Wajah Lu Jingzhi berubah seketika, berkata dengan suara yang nyaris datar, "Yi Xin masih kecil. Kau kira jika kau mati, aku tak bisa menciptakan kebohongan untuk menutupinya?"
"Tapi kau tahu kebenaran tak bisa selamanya dikubur... Meski kau bohongi Yi Xin sementara, kau tak bisa menipunya selamanya." Ji Sixi berkata dengan ketenangan yang mengendap.
Mata hitam Lu Jingzhi yang suram tiba-tiba meredup, memerintah, "Tembak."
Di antara kedipan mata, terdengar suara-suara ringan menarik pelatuk, namun tiba-tiba Ji Sixi berteriak, "Berani kau!"
Seketika, semua orang yang memegang senjata mulai ragu-ragu, mereka memandang Lu Jingzhi, menunggu instruksinya.
Wajah Lu Jingzhi diselimuti embun beku, tatapan muramnya menancap ke Ji Sixi.
Ji Sixi tanpa rasa takut menyambut tatapan Lu Jingzhi, sambil berkata, "Sudah kukatakan, jika kau mau membunuh Qin Housheng, langkahi dulu mayatku."
Sudut bibir Lu Jingzhi berkedut ringan, detik berikutnya, dengan suara dingin ia mengeluarkan perintah, "Tembak——"
Ji Sixi bereaksi cepat, segera menutup matanya sambil menarik pelatuk.
"Xi——"
Qin Housheng kaget, berteriak panik.
Iblis hendak mencegah, namun sudah mendengar suara Ji Sixi menarik pelatuk.
Pada detik-detik genting seribu jun ini, Lu Jingzhi tiba-tiba mengeluarkan senjata dari tempat tak diketahui, langsung menarik pelatuk menjatuhkan senjata di tangan Ji Sixi.
Tangan Ji Sixi tidak terluka, namun terhuyung mundur beberapa langkah akibat daya hantam besar itu.
Melihat ini, Qin Housheng menghela napas lega, segera melindungi Ji Sixi di belakangnya, sementara Iblis mengambil senjata dari lantai kayu dan mengarahkannya ke Lu Jingzhi.
Ji Sixi baru tersadar setelah lama, wajahnya pucat bagai kertas, ia memandang Lu Jingzhi dengan tatapan terpana, sulit mempercayai apa yang terjadi.
Dia sama sekali tak menyangka ia akan menjatuhkan senjata di tangannya dengan tembakan. Dia benar-benar mengira ia tak akan peduli nyawanya, langsung memerintahkan untuk menembak mati Qin Housheng.
Tindakan Lu Jingzhi ini juga mengejutkan Qin Housheng dan Iblis yang hadir. Bagaimanapun, tadi Lu Jingzhi sudah dua kali memberi perintah, tapi akhirnya ia melambaikan tangan menghentikan bawahannya sambil menjatuhkan senjata di tangan Ji Sixi.
TKP mendadak sunyi mencekam...
Tatapan Lu Jingzhi dan Ji Sixi saling bertaut. Dingin di mata mereka berdua, ternoda oleh perasaan rumit yang sama.
Akhirnya Lu Jingzhi pertama menarik pandangan, memberi perintah dengan suara berat: "Semua mundur!"
Bawahan-bawahan seketika meninggalkan pabrik.
Ji Sixi belum paham maksud Lu Jingzhi. Hatinya dilanda kegelisahan, karena tak bisa menebak apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya.
Tak disangka, Lu Jingzhi malah bangkit dari sofa hitam sambil mengancingkan setelan jasnya. "Qin Housheng, hidup bayar hidup. Hutang ini akan kutagih lagi darimu!" Setelah mengucapkan itu, ia melontarkan tatapan terakhir ke Ji Sixi sebelum bayangan tinggi tegapnya pergi dengan dingin.
Ji Sixi terpaku di tempat. Masih tak percaya Lu Jingzhi benar-benar membebaskan Qin Housheng...
Baru saat bayangan Lu Jingzhi hilang dari pandangannya, ia tersadar. Melihat Iblis sedang memeriksa pabrik, ia bertanya pelan: "Apakah anak buahnya sudah semua mundur?"
Iblis mengangguk.
Ji Sixi mengelus dada, menghela napas lega.
"Saat ini, Qin Housheng menopang bahu Ji Sixi, dengan nada penuh kasihan seorang ayah, "Xi, kenapa kau begitu bodoh? Kau bahkan mau mengorbankan nyawamu sendiri demi menyelamatkanku?"
Ji Sixi hanya memandang Qin Housheng dengan dingin. Di detik berikutnya, ia menjauhkan tangan Qin Housheng dari bahunya dengan sikap menjaga jarak, berkata datar, "Aku menyelamatkanmu bukan karena menganggapmu ayahku, tapi karena aku ingin tahu kebenaran sesungguhnya di balik kematian ibuku."
