Qin Housheng membeku.
Mata hitam Lu Jingzhi yang penuh kebencian mengunci tubuh Qin Housheng bagai bilah pedang tajam. Suara parau sampai puncaknya berkata, "Ayahku sampai detik terakhir tak pernah menyalahkanmu, karena yakin kau pasti mengira dialah pembunuh Zhu Xinyue. Tapi kau?"
"Kau membawa sekelompok anggota Malaikat Kegelapan mengurung vila ini, sementara kau berdiri di pintu masuk, bahkan tak memberi kesempatan sekecil pun pada ayahku untuk menjelaskan... Hanya diam melihat mereka membakarnya hidup-hidup! Sungguh kau berhati serigala dan berusus anjing, mengkhianati semua kebaikan yang ayahku berikan selama bertahun-tahun!"
Mata Qin Housheng perlahan berkaca-kaca. Ia lama tak bersuara, namun tubuhnya gemetar halus tak terkendali.
Lu Jingzhi dengan geram mulai menarik pelatuk pistol perlahan. "Qin Housheng, ayahku di detik terakhir meminta kami tak membalas dendam padamu. Tapi dendam ini... Aku tak mungkin mengabaikannya!"
Qin Housheng perlahan menutup kelopak matanya. "Nyawaku bisa kau ambil, aku cuma meminta satu hal."
Lu Jingzhi mengatupkan gigi, terus menarik pelatuk. "Kau pikir masih ada ruang untuk menawar denganku?"
Qin Housheng mendengar bunyi pelatuk yang ditarik, namun tetap teguh tak bergeming. Bahkan ia mendongakkan kepala sedikit.
"Ini bukan tawaran. Aku hanya ingin kau menjemput Si Xi dari sisi Iblis." suara Qin Housheng parau.
Mendengar, pupil Lu Jingzhi menyempit sedikit. "Xi masih punya perasaan padamu. Alasan dia bersama Iblis hanya untuk menepati komitmennya, karena sebelumnya Iblis menyumbangkan satu ginjalnya untuk menyelamatkan kakak ipar Ji. Tapi menurutku keluarga Ji dan Xi sudah ditipu Iblis, karena mustahil Iblis benar-benar rela mengorbankan ginjalnya demi Xi. Sekalipun dia peduli pada Xi, tak mungkin dia melakukan itu - dia adalah penerus tunggal organisasi 'Iblis'. Dia tahu tugas perlindungannya, tak mungkin membiarkan tubuhnya cacat... Yang terpenting, menurutku Iblis memiliki kepribadian yang sangat tertutup, mungkin
selama ini dia menyembunyikan kemampuan dan karakter aslinya hanya untuk mendapat simpati Xi." Qin Housheng melanjutkan.
"Kau tidak menjenguknya selama lebih dari 20 tahun, sekarang berpura-pura memiliki cinta ayah yang sedalam gunung. Tidakkah kau merasa ini sangat konyol?" Suara tertawa dingin Lu Jingzhi menggema. Qin Housheng terbata-bata, "Aku tidak merawatnya selama dua dekade hanya karena tak ingin memberinya masalah. Tapi aku tidak menyangka dia malah terlibat denganmu... Ini mungkin sesuatu yang sudah ditetapkan secara takdir... Karena takut kau akan menyakitinya, bahkan saat dia melahirkan
anak dengan sembarangan dan membuatmu murka, aku memaksa diri untuk tidak menyerang... Aku tahu begitu aku muncul, mungkin akan menghancurkan hidupnya."
“Benarkah cinta ayah sebesar gunung?” Lu Jingzhi mendengus, mencibir, “Kurasa kau hanya takut mati? Jika kau benar-benar mencintai anakmu, mengapa kau diam saja saat dia hampir mati di tanganku?” “Sejak tahu ada yang memburuku, aku yakin anak Lu Jun mungkin masih hidup. Kebetulan Xi terlibat denganmu, wajahmu mirip Lu Jun, apalagi kau punya saudara kembar—saat itu aku sudah menebak pemburuku adalahmu. Strategi kejammu, tangan besimu, semua membuatku sadar kau bukan orang sembarangan. Karena itu, aku tak berani muncul di dunia Xi… Mengapa aku tak muncul saat kau mengancam Xi? Percaya atau tidak, saat itu aku sudah melihat perasaanmu padanya—kau takkan benar-benar menyakitinya!” Qin Housheng menjelaskan dengan tenang.
