BAB 1335: Cinta Tak Terpisahkan Sampai Ubanan - Luka

　　　　Malam itu Tan Yan pulang dengan tubuh lelah, tapi tak menyinggung urusan proyek. Qin Qian langsung tahu: Proyek Huaihai masih menggantung... 　　　　Belakangan ini Tan Yan semakin sibuk. Hampir tiap malam pulang larut, kadang masih beraroma alkohol. Qin Qian merasa tersiksa... 　　　　Tan Yan sebenarnya benci acara bisnis. Ia tak merokok, tak minum. Tapi demi proyek Huaihai, terpaksa ia menjilat relasi, membangun jaringan... 　　　　Hatinya benar-benar tersayat... 　　　　Ia tahu: Seandainya Tan Yan tak menikahinya, bahkan jika menikahi putri keluarga kaya biasa di Kota C, takkan segeliat ini... 　　　　"Nyonya Muda, sudah lama Anda duduk di sini... Angin kencang, lebih baik masuk ke dalam." 　　　　Teriakan Qian'er baru menyadarkannya dari lamunan. 　　　　Melihat pohon di taman yang gemerisik tertiup angin, dia membuka mulut dengan tenang, "Qian'er, menurutmu, haruskah Yan Yan bersamaku?" 　　　　Mendengar itu, Qian'er segera menunduk, berkata tegas, "Nyonya Muda, tolong jangan minta saya menjawab pertanyaan seperti ini, saya tidak paham..." 　　　　Qin Qian tersenyum lembut, tatapannya yang hangat mengarah ke Qian'er. "Jangan tegang, aku benar-benar ingin mendengar pendapat kalian. Bukan maksudku menyulitkanmu." 　　　　"Ini..." Qian'er gelisah sebentar, baru kemudian berucap perlahan, "Sebenarnya konsep kesetaraan status sejak dulu memang ada dasarnya... Tapi menurut saya Tuan Muda dan Nyonya Muda saling mencintai, itu sudah cukup..." 　　　　Qin Qian mendesah pelan, "Begitukah, kau juga merasa harus sepadan..." Qian'er segera mengangkat kepala, memandangi wajah Qin Qian yang sedih, berbisik, "Nyonya Muda, saya sungguh mendukung hubungan Anda berdua. Meski kesetaraan status penting, tapi menghabiskan seumur hidup dengan orang tak dicintai, apa artinya? Hanya saja, belakangan seluruh anggota keluarga Yan berbisik-bisik 　　　　"Mereka bilang Nyonya Muda licik dan dalam, awalnya berjanji akan pergi setelah dua tahun, tapi malah sengaja hamilkan anak Tuan Muda, membuat Tuan Muda melanggar keinginan Tuan Ye dan Nyonya Ye untuk menahanmu. Sekarang bermusuhan dengan keluarga Jin, membuat seluruh keluarga Yan terjerumus dalam penderitaan yang dalam dan panasnya api..." 　　　　Qin Qian sedikit kaku, sama sekali tak menyangka seluruh anggota keluarga Yan diam-diam membicarakannya seperti ini. 　　　　Qian'er melihat tak ada orang di sekeliling, melanjutkan, "Ada lagi, mereka bilang Tuan Ye dan Nyonya tak puas dengan Nyonya Muda, cepat atau lambat pasti akan membuatmu meninggalkan Tuan Muda..." 　　　　Qin Qian menundukkan kelopak matanya dengan muram, mendesah dalam-dalam. 　　　　Pantas saja akhir-akhir ini bahkan tatapan kepala rumah tangga padanya seolah mulai berubah, rupanya seluruh anggota Keluarga Qin mengira dia licik dan dalam... 　　　　Tapi tak bisa menyalahkan mereka yang memandangnya demikian, lagipula saat datang dulu dia memang berjanji akan pergi tanpa rasa melekat setelah dua tahun... 　　　　"Qian'er, apakah kau juga mengira aku orang seperti ini?" tanyanya lesu. 　　　　Qian'er segera menggelengkan kepala, berkata serius, "Aku setiap hari bersama Nyonya Muda, sangat paham Nyonya sama sekali bukan orang licik... Nyonya benar-benar mencintai Tuan Muda, dan Tuan Muda juga mencintai Nyonya dalam-dalam, karena itulah Nyonya memutuskan tetap di sisi Tuan Muda." 　　　　"Tapi dengan melakukan ini, aku sungguh tak tahu apakah benar atau salah..." Qin Qian mengangkat pandangannya dengan lembut namun penuh makna, menatap daun-daun yang dijatuhkan angin di depan, mereka melayang-layang dalam tiupan, akhirnya jatuh bersama angin. "Menurutku, Nyonya tak perlu terlalu banyak berpikir. Pertama, saat ini Nyonya sedang mengandung, tak boleh setiap malam repot-repot seperti ini, nanti anaknya jadi tak sehat. Kedua, selama Tuan Muda masih peduli, ide orang lain tak perlu dihiraukan. Karena rumah ini sudah di bawah kendali Tuan Muda. Jika Tuan Muda ingin kau tinggal, 　　　　takkan ada yang berani keberatan, bahkan Tuan Ye dan Nyonya pun tak sanggup menghentikan..." Qian'er berkata dengan tenang. 　　　　