Karena Ji Sixi tak boleh keluar dari vila ini, Shen Xiaoran membawa Yi Xin dan Pasangan Ji ke sini.
Tentu, ia melakukan ini karena yakin Lu Jingzhi pasti bisa lolos dari bahaya. Nanti Lu Jingzhi bisa datang untuk berkumpul bersama keluarga.
Saat ini, Ji Sixi erat memeluk orang tua dan dua anaknya, relung hati dipenuhi rasa bersalah.
Pasangan Ji lega melihat anak perempuan mereka selamat. Kilatan air mata berkerlip di mata mereka berdua.
"Mama, pelukannya terlalu erat. Aku jadi sulit bernapas..."
Hingga Lu Yixin mengeluarkan suara lembut seperti ini, Ji Sixi baru rela melepas mereka, matanya sudah memerah. "Akhir-akhir ini kau bahagia?" Ji Sixi berusaha tersenyum, takut membuat anak-anak ketakutan.
"Sangat senang! Ada Waigong dan Waipo yang menemaniku, juga Kak Sen Sen main bersamaku..." Jawaban lugu Lu Yixin mengalir ringan.
Ji Sixi mengusap kepala Lu Yixin, perasaan lega menyelimutinya.
Syukurlah anak itu tak tahu apa-apa...
Saat itu Ibu Ji mengangkat Lu Yixin, mencium pipi lembutnya penuh kasih. "Nanti Waigong dan Waipo akan temani Yi Xin setiap hari, setuju?"
"Setuju!" Lu Yixin dengan riang memeluk leher Ibu Ji. "Waipo yang paling aku sayang..."
Ibu Ji terbujuk oleh rayuan manis itu, tak kuasa menahan diri untuk kembali mencium Lu Yixin.
Melihat itu, Sen Sen membuat mulut kecilnya cemberut, "Nenek, jadi Nenek tidak sayang Sen Sen lagi?"
Ibu Ji segera menggeser satu tangan untuk menarik lengan seperti teratai Sen Sen, berbisik merayu, "Nenek sayang kalian berdua..." Usai berkata, ia menunduk mencium kepala Sen Sen.
Barulah Sen Sen puas, menarik perlahan kaki mungil Lu Yixin sambil berkata penuh pengertian, "Aku akan jadi kakak baik, merawat adik Yi Xin dengan baik..."
Ibu Ji mengangguk puas.
Ji Sixi seketika mengangkat Sen Sen, berkata penuh kasihan, "Sen Sen sayang, Tante juga sangat merindukanmu... Akhir-akhir ini berkat kau merawat adik."
“Tante jangan sungkan, aku paling suka adik Yi Xin... Tapi nanti kita tinggal di mana?” Sen Sen membuka matanya yang bulat lebar, bertanya serius. “Nanti ya…” Ji Sixi merenung sejenak, lalu menjawab tegas, “Nanti kita akan tinggal di Jerman, tapi Paman mungkin akan mengajak kita jalan-jalan ke berbagai belahan dunia... Jadi kamu harus banyak makan, cepat besar, biar punya tenaga untuk menemani kami jalan-jalan, sekaligus melindungi adik Yi Xin yang paling…”
“kamu sayangi…”
“Wah.” Wajah Sen Sen berseri-seri. “Kalau gitu aku mau makan sekarang, aku mau punya tenaga, aku mau jalan-jalan dengan Tante dan Paman, aku mau melindungi adik Yi Xin…”
Ucapan Sen Sen itu langsung memancing tawa semua orang dewasa yang hadir...
……
Setelah Pasangan Ji mengantar dua anak itu ke lantai atas untuk istirahat, Shen Xiaoran berkomentar dengan haru, “Membayangkan gambaran keharmonisan keluarga kalian nanti, aku jadi sangat iri…”
Ji Sixi tersenyum kecil, “Kalau kau iri, cepat-carilah wanita untuk dinikahi, supaya kau juga bisa menikmati kebahagiaan berkeluarga…”
Mata gelap Shen Xiaoran berkedip samar, menatap Ji Sixi dalam-dalam.
Melihat Shen Xiaoran mengamat-amati dirinya, Ji Sixi bergumam, “Kenapa memandangiku seperti itu?”
Shen Xiaoran terdiam sejenak, baru menjawab jujur, “Andai aku bertemu denganmu lebih awal dari Lu, pasti akan kunikahi kau.”
“Jangan bercanda, aku bukan tipe wanita yang disukai Manajer Shen.” Ji Sixi mengangkat bahu dengan acuh.
