Mendengar ucapan Lu Jingzhi, perlahan wajah Ji Sixi memancarkan kekecewaan.
Lu Jingzhi mengangkat sudut bibirnya, bertanya dengan nada memanjakan, "Ada apa?"
Ji Sixi menarik napas dalam, baru berkata, "Ayah bilang tak ada ruang kompromi. Jika kita tak menepati janji, aku tak boleh lagi pulang ke rumah ini."
Lu Jingzhi sepertinya sudah mengantisipasi hasil ini. Senyum anggun tetap menghias wajahnya, "Pemikiran ayahmu bisa dimaklumi... Sudah, jangan bahas lagi."
Ji Sixi menghela napas, mengangguk pasrah, "Baik."
Lu Jingzhi lalu memandang Sen Sen yang sedang bersandar di Nenek-Kakek di ruang tamu. Dengan khidmat ia berkata, "Dia anak pintar. Aku yakin bisa membinanya jadi orang sukses."
Ji Sixi mengikuti arah pandang Lu Jingzhi. “Dia sangat mirip kakak ipar Lan Jing, tapi hati dalamnya seperti kakakku... Dulu saat Lan Jing membesarkannya di Amerika, tak pernah merawatnya dengan baik. Tapi dia tak pernah mengeluhkan Lan Jing, selalu mempertahankan citra ibunya.”
“Ya, ini menunjukkan dia anak yang penuh pengertian,” ujar Lu Jingzhi.
Ji Sixi mengangguk, berkata serius, “Ke depannya aku akan memperlakukannya seperti anakku sendiri, membesarkannya dengan baik sebagai pengganti kakakku.”
……
Meski Sen Sen berat berpisah dengan Pasangan Ji, dengan penurut ia mengikuti Ji Sixi dan Lu Jingzhi ke Jerman.
Setelah tiba di Jerman, karena status 'Ayah angkat' masih belum jelas, Ji Sixi terus diliputi kecemasan, khawatir orang ini tiba-tiba akan melawan Lu Jingzhi.
Namun Lu Jingzhi bukan tanpa petunjuk. Setelah menyingkirkan beberapa tersangka di Dubai, kini ia menyelidiki satu per satu pemilik helikopter yang bersedia menjual. Identitas 'Ayah angkat' telah dipersempit ke empat orang.
Pertama, orang terkaya Dubai Akman. Ia membeli helikopter ini hanya untuk pamer di depan teman. Kini sudah jenuh dan bersedia menjual.
Kedua, pengusaha kaya Amerika Jude Law. Ia membeli helikopter sebagai investasi. Melihat Lu Jingzhi bersedia membayar tiga kali lipat harga, ditambah kebutuhan dana darurat hari ini, ia memutuskan menaikkan harga lagi sebelum menjual.
Yang ketiga, pengusaha kaya Jerman Situ Cheng, orang ini membeli helikopter paling awal, awalnya berencana menyumbangkannya ke lembaga keamanan Jerman di kemudian hari untuk membantu pemerintah Jerman memberi kontribusi. Namun karena keluarga Situ belakangan terus menerus mendapat pukulan bisnis, kini sudah terlilit utang sehingga terpaksa menjual helikopter tersebut.
Yang keempat, politikus Prancis Pu Xi, orang ini membeli helikopter juga ingin mempersembahkannya ke pemerintah untuk keperluan penelitian dan studi. Tapi karena tiba-tiba kehilangan pengaruh dan kecewa pada pemerintah Prancis, ia memutuskan menjual helikopter untuk biaya pensiun.
Keempat orang ini saat ini adalah tersangka yang ditetapkan Lu Jingzhi. Namun Xiao K berpendapat dari mereka yang paling mencurigakan ada dua orang, sedangkan dua lainnya bisa dieliminasi.
Dua yang mencurigakan adalah Qiu Deluo dan Pu Xi, sementara yang tidak mencurigakan adalah Akaman dan Situ Cheng.