“Cukup! Jangan cari-cari alasan untuk ketakutanmu. Jika kau sungguh ingin bahagiakan anakmu, aku berjanji padamu… Bunuh diri dengan senjata ini sekarang, dan aku pasti akan menjauhkan Xi dari Iblis, takkan ada yang menyentuh sehelai rambutnya!” Usai berkata, Lu Jingzhi melemparkan
senjata ke Qin Housheng, wajahnya datar tanpa ekspresi.
Qin Housheng tiba-tiba membuka mata, mengambil senjata itu.
Sorot mata elang Lu Jingzhi menancap padanya, “Bukan untuk kebahagiaan anakmu? Ayo, bertindaklah!”
Tangan Qin Housheng yang memegang senjata bergetar halus tak terkendali.
Lu Jingzhi mengeluarkan suara hmm dingin, "Ada apa, tadi bukan terlihat cinta ayah seteguh gunung?"
Qin Housheng melirik Lu Jingzhi, wajahnya sudah pucat. Di detik berikutnya, ia menggenggam erat senjata dan langsung menekankannya ke pelipisnya sendiri.
Lu Jingzhi memandang Qin Housheng dengan tatapan datar seolah sedang melihat urusan sia-sia.
Qin Housheng tahu senjata ini berpemadam suara. Bahkan jika ia mengakhiri diri di sini, takkan merepotkan Lu Jingzhi. Apalagi tak ada satpam yang melihatnya masuk-keluar, nanti bawahan Lu Jingzhi juga mudah membersihkan TKP.
Memikirkan ini, Qin Housheng memberanikan diri. Menutup mata, berkata dengan suara serak, "Tolong sampaikan maafku untuk Xiao Yan... Aku akan ke alam baka menemui Jun Lu jadi pelayan seumur hidup!" Setelah itu, jarinya mulai menarik pelatuk.
Namun persis di saat itu, Xiao K yang sejak tadi berdiri menjaga keamanan di pintu kantor tiba-tiba masuk dari luar. "Tunggu sebentar, Tuan Qin."
Tubuh Qin Housheng bergetar hebat. Perlahan melepas pelatuk pistol, ia menatap Xiao K dengan terkejut.
Tampak Xiao K sudah membisikkan sesuatu di telinga Lu Jingzhi. Tapi wajah Lu Jingzhi tetap datar, tak terbaca emosinya.
Kemudian Xiao K berdiri di samping, menunggu instruksi lebih lanjut.
Kantor seketika menjadi sunyi. Waktu seperti berjalan sangat lambat.
Entah berapa lama, Lu Jingzhi menatap tajam dengan ekspresi muram ke arah Qin Housheng sebelum akhirnya memerintahkan, "Kurung dia! Tanpa perintahku, tak seorang pun boleh mendekati!"
“Baik.” Xiao K seketika mendekat untuk mengendalikan Qin Housheng, sementara Qin Housheng tidak melawan.
Lu Jingzhi seketika melangkah meninggalkan kantor.
Qin Housheng membiarkan Xiao K membelenggu tangannya, namun saat Lu Jingzhi hendak melangkahi ambang pintu kantor, ia bersuara, "Aku percaya Pak Lu pasti akan menepati janji!"
Bayangan Lu Jingzhi yang dingin tidak memberikan respons.
……
Lu Jingzhi langsung naik lift ke lantai atas Grup LJ. Siluet wanita anggun namun ramping itu telah berdiri di pagar pengaman lantai atas, memandang seluruh kemakmuran Kota C.
"Kau benar-benar berani. Apa kau tidak takut bisa datang tapi tak bisa pulang dengan nyawa?" suara datar Lu Jingzhi terdengar.
Mendengar suaranya, tubuh Ji Sixi tertegun sejenak, lalu berbalik.
Saat pandangan mereka bertemu, seberkas emosi tak wajar terlintas di mata keduanya.
Tapi yang pertama pulih adalah Ji Sixi. "Aku hanya punya 10 menit. Helikopter Yong akan menjemputku setelahnya... Jika kau tidak menangkapku sebagai Dark Angel, aku bisa pergi dengan lancar." Jawabnya tenang.
