Sebenarnya Keluarga Qin bukanlah tipe yang memandang hina orang miskin. Dibanding keluarga kaya lain, mereka cukup rendah hati...
Sayangnya, beban yang harus ditanggung Keluarga Qin terlalu berat.
"Di generasi Ayah Tan, Keluarga Tan sudah mulai perlahan menuruni jalan turun. Meski orang luar melihat Keluarga Tan bagai matahari di tengah langit, sebenarnya keluarga ini kini telah menghadapi banyak masalah... Jika bukan karena saat itu tak sengaja melewati ruang kerja dan mendengar Ayah Tan dengan Tan Yan membicarakan fakta bahwa Keluarga Tan sudah terlilit utang 4 miliar lebih sejak dua tahun lalu, mungkin dia takkan pernah percaya bahwa keluarga elite di Kota C yang dianggap sebagai kalangan atas sejati ini ternyata telah menganga lubang sebesar ini. Dan jika tak ingin-"
"-lubang Keluarga Tan semakin membesar, satu-satunya cara adalah pernikahan politik dengan sekutu kuat untuk mengisi kekosongan ini..."
"Jadi, jika Tan Yan tidak menikahi Jin Yun, Keluarga Tan yang sudah terombang-ambing selama dua tahun ini mungkin akan terbongkar ke dunia luar karena krisis likuiditas dana dalam semalam... Saat itulah Keluarga Tan akan menghadapi kesulitan terbesarnya, mungkin mulai saat ini tak akan ada lagi Keluarga Tan di Kota C..."
Memikirkan ini, Qin Qian menutup matanya dalam-dalam.
Di relung hatinya, dia mengingatkan diri sendiri-
Tak boleh sedih, tak boleh pedih. Karena jika dia bersedih, ini hanya akan menyusahkan Tan Yan-
Dengan susah payah Tan Yan akhirnya bersedia menerima Jin Yun setelah dibujukinya. Dia tak boleh menarik kaki belakangnya-
Di masa tua nanti, jika Tan Yan dan Jin Yun bisa saling menghormati seperti tamu hingga akhir hayat, dia di kejauhan pun akan merasa lega-
Tok, tok——
Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar, memutus alur pikiran Qin Qian.
"Nyonya Muda, Nyonya meminta Anda turun sebentar."
Mendengar suara kepala rumah tangga, Qin Qian segera mengusap air mata di sudut matanya. Setelah menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan memastikan suaranya sudah stabil, baru dia menjawab, "Baik, aku akan segera turun."
……
Saat tiba di lantai satu, Qin Qian baru tahu bahwa yang ingin menemuinya bukan Nyonya Tan, melainkan Jin Yun.
Terlihat Nyonya Tan sedang berbincang dengan Jin Yun. Melihat kedatangannya, Nyonya Tan menepuk tangan Jin Yun lalu berjalan menghampirinya.
Ini pertama kali Qin Qian bertemu Jin Yun. Dia benar-benar terkejut.
Karena Jin Yun jauh lebih cantik dari yang dia bayangkan...
Sebelumnya dia pernah mendengar kisah Tan Yan dan Jin Yun. Dulunya dia mengira Jin Yun hanya punya latar belakang keluarga baik, tapi penampilan dan aura-nya biasa saja. Kalau tidak, masakan Tan Yan tidak tertarik meski dikejar-kejar Jin Yun...
Tapi saat melihat Jin Yun sekarang, barulah dia sadar dugaan itu salah total...
Jin Yun sungguh memesona, jauh melampaui dirinya...
Siapapun yang melihat mereka pasti langsung tahu dia tak ada bandingannya dengan Jin Yun...
Postur tubuh Jin Yun pun sempurna. Rok panjang hitam bodycon yang dikenakannya memamerkan elegan dan kualitas tinggi - sama sekali tak bisa dibandingkan dengan dirinya yang tak punya aura elegan.
Yang terpenting, semua orang bisa melihat bahwa Jin Yun dan Tan Yan berdiri bersama adalah pasangan yang benar-benar serasi...
Dengan ketampanan dan kecantikan setara, ditambah aura bangsawan bawaan lahir, mereka terlihat seperti pasangan yang ditakdirkan...
“Qianqian, Jin Yun datang... Dia bilang mau ngobrol berdua sama kau, tentu tergantung kehendakmu...”
Ucapan Nyonya Qin mengembalikan pikiran Qin Qian. Dia mengangguk, berkata tenang, “Aku tak apa-apa.”
Nyonya Qin berkata puas, “Baiklah, kalian pergi ke taman untuk bicara. Aku akan ke ruang depan ngobrol dengan Komandan Jin dan mereka...”
“Baik... Baik.”