“Oh, kau tahu seperti apa hidangan kesukaanku?” Shen Xiaoran justru terlihat semakin berminat, bertanya dengan tenang.
Ji Sixi berkata dengan nada menggoda, “Aku tak lupa bahwa gadis-gadis yang disukai Manajer Shen semuanya wanita berpostur sempurna dan sangat memikat.”
Shen Xiaoran menggelengkan kepala, “Aku akui akan tertarik pada tipe wanita seperti itu, tapi yang bisa kucintai pasti bukan mereka. Aku hanya suka wanita pintar.” “Oh.” Ji Sixi menyipitkan mata setengah tertutup, bercanda, “Kalau begitu delapan puluh persen kau akan jatuh cinta pada sekretaris Lu... Lu sebelumnya sudah berkali-kali memuji kepintaran sekretarisnya di depanku, dan dia berhasil menarik perhatianmu, apalagi wajah dan karakternya juga bagus... Kurasa kau pasti kalah di tangan
nya.”
Sebenarnya Ji Sixi hanya bercanda dengan Shen Xiaoran, tapi tak disangka wajah Shen Xiaoran langsung berubah pucat, berkata kesal, “Jangan membuat lelucon seperti ini, aku sama sekali tak berminat pada wanita itu.”
“Tapi bukankah kau suka wanita pintar?” Ji Sixi membalas bertanya.
Wajah Shen Xiaoran menjadi muram. “Tapi aku takkan menyukainya... Memang pintar, tapi terlalu kaku, tak ada kesenangan sama sekali.”
“Kalau tak ada kesenangan, lalu kenapa Manajer Shen... bisa melakukan transaksi terdalam antara pria dan wanita dengan dia?” Ji Sixi bertanya lagi.
Wajah Shen Xiaoran semakin berubah pucat. “Ini jelas kekalahan terbesar dalam sejarah perburuanku, jadi hentikan, jangan dibahas lagi.”
“Aku benar-benar merasa Manajer Shen akan terjebak oleh wanita ini, kau tak percaya kan? Intuisiku tak pernah meleset……” Ji Sixi terus mengejek.
Shen Xiaoran bersuara dingin, “Ji Sixi!”
Ji Sixi segera menyembah-nyembah, “Baik, aku berhenti bicara……”
“Kembali ke pokok bahasan.” Shen Xiaoran terlihat tak ingin Ji Sixi membahas kecantikan sementaranya lagi, mengalihkan topik, “Sekarang iblis masih di luar, meski Lu kali ini bisa keluar dari Dark Angel dengan lancar, aku khawatir iblis akan mengancam kalian.”
Mendengar nama iblis, seketika mengingatkan Ji Sixi pada kematian Qin Housheng. Senyum di wajah Ji Sixi perlahan memudar. “Selama bersama Lu Jingzhi, aku tak takut apapun.”
Melihat kepedihan membeku di kening Ji Sixi, Shen Xiaoran mendesah pelan, menghiburnya, “Urusan Qin Housheng jangan kau pikirkan lagi. Lagipula, dia sudah melunasi dosa-dosa yang diperbuatnya dulu.”
Ji Sixi menarik napas dalam-dalam, berkata, “Aku tahu dia bersalah, tapi bukan sampai harus mati, apalagi di tangan iblis. Iblis tak punya hak itu.”
Shen Xiaoran menopang lembut bahu Ji Sixi, melihat dendam di matanya, dia mengusap lembut pundaknya. “Tenang, Lu takkan membiarkan iblis lolos.”
Mata bening Ji Sixi terlihat menyiratkan kesedihan yang mendalam. “Meski hatiku hancur, kalian tak perlu khawatir. Karena aku sangat paham, dibanding meratapi kesedihan di sini, Qin Housheng lebih ingin melihatku hidup bahagia.”
“Kau tahu itu baik... Apalagi, kematian Qin Housheng juga bisa menghapus jarak antara kau dan Lu. Jika tidak, Qin Housheng akan selamanya seperti duri yang menusuk hatimu dan Lu.” Shen Xiaoran menghiburnya.
Ji Sixi mengangguk, berkata dengan tulus, "Terima kasih, Manajer Shen... Terima kasih telah mempertaruhkan nyawa membantu ayah kandungku dulu, dan terima kasih telah membawa Yi Xin serta orang tua untuk reunifikasi denganku hari ini." Shen Xiaoran tersenyum santai, "Tak perlu disimpan dalam hati. Lagipula hutang budi ini nanti akan kutagih ke Pak Lu... Aku kan pebisnis, setiap pekerjaan butuh imbalan."
