Nyonya Jiang Dong hanya bisa menyetujui, meski senyum anggun di wajahnya mulai kaku. "Benar, anak memang paling baik bersama orang tua..." Tatapannya penuh kepuasan mengarah ke Jiang Muchen dan Jiang Muxi yang sedang asyik bermain dengan Miao Miao, "Kalian juga harus segera menganjurkan Yan dan Qian untuk punya anak lagi... Lihatlah Qingyou yang telah melahirkan Mumu dan Xixi untuk keluarga Jiang, suasana jadi begitu meriah... Andai Jun'er tidak menolak
tinggal bersama kami orang tua yang terlalu memanjakan kedua cucu ini, dan tidak bersikeras tinggal di Lanxi, aku benar-benar ingin menjaga kedua cucu ini setiap hari..."
Nyonya Qin tersenyum getir, bingung merespons. Beruntung riuh rendah tiba-tiba pecah dari ruang tamu.
Pandangan Nyonya Jiang Dong tertarik pada sosok Qin Yan dan Qin Qian yang sedang turun dari lantai dua.
Penampilan Qin Yan hari ini biasa saja, namun Qin Qian yang mengenakan gaun pesta biru muda dengan riasan mungil sungguh memukau.
Penampilannya yang anggun, mulia, cantik, dan berwibawa ini tak kalah dari wanita elite atau menantu keluarga kaya manapun di Kota C.
Gemuruh pujian memenuhi ruangan, bahkan Nyonya Jiang Dong tak kuasa berkomentar, "Qian memang sejak dulu tak suka berdandan, tapi saat dirias sungguh luar biasa."
Dengan senyum canggung, Nyonya Qin segera melambai pada pasangan itu, meminta mereka menyapa Nyonya dan Tuan Jiang Dong.
Tan Yan membawa Qin Qian mendekat.
"Direktur Jiang, Nyonya Jiang Dong, apa kabar."
Direktur Jiang mengangguk, memuji, "Tan Yan tampan luar biasa, generasi muda memang mengagumkan."
Qin Qian melanjutkan ucapan Direktur Jiang dengan menyapa, suaranya lembut dan manis. "Selamat pagi, Direktur Jiang, Nyonya..." Nyonya Jiang Dong mengangguk terus-menerus, wajahnya penuh kasih, "Qianqian kalau ada waktu, temani ibumu main ke rumah kami... Aku tidak punya anak perempuan, melihat anak penurut dan pengertian sepertimu, selalu berharap andai aku punya anak seperti ini... Tapi syukurlah Tuhan masih baik, meski tidak punya anak perempuan
, setidaknya punka menantu yang baik."
Qin Qian menjawab dengan anggun, "Baik, Nyonya." Nyonya Jiang Dong kemudian menatap Tan Yan, dengan tegas berkata, "Tan Yan, tadi aku dan ibumu sedang berdiskusi tentang rencana kalian punya anak lagi... Meski masih muda, tapi orang tua sudah sepuh, mereka ingin hidup bermain dengan cucu-cucu. Jadi kalian berdua harus segera menambah momongan, biar rumah ini
lebih ramai dari sekarang..."
Nyonya Tan berdiri di samping, hanya terkekeh kering, kini bingung bagaimana menjawab.
Qin Qian tetap tersenyum elegan, tapi dalam hati khawatir Tan Yan akan kesulitan merespons. Saat hendak mengalihkan perhatian Nyonya Jiang Dong, tak disangka Tan Yan sudah menjawab, "Baik, Nyonya Jiang Dong... Kami akan berusaha."
Jawaban Tan Yan membuat pasangan suami istri Tan dan Qin Qian terkejut, karena jika Tan Yan benar-benar kesulitan menjawab, dia bisa mengatakan yang sebenarnya kepada Nyonya Jiang Dong, lagipula ini adalah fakta yang akan diumumkan sebentar lagi, tapi mereka tak menyangka Tan Yan akan menjawab seperti itu.
Mendengar ini, Nyonya Jiang Dong terkekekeh, "Kalau begitu saya tidak mengganggu waktu kalian memotong kue, saya mau menjenguk kedua cucu..."
Nyonya Tan menjawab dengan sopan, "Baik."
Pasangan Direktur Jiang menuju ke arah cucu mereka.
Nyonya Tan terlihat tidak puas dengan jawaban Tan Yan tadi, hendak bersuara, tapi beberapa tamu undangan mendatangi mereka tiba-tiba...
Jelas mereka adalah sahabat Nyonya Tan, membuatnya terpaksa menelan kembali kata-katanya. Senyuman cerah merekah di wajah anggunnya saat ia menyambut tamu-tamu tersebut.
