu sampai musim dingin tahun depan saja!"
"Baik."
"Ngomong-ngomong, kita mau ke mana sekarang?"
"Di depan ada restoran barbekyu Korea baru buka, katanya rasanya enak, aku ajak kau mencoba..."
"Wah, pas banget dimakan saat musim dingin..."
"Ya."
……
Shen Xiaoran berdiri di balik jendela kaca, memandangi mobil yang perlahan menjauh di bawah kantor, sudut bibirnya sedikit melengkung.
Tiba-tiba, ia mengambil ponsel, sambil menyeruput anggur merah, mulai memencet nomor telepon.
"Bilang." Suara di seberang telepon terdengar dingin begitu sambungan tersambung.
Suara halus Shen Xiaoran berkata, "Lu, kalau kau tidak segera datang, aku yakin istrimu akan dibawa kabur oleh anak muda bermarga Chi... Ini dia, istrimu baru saja menolak undanganku dan naik mobil Chi, sekarang entah mau makan di mana..."
Di seberang sana terdengar suara orang yang baru saja bekerja, gemerisik dokumen yang dibalik berhenti. "Kau bodoh ya?" Shen Xiaoran mengendus aroma anggur merah, baru menjawab dengan tenang, "Ini bukan salahku, aku sudah berusaha keras menguasai waktu senggang istrimu agar fokus pada pekerjaan, tak sempat memperhatikan si Chi... Tapi Chi ini benar-benar ahli memanfaatkan waktu, setiap kali
istrimu selesai berdiskusi bisnis denganku, dia pasti muncul."
"Sekarang kau harus membuat mobil Chi Zhishen mogok atau tutup restoran tujuan mereka, pokoknya aku tak izinkan Chi Zhishen mendekati Xi selangkah pun!" suara dingin dari seberang memerintah.
Shen Xiaoran mengeluarkan suara "ciut-ciut", anggur merah di mulutnya muncrat. "Lu, kau tidak sedang bercanda kan?"
Suara paling tegas dari seberang, "Setengah jam lagi kalau dia belum kembali ke Perusahaan Tan, persahabatan kita tamat."
"Apa..."
Kata "apa" dari Shen Xiaoran belum sempat terucap, telepon sudah ditutup lawan bicara.
Shen Xiaoran menghela napas, lalu menghabiskan anggur merah di tangannya sekali teguk. "Benar-benar mengutamakan asmara daripada kemanusiaan... Salah, orang ini dari awal memang tak punya rasa kemanusiaan."
……
Aroma karbon dari panggangan ala Korea di sekeliling perapian membuat Ji Sixi merasa kelaparan mencapai puncak.
Melihat hal ini, Chi Zhishen yang tampan menunjukkan senyuman lembut di wajahnya. "Aku benar-benar tidak menyangka melihatmu dengan selera makan sebesar ini."
Ji Sixi dengan sabar membalikkan daging panggang sambil tersenyum manis. "Karena perasaanku sedang baik... Desain yang kukirim ke DIO sudah disetujui oleh Manajer Shen."
"Benarkah?" Wajah Chi Zhishen juga menunjukkan kegembiraan. "Jika ingatanku tidak salah, desain ini sudah kau revisi tidak kurang dari sepuluh kali. Akhirnya disetujui juga kali ini?"
"Ya, jadi sekarang hatiku lega. Selanjutnya akhirnya bisa lebih santai..." Setelah berkata demikian, dia menjepit sepotong daging panggang yang sudah matang dan memasukkannya ke mulut.
Chi Zhishen menaruh daging panggangnya sendiri ke mangkuk Ji Sixi sambil berkata, "Manajer Shen ini ternyata cukup sabar. Dia setia menetap di Kota C untuk berdiskusi desain denganmu."
Ji Sixi mengucapkan "Terima kasih", lalu mengambil tisu untuk menyeka minyak di bibirnya. Baru kemudian dia berkata, "Dia bukan sabar, tapi sedang berburu wanita di Kota C. Sekarang sudah tidak terhitung berapa banyak gadis cantik yang mengelilinginya!"
"Apakah dia tertarik padamu?" tanya Chi Zhishen begitu.
