Tak tahu berapa lama, akhirnya Tan Yan perlahan melepaskan Qin Qian.
Ia menatapnya dalam-dalam, ekspresi wajah tampannya muram.
Qin Qian tahu apa yang dipikirkan Tan Yan saat ini, menghiburnya, "Jangan pernah merasa berhutang padaku. Selama ini kau tak pernah berhutang apapun."
Sejak awal dia yang aktif meninggalkannya, kali ini kembali juga inisiatifnya. Jadi dari dulu sampai sekarang, tak ada hutang...
Mereka tak bisa bersama, mungkin ini sudah takdir...
Anak angkat dari keluarga pembantu, mana mungkin bisa menyamai status keluarga kaya seperti Perusahaan Tan?
"Meskipun contoh Cinderella yang menikahi pangeran bukan tak ada, seperti Qingyou dan Direktur Jiang, tapi bagaimana mungkin akhir dongeng seperti ini bisa terjadi pada setiap orang?"
"Jika mereka bukan orang tua angkatku, aku tak mungkin mematuhi kehendak mereka." Suara Tan Yan terdengar parau, seolah hatinya sedang menahan gejolak emosi yang hebat.
"Aku tahu, aku tahu..." Qin Qian berusaha keras menunjukkan senyuman. "Tan Yan, berjanjilah padaku, jangan merasa telah mengecewakanku, karena bisa bertemu denganmu di hidup ini, aku sudah merasa sangat-sangat beruntung..."
Mungkinkah dia tak memahami dirinya?
Pasangan suami istri Keluarga Tan telah membesarkannya, jika ia memaksakan untuk bersamanya dengan melawan keinginan mereka, itu berarti tak berbakti dan durhaka...
Apalagi Grup Bisnis Keluarga Tan yang tampak sukses gemilang, sebenarnya rapuh di dalam. Jika Tan Yan tak segera menikah politik dengan Jin Yun, grup ini pasti akan mulai mengalami kemunduran...
Mendengar itu, dalam mata yang suram Tan Yan melayang seberkas luka. Dengan suara parau ia bertanya, "Katakan, apa yang Mama katakan padamu sebelum makan malam?"
"Tak ada yang khusus, Mama hanya berdiskusi denganku tentang persiapan pesta ulang tahun Miaomiao." Jawab Qin Qian dengan rileks.
Tan Yan menyipitkan matanya, berkata dingin, "Kau tak perlu menipuku."
Qin Qian tahu tak bisa lagi menyembunyikan, ia menundukkan kelopak mata dan menjawab perlahan, "Mama hanya berharap aku tak lagi berkomunikasi denganmu setelah ini, agar tak mempengaruhimu dan Jin Yun."
Mata hitam Tan Yan menyapu seberkas ketajaman, tiba-tiba, melepaskan Qin Qian, melangkahkan kaki panjangnya.
Melihat hal ini, Qin Qian menarik lengannya, "Kau mau ke mana?"
Tan Yan tak menjawab.
Qin Qian segera mengitari ke hadapan Tan Yan, berkata serius, "Jangan marah pada Ibu. Dari posisi beliau sebagai orang tua, aku bisa memahaminya... Apalagi selama dua tahun di sini, ibumu sudah sangat baik padaku. Aku tak mau kau menyakiti hatinya."
Namun kedalaman mata Tan Yan tetap muram.
Qin Qian lalu menyandarkan diri ke pangkuan Tan Yan, memeluknya sambil merajuk, "Sudahlah, jangan dipikirkan lagi... Waktu kita yang tersisa sudah sedikit. Apakah kau tak mau menghargai saat-saat terakhir bersamaku?"
Tan Yan menunduk memandangi Qin Qian, kedalaman mata yang dingin perlahan memudar. Perlahan, ia mengulurkan tangan melingkari bahu Qin Qian.
Barulah Qin Qian merasa puas, mendongakkan wajah ayunya, memandangnya dengan lembut.
Sorot mata Tan Yan semakin membara. Tiba-tiba, ia menunduk memberikan ciuman dalam-dalam pada Qin Qian.
Kerinduan selama sepuluh hari terpisah, seolah baru meledak saat ini...
Qin Qian meraih bahu Tan Yan, menyambut baiknya...
Detik berikutnya, Tan Yan langsung mengangkat Qin Qian, berjalan lurus menuju ranjang besar di kamar...
……
Tak terasa hari ulang tahun Miao Miao sudah di depan mata. Persiapan pesta bertema Spiderman hampir rampung. Seluruh anggota Keluarga Qin berseri-seri kecuali Tan Yan. Nyonya Qin menyadari Tan Yan duduk di sofa tanpa sepatah kata, bahkan mengabaikan kabar bahwa Jin Yun akan datang besok. Dengan ketidakberdayaan, Nyonya Qin membujuk, "Qianqian, Ibu harap kau bisa membujuk Tan Yan. Jika sikapnya terhadap Jin Yun tetap seperti ini besok, Ibu yakin...