Melihat Nyonya Tan pergi, Qin Qian akhirnya bertanya, "Tan Yan, mengapa kau menjawab Nyonya Jiang Dong seperti itu tadi?"
Tak disangka, Tan Yan tidak menjawab. Ia menuntun tangan Qin Qian langsung menuju panggung sementara yang dibangun di taman keluarga Tan. "Ayo kita bantu Miao Miao memotong kue."
Qin Qian menduga Tan Yan mungkin tidak suka ada komplikasi, maka ia pun tidak terlalu memikirkannya dan dengan tenang mengikuti Tan Yan.
……
Saat Qin Qian dan Tan Yan menuntun tangan Miao Miao di atas panggung, Jin Yun berada di bawah panggung.
Jin Yun bersama pasangan Kepala Staf Jin, memandangi mereka yang berada di atas panggung. Meski senyum menghias wajah, tatapannya terlihat penuh makna.
Pasangan Kepala Staf Jin menunjukkan ekspresi yang lebih jelas. Senyum di wajah mereka terlihat dipaksakan, seolah tak menyukai cara Tan Yan menggenggam tangan Qin Qian untuk memotong kue bersama.
Di bawah gemuruh tepuk tangan, kue akhirnya berhasil dipotong...
Miao Miao yang riang gembira mengundang semua anak-anak naik ke panggung untuk bermain, sehingga panggung seketika dipenuhi celoteh riang...
Saat itu, pembawa acara mengumumkan Tan Yan akan memberikan sambutan untuk anak-anak.
Qin Qian yang berdiri di samping Tan Yan pada detik ini, hatinya seperti diremas kuat.
Tatapannya mulai tak fokus, matanya tiba-tasa terasa perih dan kering.
Ya...
Ketika menyetujui undangan keluarga Tan ke Kota C, dikiranya dua tahun adalah waktu yang sangat panjang. Tak disangka, ternyata begitu singkat...
Seolah dua tahun hanya sekejap mata, begitu cepat hingga membuatnya tak sempat bersiap...
Baru sekarang ia sadar, dirinya belum benar-benar siap...
Meski tiap hari dalam dua tahun ini ia selalu sadar akan perpisahan dengan Tan Yan, dan telah mempersiapkan diri selama itu, tapi nyatanya sakitnya tetap menyayat hati...
Ia tak mau berpisah dari Tan Yan, dari Miao Miao...
Sungguh berat baginya untuk melepas...
Ia tak ingin Tan Yan bersama wanita lain, hanya ingin dirinyalah satu-satunya seumur hidup pria itu...
Dia tak mau lagi meninggalkan Miao Miao. Dia pernah meninggalkannya sekali, sungguh tak ingin pergi lagi...
"Tuan Muda, Nyonya menyuruh saya mengingatkan, jangan lupa umumkan urusan penting saat berpidato nanti." Kepala rumah tangga melirik Qin Qian di samping Yan Tan, berbisik lebih pelan, "Nyonya Muda juga harus bekerja sama dengan Tuan Muda."
Suara kepala rumah tangga menyadarkan Qin Qian. Matanya perih kering, tapi dia tersenyum paksa. "Bilang pada Nyonya, tenangkan hatinya."
Di ketukan ini, Qin Qian mengubah panggilan untuk Nyonya Tan. Karena dia merasa sudah tak layak lagi menggunakan sebutan sebelumnya...
Kepala rumah tangga mengangguk penuh kepercayaan, lalu bergegas mundur pergi.
Saat berjalan bersama Yan Tan menuju wartawan yang dikerahkan keluarga Tan, Qin Qian tak berani menatapnya. Takut jika melirik sekalipun, rasa tak tega di hatinya akan semakin menjadi, membuat air matanya tak terbendung...
Namun Yan Tan menggenggam tangannya erat, sama sekali tak mau melepas. Hal ini membuat matanya mulai berkaca-kaca...
Akhirnya mereka berdiri di hadapan wartawan, menyedot seluruh tatapan tamu undangan.
Keluarga Jin di bawah panggung menatap tajam ke atas panggung, seolah menahan napas menanti pengumuman Yan Tan.
Setelah memberikan doa untuk anak sebagai seorang ayah, Yan Tan akhirnya dengan tegas mengumumkan di depan wartawan dari berbagai media terkemuka Kota C——
“Saya sangat berterima kasih atas kehadiran semua di pesta ulang tahun putraku. Di hari penting ini, ada satu hal yang ingin kumumkan...”
Pasangan Tan dan keluarga Jin di bawah panggung sudah "siap siaga"...
Namun tak ada yang menyangka, Tan Yan tiba-tiba mengumumkan——"Qianqian dan aku sudah memiliki anak kedua. Mulai sekarang kita bukan keluarga tiga orang lagi, melainkan empat..."