Mata jernih Ji Sixi yang penuh semangat menatap ke atas, tertawa kecil memandangi Chi Zhishen. "Dia khusus memburu gadis-gadis awal dua puluhan yang belum berpengalaman di dunia. Menurutmu dia akan melirikku?"
Chi Zhishen membalik daging di perapian, dengan tenang berkata, "Kau juga belum melewati dua puluh lima."
“Tapi aku sudah bukan nona kecil yang belum berpengalaman di dunia, apalagi aku bisa melihat, ia tidak punya minat padaku.” Ji Sixi menjepit daging panggang di mangkuknya, lalu memasukkannya ke mulut dengan puas.
Mendengar penjelasan Ji Sixi, Chi Zhishen tersenyum tipis, kemudian melanjutkan memasukkan daging panggang yang sudah matang ke dalam mangkuk Ji Sixi.
Tiba-tiba, ponsel Ji Sixi berdering.
Chi Zhishen dengan sigap mengambilkan tas Ji Sixi.
Ji Sixi meletakkan sumpit, membersihkan tangannya, lalu segera mengeluarkan ponsel dari tasnya.
Melihat telepon dari Shen Xiaoran, Ji Sixi tetap menjaga senyuman sambil menekan tombol penerimaan. "Direktur Shen."
"Xi, tadi aku memikirkan lagi desain yang kau tunjukkan padaku, ada beberapa detail kecil yang ingin kuminta kau revisi..." Di ujung lain, suara Shen Xiaoran terdengar serius.
"Baik, aku catat..." Ji Sixi buru-buru menjepit ponsel di antara telinga dan bahu, mengeluarkan buku catatan, bersiap mencatat.
Namun Shen Xiaoran berkata, "Tidak perlu dicatat. Aku ingin kau kembali ke perusahaan sekarang, sambil kukerjakan revisi sambil kau dengar... Karena satu jam lagi desain ini harus dikirim ke departemen."
"Ah?" Ji Sixi meletakkan buku catatan, kembali memegang ponsel. "Begitu mendesakkah?"
"Ya, sekretaris baru saja menelepon bahwa departemen desain terus mendesak. Jika hari ini draft tidak dikirim, rilis koleksi musim ini mungkin akan tertunda. Sore dan malam ini aku ada urusan, jadi terpaksa harus memaksamu."
"Baiklah, aku akan segera kembali ke perusahaan untuk melakukan revisi."
“Baik, namun kau harus cepat karena aku sudah janji makan siang dengan seseorang.” Shen Xiaoran mengingatkan. Benar, seseorang hanya memberinya setengah jam, jika tidak bahkan teman pun tidak bisa, mana mungkin dia tidak memaksanya?
“Ya ya, aku akan naik taksi.”
“Baik.”
Setelah memutuskan sambungan, Ji Sixi segera mengangkat tasnya, meminta maaf pada Chi Zhishen, "Maaf, Manajer Shen tiba-tiba menyuruhku merevisi desain, aku harus kembali ke perusahaan dulu."
Chi Zhishen segera berdiri. "Harus sesegera ini?"
Ji Sixi mengangguk, "Manajer Shen harus mengirimkan desain ke perusahaan hari ini, sedangkan dia ada urusan sore dan malam, jadi revisi harus selesai siang ini."
"Kalau begitu aku antar kamu ke perusahaan." Chi Zhishen mengambil jas dan kunci mobilnya.
"Tidak perlu, jangan sia-siakan barbekyu ini, aku naik taksi saja..." Setelah berkata demikian, Ji Sixi langsung berlari keluar restoran.
Chi Zhishen memandang arah lenyapnya Ji Sixi, mendesah pelan.
……
Pada waktu yang sama, Berlin sedang malam hari.
Di dalam ruang kerja, Lu Jingzhi bersandar di sandaran kursi, lelah mengusap keningnya.
Tok, tok——
Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar.
Lu Jingzhi langsung menyesuaikan posisi duduknya, bersuara datar, "Masuk."
Detik berikutnya, kepala rumah tangga muncul di hadapannya. "Tuan Lu, Nona Yixin tiba-tiba menangis keras, aku dan Mbak Susu tidak bisa menenangkannya..."