Kata "Baik" kedua Qin Qian ini sebenarnya ingin diucapkannya sebagai "Ibu", tapi saat melihat Jin Yun, dia mengganti kata itu. Tiba-tiba dia merasa tak pantas lagi memanggil Nyonya Qin seperti itu, meski panggilan ini sudah digunakan selama dua tahun. Seketika ini masih sulit diubah...
……
Di dalam taman, aroma parfum mahal dari tubuh Jin Yun sedikit menyusup ke napas hidung Qin Qian, membuatnya yang sedang hamil merasa agak tidak nyaman.
Sejak dulu dia memang sensitif terhadap bau, jadi tak pernah menyemprot parfum. Ditambah kondisi hamil, indra penciumannya makin peka. Saat ini rasa mual sudah mulai menyerang.
Beruntung akhir-akhir ini dia sudah terbiasa menekan rasa mual, sehingga bisa bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
“Apa Nona Qin tak enak badan? Penampilannya terlihat kurang baik.” Jin Yun bersuara, menatapnya dengan penuh perhatian.
Qin Qian tahu wajahnya kini agak pucat. Tersenyum sambil berkata, “Aku suka membaca buku. Semalam mungkin terlalu larut baca, jadi kurang istirahat.”
“Mendengar itu, Jin Yun mengangguk, “Membaca buku adalah minat yang sangat baik, aku juga suka membaca. Tapi saat di luar negeri, siang hari aku bekerja di perusahaan besar sebagai analis investasi ventura, malamnya di perusahaan keuangan sebagai aktuaris. Jadi tidak punya waktu untuk membaca, benar-benar iri padamu.”
“Nona Jin yang begitu hebat, aku yang seharusnya iri... Aku tak mengerti apa-apa, waktu luang melimpah, hanya bisa mencari-cari urusan untuk mengisi waktu.” Qin Qian menjawab dengan lembut.
Jin Yun berkata tenang, “Nona Qin terlalu merendah... Aku tahu kamu lulusan Universitas XX Washington. Meskipun perusahaan tempatmu bekerja setelah lulus tidak besar, kemampuanmu diakui oleh atasan.”
Qin Qian menggeleng sambil tersenyum, “Dua tahun lalu mungkin masih punya sedikit kemampuan. Tapi dua tahun ini tidak bekerja, banyak hal sudah terlupakan. Tak tahu nanti apakah masih bisa beradaptasi jika bekerja lagi...”
Jin Yun ikut tersenyum, “Mendengar ucapan Nona Qin, aku jadi mengerti. Rupanya Nona tidak menerima ‘kompensasi’ dari Keluarga Qin. Kalau tidak, hari-hari mendatangmu tak perlu bekerja sama sekali.”
Qin Qian menatap Jin Yun sambil menjaga senyuman. “Keluarga Qin dan Qin Yan tidak pernah menzalimiku, untuk apa aku perlu ‘kompensasi’?” Jin Yun menatap dalam-dalam Qin Qian, tetap dengan senyuman anggun, berbicara pelan, “Sekarang aku akhirnya pahapas mengapa usahaku mengejar Qin Yan selama ini tak pernah menyentuh hatinya. Karena aku terlalu angkuh, selalu menonjolkan kelebihanku, sedangkan Nona Qin selalu rendah hati dan tidak rakus akan harta dan status.
Pantas saja Qin Yan jatuh cinta pada pandangan pertama padamu...”
Mendengar empat kata "cinta pada pandangan pertama", dalam pikiran Qin Qian terbayang situasi pertemuannya dengan Tan Yan...
Dia tak tahu apakah Jin Yun sengaja, tapi hatinya ditarik hingga sakit.
Dia tidak menjawab, sehingga Jin Yun melanjutkan, "Sebenarnya tidak ada yang ingin kusampaikan pada Nona Qin, aku hanya penasaran seperti apa wanita yang disukai Tan Yan. Sekarang sudah kuketahui, jadi ke depannya akan kucoba menjadi seperti Nona Qin agar Tan Yan bisa jatuh cinta padaku..."
"Pasti bisa." Qin Qian menjawab, hanya dua kata ini yang bisa dia ucapkan saat ini.
Jin Yun kemudian melirik vila keluarga Tan. "Paman Tan sudah mengantar ayah ibu saya pulang, saya juga harus pergi..."
Qin Qian menoleh, melihat Tan Yan keluar bersama Pasangan Komandan Jin, sepertinya akan mengantar mereka pulang sendiri.
Hati Qin Qian kembali tercabik, sakit sekali.
"Kalau begitu saya tidak mengantar Nona Jin..."
"Baik, semoga berjodoh bisa bertemu lagi dengan Nona Qin."
Mendengar ini, hati Qin Qian semakin tercengkeram kencang.
Berjodoh? Apakah Jin Yun sedang mengingatkannya bahwa hubungannya dengan Tan Yan sudah berakhir?