Alasannya, Qiu Deluo adalah orang pertama yang bersedia menjual pesawat kepada Lu Jingzhi. Menurut prinsip yang pernah diucapkan Lu Jingzhi sebelumnya, "yang paling tidak mencurigakan justru paling mencurigakan", sehingga Qiu Deluo sangat dicurigai. Sedangkan Pu Xi, kecurigaannya berasal dari kejatuhannya yang tiba-tiba.
Pu Xi yang seumur hidup menjabat sebagai pejabat pemerintah tiba-tiba kehilangan jabatan, Xiao K menilai ini sangat mencurigakan. Mengingat ini adalah perubahan besar, mungkin terkait persiapan rahasia Pu Xi untuk membangkitkan kembali organisasi Setan...
Adapun mengapa Akkerman dan Situ Cheng bisa disingkirkan dari kecurigaan, semuanya karena koneksi mereka tidak rumit, tidak ada hal yang bisa diteliti lebih dalam. Mereka berdua mengajukan kenaikan harga pada Lu Jingzhi, tujuan mereka jelas hanya ingin mendapatkan uang.
Lu Jingzhi juga memberikan persetujuan terhadap analisis Xiao K, memintanya untuk sementara fokus menyelidiki Qiu Deluo dan Pu Xi.
Mendapatkan hasil seperti ini, Ji Sixi sedikit merasa lega. Hari ini dia berencana memberikan kejutan pada Lu Jingzhi di perusahaan, ingin menitipkan dua anak di rumah, lalu menemannya makan malam romantis dengan lilin di luar. Namun tak disangka, dia justru melihat Situ Jing sedang berbicara dengan Lu Jingzhi di kantor.
Sebelumnya di Kota C, dia sudah pernah melihat Lu Jingzhi menerima telepon Situ Jing, hal itu sudah membuat relung hatinya tidak nyaman. Kini menyaksikan Situ Jing datang ke kantor mencari Lu Jingzhi, sementara Lu Jingzhi terlihat sangat sabar berbincang dengannya, membuat rasa cemburu dalam hatinya semakin menjadi.
Akhirnya, Ji Sixi memberitahu sekretaris Lu Jingzhi untuk mengabari sang bos setelah pertemuan dengan Situ Jing selesai, lalu sendiri menuju rooftop di lantai atas perusahaan.
Dia ingin merasakan hembusan angin untuk menenangkan diri, berusaha tak mudah termakan rasa cemburu tanpa alasan.
Sekitar setengah jam kemudian, derap langkah kaki yang familiar baru terdengar, tapi dia tak menengok.
Detik berikutnya, Lu Jingzhi memeluknya dari belakang. "Kenapa baru sekarang memberi tahu lewat sekretaris setelah menunggu sampai sekarang?"
"Ji Sixi tidak ingin menjadi wanita yang sembarangan cemburu buta, karena ia percaya Lu Jingzhi dan Situ Jing hanya sahabat. Ia lalu menyandarkan diri ke pangkuan Lu Jingzhi, berkata dengan nada lega, "Tadi melihatmu mengobrol bersama Situ Jing agak tidak nyaman, tapi sekarang setelah tertiup angin sebentar, sudah tidak apa-apa."
"Benar-benar tidak apa?" Lu Jingzhi menggigit lembut daun telinga Ji Sixi yang jernih.
Ji Sixi membalikkan badan, berkata serius, "Benar tidak apa... karena aku percaya padamu."
Lu Jingzhi malah mengangkat tangan dan menggores ringan hidung Ji Sixi sambil berkata, "Meski kau percaya padaku, aku tetap mau menjelaskan semuanya padamu."
"Oh." Lu Jingzhi seketika berkata dengan tegas, "Keluarga Situ Jing kali ini mengalami pukulan ekonomi sangat besar, seluruh keluarganya hampir runtuh. Ayah Situ Jing karena utang menumpuk, hampir didakwa masuk penjara. Situ Jing tidak mau ayahnya dipenjara, lalu meminjam uang dariku untuk membayar utang ayahnya dalam persidangan ini...
...Hari ini Situ Jing datang untuk mengembalikan uang itu padaku."