Hubungan Tan Yan dan Jin Yun akan rusak lagi... Ibu tahu seharusnya tidak memintamu melakukan ini, tapi kau paham, saat ini hanya ucapanmu yang mungkin didengarnya..."
"Baik, Bu." Qin Qian menjawab dengan lembut.
Nyonya Qin berkaca-kaca. "Maafkan Ibu sudah membuatmu menderita..."
Qin Qian tersenyum. "Tak apa, Bu... Ini sudah takdir. Aku tak merasa tersakiti."
Nyonya Qin menggenggam lengan Qin Qian erat-erat. "Terima kasih," ujnya dengan tulus.
……
Qin Qian menghampiri Tan Yan. "Ada apa?" bisiknya pelan.
Saat itu Nyonya Qin telah memerintahkan semua pelayan mundur, memberi mereka ruang dan waktu berdua.
Tatapan Tan Yan tertancap pada model Spiderman di lobi vila. Bibirnya bergerak datar, "Aku bisa menikahi Jin Yun sesuai kemauan mereka. Tapi untuk berpura-pura menyukainya, itu tak mungkin kulakukan."
Qin Qian seketika duduk di samping Tan Yan, menggenggam tangannya.
Ini adalah gerakan yang paling disukai Tan Yan, sehingga ia segera menoleh, memandangnya.
Qin Qian menatap tatapan suramnya, menautkan jari-jarinya dengan miliknya, baru kemudian berkata, "Tan Yan, kalau memang kau memutuskan untuk menikah dengan Jin Yun, tolong perlakukan dia dengan baik."
Tatapan Tan Yan memancarkan seberkas kebingungan.
Qin Qian menjelaskan dengan tenang, "Ini semua demi Miao Miao."
Tatapan Tan Yan tiba-tiba menjadi muram, sepertinya telah memahami maksud Qin Qian.
Qin Qian semakin erat menggenggam tangan Tan Yan, nada bicaranya tetap tenang, "Kalau Jin Yun memang ditakdirkan menemani masa tuamu, maka perlakukanlah dia baik-baik. Karena selama kau baik padanya, dia pun akan baik pada Miao Miao..."
"Qianqian..."
Qin Qian memotong suara parau Tan Yan, "Yan, dengarkan baik-baik. Kecuali kau bisa melawan keinginan orang tuamu dan membatalkan pernikahan dengan Jin Yun, lakukanlah seperti saranku. Hanya dengan cara ini aku bisa mempercayakan Miao Miao..."
Tan Yan menatap dalam-dalam mata jernihnya, namun sorot matanya tajam bagai pisau.
Qin Qian mengangkat tangan satunya mengelus wajah pria itu, menahan tatapan tajamnya. "Ingat, kamu harus melupakanku. Hanya begitu kau bisa bahagia..."
Tan Yan menggenggam tangan Qin Qian, ingin mengatakan sesuatu namun kata-kata seperti tersekat di leher yang mengering. Tangannya bergetar halus tak terkendali.
"Aku mencintaimu, Tan Yan." Qin Qian tak bisa mengendalikan mata yang berkaca-kaca, menatap dalam-dalam tatapan lembut yang kini menghiasi wajahnya, "Ini terakhir kalinya aku mengucapkan ini. Setelah ulang tahun besok, kita tak akan ada hubungan lagi. Kuharap kau bisa menepatinya."
Mata hitam Tan Yan saat ini bagai kolam dalam, semakin suram.
……
Sore itu, Pasangan Jenderal Jin mengunjungi Rumah Keluarga Qin. Jin Yun sendiri tak ikut.
Qin Qian menduga, kedatangan pasangan Jenderal Jin adalah untuk memastikan pengumuman perceraiannya dengan Tan Yan besok, sehingga Jin Yun bisa hadir di pesta ulang tahun itu.
Menyadari tak pantas hadir saat perundingan, Qin Qian memilih mengurung diri di kamar.
Awalnya ia kira bisa fokus membaca, namun bayangan kenyataan bahwa Tan Yan akan segera bersama Jin Yun terus menghantui pikirannya.
Meski berpura-pura santai dan berulang kali membujuk Tan Yan, saat sendiri begini, tak lagi bisa disembunyikan rasa sakit di relung hati... Dia mencintai Tan Yan, ingin menghabiskan seumur hidup bersamanya. Tapi dia tahu, Keluarga Qin takkan pernah menerimanya...
