“Berbincang empat mata?” Situ Jing mendengus. “Sepertinya orang ini juga memihak Ji Sixi, belum pernah bertemu denganku, sudah punya niat memusuhi... Kalau tidak, urusan apa yang tak bisa dibicarakan di hadapanku?”
Xiao K tak menjawab.
Situ Jing tersenyum, lalu membawa sebuah stik golf menghampiri Lu Jingzhi.
Entah apa yang dibicarakan Situ Jing kepada Lu Jingzhi, pria itu menghentikan ayunannya, melirik Shen Xiaoran.
Kemudian, Lu Jingzhi meneguk air mineral dari pembantu lapangan, terlihat hendak beristirahat. Tapi tak disangka, ia mengambil kembali stik golfnya dan terus menemani Situ Jing mengayunkan bola di lapangan hijau ini.
Shen Xiaoran dari kejauhan melihat adegan ini, kemarahan sucinya memuncak, lalu mendekat.
Mendengar derap langkah sudah dekat, bibir Lu Jingzhi melengkung dalam senyum lembut, “Angin apa yang membawamu kesini!”
“Mood Pak Lu sepertinya sedang bagus.” Shen Xiaoran bersuara sarkastik.
“Cuaca cerah berangin sepoi-sepoi seperti ini, apakah mood Manajer Shen sedang buruk?” Lu Jingzhi membalas bertanya dengan lembut.
Shen Xiaoran diam seribu bahasa.
Senyuman di bibir Lu Jingzhi makin lebar, dengan sikap halus ia berkata, “Sudah lama tak main golf bersamamu, bagaimana kalau kita latihan...”
“Aku tak punya mood.” Shen Xiaoran menolak mentah-mentah.
“Oh, urusan apa yang mempengaruhi mood Manajer Shen?” Sambil mengucapkan ini, Lu Jingzhi tetap fokus mencoba ayunan, berharap bisa memasukkan bola satu pukulan sempurna ke lubang.
“Bolehkah aku berbincang empat mata denganmu?” Shen Xiaoran memandang dingin ke arah Situ Jing di samping Lu Jingzhi.
“Jika urusan bisnis, kau tahu, di luar perusahaan aku tak suka bicara bisnis. Kalau urusan pribadi, menurutku tak ada yang tak bisa dibicarakan di hadapan Xiao Jing.” Lu Jingzhi menjawab Shen Xiaoran seperti ini.
“Xiao Jing？”Shen Xiaoran mendengus dingin.“Panggilannya begitu mesra... Apakah Pak Lu masih ingat, statusmu sudah menikah? Tidakkah Pak Lu takut difitnah wartawan?”
Lu Jingzhi terkecil tipus,“Kenapa suasana hati Xiaoran begitu buruk? Apakah Manajer Shen tidak tahu bahwa wartawan tidak berani menulis berita sembarangan tentangku?”
Wajah Shen Xiaoran langsung membeku seperti embun beku. Saat itu, Situ Jing menyerahkan tongkat golfnya ke caddy di samping, lalu menatap Shen Xiaoran sambil menjaga senyuman elegan.“Manajer Shen sungguh salah paham dengan hubunganku dan Pak Lu... Kami hanya sahabat, hari ini kebetulan bertemu Pak Lu saat main golf di sini... Kalau kalian ada urusan, aku...”
“tidak akan mengganggu lagi. Aku akan minum air di sebelah.” Setelah mengangguk sopan ke Shen Xiaoran, Situ Jing baru pergi ke sisi lain.
“Tanpa kehadiran Situ Jing, Shen Xiaoran tak lagi punya kekhawatiran. Ia langsung mendekati Lu Jingzhi dan berkata dengan nada dingin, "Kau memperlakukan Xi seperti ini, apakah nuranimu tidak sakit?"”
“Lu Jingzhi tiba-tiba mengangkat kepala. Tatapannya menyapu Shen Xiaoran dengan dingin yang mengerikan. "Kau ini siapa baginya, sampai bisa begitu perhatian padanya?"”
“Aku...”
Shen Xiaoran terdiam seketika.
Lu Jingzhi menghindari pandangan, menyerahkan tongkat golf ke caddy, lalu langsung melangkah meninggalkan tempat.
“Shen Xiaoran kedua tangannya sedikit mengatupkan tinju, tiba-tiba berkata, "Aku langsung memberitahumu, jika kau menyerahkannya, aku tak akan lagi punya kekhawatiran, aku akan mengejarnya!"
Mendengar kata "mengejar", Lu Jingzhi menghentikan langkahnya, menjawab dengan nada datar, "Shen Xiaoran, kau bebas mengejar siapa pun. Tapi jika kau mengejar dirinya, aku baik hati mengingatkanmu... Menurutmu masih adakah nyawa yang tersisa di tubuhnya?"
"Selama Shen Xiaoran ingin dia tetap hidup, tak ada satu orang pun yang bisa menyentuhnya." Suara dingin Shen Xiaoran mengeras.