"Kalau keluarganya sudah bangkrut, bagaimana tiba-tiba ada uang untuk mengembalikan padamu?" Ji Sixi bertanya dengan keraguan.
"Wanita cemburu memang IQ-nya turun..." Lu Jingzhi membalas dengan candaan.
Ji Sixi melotot kesal padanya, di detik berikutnya membelalakkan mata seolah tersadar, "Situ Jing menggunakan uang dari menjual helikopter padamu untuk melunasi utangnya?"
Lu Jingzhi mengangguk, “Aku kira dia akan menggunakan uang itu untuk melunasi utang keluarganya yang lain, tak kusangka dia malah mengembalikanku dulu.”
“Oh, ini membuktikan dia gadis yang menepati janji, kan dia pernah bilang akan segera melunasimu!” suara Ji Sixi terdengar cemburu.
Melihat hal ini, Lu Jingzhi mengejek, “Lihat, mulut kecilmu sudah mengerucut...”
“Nggak ada lah.” Ji Sixi menyangkal, tapi memalingkan tubuhnya ke arah kota Berlin yang terbentang di bawah kaki mereka.
Lu Jingzhi kembali memeluk erat Ji Sixi dari belakang, mencium akar telinganya sebelum berbisik manja, “Aku bernegosiasi dengan Situ Jing juga untuk mencari petunjuk tentang 'ayah angkat' ini. Kau harus tahu, keluarga Situ termasuk pemilik helikopter.”
Ji Sixi mendengus, “Keluarga Situ sudah kalian bebaskan dari kecurigaan. Ini cuma alasan doang!”
“Sudahlah... Aku benar-benar tidak punya perasaan apapun pada Situ Jing. Apa kau masih tidak percaya padaku?” Rayuan lembut Lu Jingzhi terdengar.
Baru kemudian Ji Sixi menjawab, “Aku sebenarnya percaya, tapi melihat kalian begitu dekat, tetap saja tidak nyaman... Lagipula kalian hampir saja bertunangan!”
“Mengenai pertunangan...” Lu Jingzhi berpura-pura merenung sejenak sebelum berkata, “Inilah alasan kenapa dulu aku membantu Situ Jing.”
“Ya?” Lu Jingzhi menjawab dengan tenang, “Sebenarnya, pertama kali merencanakan pertunangan dengan Situ Jing, aku memang ingin menjadikannya pengganti Su Mo. Tapi setelah kau menggagalkannya, aku sudah tak berniat untuk memulihkan hubungan itu. Sampai akhirnya Dark Angel ingin membahayakanmu karena urusan kakakmu. Sebagai pemimpin Dark Angel,
aku tak bisa melakukan hal yang merugikan organisasi. Jadi satu-satunya cara adalah berpura-pura bertunangan kembali dengan Situ Jing, sambil mencari kesempatan untuk merangkulmu erat dalam pelukanku dan melindungimu...”
Masalah ini tidak diketahui oleh Ji Sixi. Dengan tatapan terkejut, matanya berkedip menahan haru. “Jadi... pilihanmu untuk bertunangan di Kota C saat itu, sebenarnya bukan untuk menemui Su Mo, tapi untukku? Karena saat itu aku berada di Kota C?”
Lu Jingzhi menjawab tulus, “Tidak hanya memilih Kota C sebagai lokasi pertunangan. Malam itu sengaja kubuat mabuk saat pesta, agar bisa memiliki alasan untuk menjalin hubungan kembali denganmu...”
Ji Sixi seketika bertanya curiga, “Tapi bagaimana mungkin kau tahu mobilku akan melewati jalan tempatmu berada?”
Lu Jingzhi tertawa pendek, lalu berkata, “Malam itu aku tahu Chi Zhishen akan meninggalkan Kota C. Pasti kau yang akan mengantarnya. Sementara di jalan alternatif, kubuat kecelakaan kecil. Mau tak mau kau harus memutar dan melalui jalur tempatku berada...”
“……”
Lu Jingzhi menunduk mematuk pipi Ji Sixi. “Sekarang mengertilah betapa besar usahaku untukmu?” Ji Sixi mendongak, mencibir. “Licik.”