Mendengar ini, warna darah di wajah Qin Housheng perlahan memudar.
"Qin Housheng, katakan padaku, sebenarnya mengapa kau berkhianat pada organisasi 'Iblis' tahun itu? Mengapa kau menjerumuskan orang tuaku sampai mati?" Iblis juga bertanya dengan kemarahan yang tersembunyi di saat ini.
Qin Housheng tidak menjawab. Ia perlahan menutup matanya sebentar.
Melihat ini, Ji Sixi mencengkeram kerah baju Qin Housheng, "Cepat katakan padaku, bagaimana sebenarnya ibuku Xinyue meninggal?"
Qin Housheng masih tetap tidak memberikan jawaban.
Iblis tak bisa menahan diri lagi. Ia mengambil pistol di tangannya dan mengarahkannya ke kepala Qin Housheng. "Jika kau tidak mau bicara, aku akan mengakhiri hidupmu sekarang juga!"
Di relung hati, Ji Sixi sudah ikut merasa khawatir untuk Qin Housheng. Namun Qin Housheng tetap diam. Bibirnya terkunci rapat bagai garis lurus, sepertinya tak berniat untuk berbicara.
Iblis sudah tak tahan lagi, jarinya mulai menarik pelatuk pistol...
Ji Sixi melihat situasi ini, berteriak pada Qin Housheng, "Apakah kau benar-benar seorang yang licik yang melupakan keadilan demi keuntungan?" Dia tidak melupakan perkataan 'Iblis' sebelumnya bahwa versi yang dipelajari internal Dark Angel adalah Qin Housheng mengkhianati Lu Sun dan organisasi 'Iblis' demi mendapatkan posisi Wakil Pemimpin di Dark Angel.
Mungkin kalimat ini memprovokasi Qin Housheng, mulutnya yang sekeras baja akhirnya mengeluarkan suara parau, "Chen Quan, Lu Sun... mereka pantas menerima ini!"
Mendengar Qin Housheng bersuara, senjata 'Iblis' perlahan diturunkan. Dia ingin menginterogasi, namun dihentikan oleh gelengan kepala Ji Sixi. Kemudian, Ji Sixi perlahan mendekati Qin Housheng, menatapnya dalam-dalam dan berkata serius, "Mengapa kau bilang mereka pantas menerima ini?"
Qin Housheng kembali diam, namun perlahan membuka matanya. Di balik tatapan Ji Sixi, matanya dipenuhi kepedihan.
"Katakan!" desak Ji Sixi.
Kedalaman mata Qin Housheng terlihat kesedihan yang mendalam. "Kau benar-benar ingin tahu?"
Ji Sixi menyipitkan matanya, memandang dingin ke arah Qin Housheng. "Urusan ini bukan hanya harus kau jelaskan padaku, tapi juga pada kakak ibu kandungku!"
Qin Housheng menarik napas dalam-dalam, seolah menahan sakit di relung hati. "Baik, akan kukatakan... tapi setelah kita keluar dari sini, akan kuceritakan semuanya secara detail."
Ji Sixi juga menyadari tempat ini tidak aman untuk tinggal lama. Siapa tahu Lu Jingzhi tidak akan mengingkari janji, lalu ia mengangguk. "Kuharap kau tak mau ingkar janji."
Suara Qin Housheng yang perlahan terdengar, "Aku takkan pernah mengingkari janji padamu."
Barulah Ji Sixi melangkah pergi.
……
Saat Ji Sixi membawa Qin Housheng muncul di depan apartemen krem di pinggiran kota ini, wajah Ayah Ji dan Ibu Ji sudah dipenuhi air mata.
Qin Housheng memandang mereka, di balik sorotan matanya terlihat penyesalan dan rasa bersalah yang mendalam. "Maaf... telah membuat kalian merawat Sixi selama bertahun-tahun..." suara paraunya terdengar.
Ibu Ji menggeleng, suara tersekatnya bergetar. "Rupanya... rupanya kau benar-benar masih hidup..." Qin Housheng menutup matanya sebentar, lalu kembali meminta maaf dengan tulus. "Alasan aku tidak datang menemui Sixi selama lebih dari 20 tahun ini karena aku tak mau mengganggu hidup kalian... Kehadiranku hanya akan menyusahkan, lebih baik kalian mengira aku sudah mati, membesarkan Sixi dengan baik, memberinya kehidupan..."
"...yang biasa dan nyaman." Ayah Ji memeluk bahu Ibu Ji perlahan, menghibur istrinya, lalu melotot ke Qin Housheng. "Kalau memang kau sudah bertekad tak mengganggu ketenangan hidup kami, mengapa sekarang kau mengirim kalung itu ke Sixi, membuat kami tahu kau masih hidup?" Ayah Ji berkata dengan amarah.