“Aku sebelumnya juga berpikir seperti ini, tapi melihat Tan Yan akhir-akhir ini begitu sibuk, bahkan seringkali tidak bisa makan tepat waktu, aku sangat khawatir dengan tubuhnya... Aku sangat paham begitu banyak masalah di depan mata ini bukan bisa diselesaikan dalam waktu singkat.” Qin Qian berkata dengan sedih. 　　　　Inilah alasan dia mulai meragukan apakah keputusannya tetap di sisi Tan Yan itu benar atau salah... 　　　　Karena semua masalah yang perlu diselesaikan Tan Yan saat ini, berasal dari keinginannya untuk bersamanya... 　　　　“Nyonya Muda, Nyonya Muda.” 　　　　Suara kepala rumah tangga tiba-tiba terdengar saat ini, memotong percakapan mereka berdua. 　　　　Qian'er segera menopang Qin Qian bangkit dari bangku panjang. 　　　　Kepala rumah tangga telah berada di hadapan mereka, dengan ekspresi yang terlihat panik. 　　　　Qin Qian mengerutkan alis, bertanya sopan, “Ada apa, Kepala Rumah Tangga?” 　　　　Kepala rumah tangga mengatur napasnya sebentar, kemudian buru-buru berkata, “Tuan Muda masuk... masuk rumah sakit...” 　　　　“Apa?” Seluruh tubuh Qin Qian membeku. 　　　　…… 　　　　Saat tiba di vila, Qin Qian baru tahu pasangan suami istri Tan tidak menunggunya, telah bergegas ke rumah sakit. 　　　　Dari kepala rumah tangga, Qin Qian mengetahui Tan Yan masuk rumah sakit karena luka, kekhawatirannya semakin menjadi, sehingga dengan cepat mengganti baju hamilnya lalu pergi ke rumah sakit... 　　　　Ketika Qin Qian tiba di Rumah Sakit Jiang Group, pasangan Tan sudah menunggu di pintu ruang operasi. 　　　　Meskipun Rumah Sakit Jiang Group adalah rumah sakit terbaik di Kota C, melihat lampu merah yang masih berbinar di ruang operasi, tetap membuat hati Qin Qian bergemuruh... 　　　　Meski sebelumnya kepala rumah tangga sudah mengatakan Tan Yan terluka di dahinya dan tidak mengancam nyawa, Qin Qian tetap dilanda kegelisahan... 　　　　Namun bersyukur, tak lama kemudian Tan Yan keluar dari ruang operasi... 　　　　Ia terlihat dalam kondisi cukup baik, hanya dahi kanannya dibalut perban tebal... 　　　　Melihat pasangan Tan dan Qin Qian berdiri di pintu, alis Tan Yan sedikit berkerut. "Kenapa pada datang semua?" 　　　　Nyonya Tan menghampiri Tan Yan, memandang luka di dahinya dengan hati tersayat, matanya sudah memerah. "Bagaimana kerja pengaman perusahaan? Kok bisa ada yang membuat keributan..." 　　　　"Sudahlah, kalian pulang dulu!" Tan Yan juga menatap Qin Qian, memberikan tatapan menenangkan. "Aku baik-baik saja, masih ada urusan harus kembali ke kantor." 　　　　"Apa? Sekarang juga mau ke kantor?" Nyonya Tan terkejut. 　　　　Tan Yan melihat arlojinya. "Masih ada rapat yang harus kuhadiri." 　　　　"Kalau tidak enak badan jangan dipaksakan..." Pak Tan bersuara berat. 　　　　Tan Yan tetap dengan nada datar, "Aku baik-baik saja." 　　　　Nyonya Tan terisak, "Katanya baik-baik... Dahimu dijahit delapan, Sekretaris Cen bilang darahmu banyak yang keluar..." 　　　　Delapan? 　　　　Qin Qian membelalakkan matanya yang jernih, menatap Tan Yan. 　　　　Tan Yan merasakan tatapannya, menoleh ke arahnya. 　　　　Wajah Qin Qian sudah pucat, bibirnya digigitnya dengan lembut. 　　　　Tan Yan segera menghampiri Qin Qian. Melihat ekspresi khawatirnya, ia mendesah pelan lalu merangkul bahu kurus Qin Qian. "Jangan khawatirkan aku, aku benar-benar baik-baik saja..." 　　　　"Kau bilang baik-baik saja? Kau pikir aku tak pahami pengetahuan dasar? Delapan jarum menunjukkan lukanya besar, mungkin akan meninggalkan bekas..." Suara Qin Qian tiba-tiba tersekat. "Bodoh, aku sudah memilikimu. Bekas luka di dahi pun tak berarti. Lagipula lukanya tepat di alis, nanti tak akan terlalu kentara..." Tan Yan menggosok lembut bahu Qin Qian.