Lu Jingzhi terkecil lirih, "Manajer Shen benar-benar pria romantis. Demi dia, berani melawan Dark Angel... Meski aku khawatirkan nasibmu, aku juga kagumi keberanianmu. Semoga sukses."
"Lu Jingzhi——" Shen Xiaoran tiba-tiba berteriak memanggil.
Namun Lu Jingzhi tetap melanjutkan langkah perginya, tak sekali pun menoleh.
Shen Xiaoran geram berkata, "Apakah kau benar-benar tak pernah peduli padanya? Jika memang tak peduli, mengapa dulu saat dia ingin meninggalkanmu, kau takut Chi Zhishen akan mengambil kesempatan, bahkan menyuruhku melindunginya?"
"Berakting harus tuntas. Jika detail-detail kecil seperti ini tak kuhandle, mana mungkin wanita ini menunjukkan kesetiaan mutlak padaku?" Lu Jingzhi memberi penjelasan.
"Menurutmu penjelasan ini tidak terlalu dipaksakan?" Shen Xiaoran membentak keras.
Lu Jingzhi kembali tersenyum lembut, "Kau percaya atau tidak... Yang pasti, aku tak ingin lagi mendengar kabar apapun tentang Ji Sixi. Tapi kuharap kau bisa melindunginya, bagaimanapun kami pernah jadi suami-istri."
Shen Xiaoran murka luar biasa, seluruh wajahnya membeku dingin.
……
Setelah perjalanan lebih dari 20 jam, Ji Sixi tiba di Selandia Baru atas arahan Iblis.
Ji Sixi tak tahu apakah Iblis sengaja memilih tempat ini untuknya. Yang jelas, begitu tiba di sini, dia langsung yakin akan bisa beradaptasi. Pemandangan di sini seperti wallpaper komputer, begitu indah hingga menenangkan jiwa.
"Tak kusangka Iblis mengatur kita ke Selandia Baru... Dulu Kakakmu yang ingin membawa kita menetap di sini." Berdiri di depan vila putih, Ibu Ji menuntun tangan Sen Sen sambil matanya berkaca-kaca.
Sen Sen melompat-lompat girang. "Wah, aku suka sekali di sini... Nenek-Kakek, tempat ini cantik sekali!"
Ayah Ji menyahut dingin, "Dia pikir dengan berbuat begini, kita akan lupa perbuatannya yang dulu?"
Ibu Ji mengangguk, "Benar. Sebaik apapun dia mengatur, tetap saja dia anggota dunia gelap yang bunuh-bunuhan."
Ji Sixi terduduk linglung memandang pemandangan itu. Baru sekarang dia bersuara, "Aku masih ragu apakah orang Dark Angel akan mengejar ke sini. Sejauh ini, tempat ini terlihat sangat tenang."
“Anggota Dark Angel tersebar di seluruh dunia, kalau benar-benar dicari, cepat atau lambat pasti bisa ditemukan. Hanya saja tidak tahu cara apa yang bisa membuat Dark Angel menyerah mengejar...” Ayah Ji menyatakan kekhawatirannya.
Mendengar itu, Ibu Ji ikut merasa cemas, "Lalu bagaimana? Apakah kita harus terus melarikan diri setelah tinggal sebentar di sini?"
Ayah Ji menggelengkan kepala, menandakan ketidakberdayaan.
Tiba-tiba, ponsel Ji Sixi berdering.
Ponsel ini sebelumnya diberikan Setan padanya, sebuah ponsel yang tidak bisa dilacak jejaknya.
Ji Sixi menekan tombol penerimaan. "Halo..." Suaranya tetap dingin meski Setan telah mengatur segalanya untuknya.
Setan berkata, "Tempat ini aman untukmu saat ini, tapi bukan tempat perlindungan permanen. Satu-satunya cara menghindari mereka adalah——"
"Adalah apa?"
"Pura-pura mati!"
"Pura-pura mati?" Ji Sixi terkejut.
"Ya. Selama kau hidup, Dark Angel akan terus melacakmu. Kecuali kau 'mati'..." Setan menjawab dengan tegas.
"Tapi apakah pura-pura mati semudah itu?"
"Sebenarnya yang paling diinginkan Dark Angel hanyalah surat bukti pemimpin organisasi Setan. Asalkan mereka dapatkan ini dan melihat 'mayat'mu, aku yakin mereka tak akan lagi mengejarmu..."
“Kau bisa mengaturkan semuanya untukku?” “Sudah kukatakan, jika aku berjanji menjagamu, takkan kuingkari. Jika kau percaya padaku, serahkan barang yang bisa membuat Lu Jingzhi mengenalimu. Misalnya cincin nikah kalian atau benda bermakna yang pernah dia berikan padamu... Intinya, pastikan Lu Jingzhi tahu ini milikmu... Urusan selanjutnya serahkan padaku, akan kusiapkan semuanya.”
