Tan Yan menundukkan kepala, dagunya mendekati dahinya, memejamkan mata dengan puas. "Jadi, jangan kau salahkan diri karena tak memantau apa yang terjadi pada Perusahaan Tan beberapa hari ini. Bagiku, aku lebih memilih kau tetap tak tahu seperti sebelumnya... Lebih memilih kau baru tahu semua urusan ini setelah kuselesaikan"
"semuanya, karena aku tak mau sedetik pun kau tak nyaman."
Hati Qin Qian kembali terasa sakit seperti diremas, ia mati-matian menahan isak yang kini naik ke leher.
Begitu saling peduli, begitu dalam saling mencintai...
Tapi kini ia malah harus kejam menyakiti dia...
Mengapa Tuhan harus menyiksa mereka berdua seperti ini?
Qin Qian menangis dalam relung hatinya. Melihat Qin Qian diam seribu bahasa, hanya erat memeluknya, Tan Yan mengira Qin Qian sedang khawatir, lalu mengelus rambut panjangnya menghiburnya, "Jangan kau khawatir, meski perusahaan kehilangan proyek Huaihai, tapi saat ini kita masih punya jalan lain yang bisa ditempuh, dan sejauh ini, jalan ini tak akan bermasalah lagi.
”
Qin Qian mengangkat bola matanya yang berkilat air mata, memandangi Tan Yan. "Jalan apa?"
Tan Yan tersayat hati mencium dahi Qin Qian, barulah berkata, "Seharusnya sebelumnya aku pernah menceritakan padamu tentang 'Proyek Ketiga'..."
Qin Qian melototkan matanya, "Maksudmu proyek wisata pemerintah yang akan membangun taman bermain anak-anak terintegrasi kebun binatang?" "Ya, proyek inilah 'Proyek Ketiga'." Begitu menyentuh urusan bisnis, tatapan Tan Yan seketika berubah khidmat seperti saat bekerja. "Tahun ini, proyek ini selalu dianggap pemerintah masih dalam tahap persiapan, belum memastikan akan menyediakan lahan khusus untuk hal ini, tapi baru-baru ini kuketahui, rupanya proyek ini sudah disahkan pemerintah, kini sedang proses tender... Hanya karena terlalu banyak kelompok yang ingin menguasai proyek ini, pemerintah agar tidak bermusuhan dengan semua kelompok tersebut, belum mengumumkannya secara resmi. Saat ini pemerintah sedang mempertimbangkan cara agar tender ini bisa berjalan lancar,
sekaligus tidak membuat bermusuhan semua grup yang berhak ikut dalam lelang proyek ini..."
"Kalau pemerintah belum mengumumkan resmi, berarti ini informasi internal, bagaimana caramu mengetahui informasi rahasia ini?" Begitu tahu ada jalan baru, Qin Qian tak bisa menahan helaan napas lega, lalu penasaran bertanya.
Tan Yan menjawab jujur, "Informasi internal ini berasal dari An Ran... Dia adalah Wakil Direktur An Group, perusahaan konstruksi yang sedang diminati pemerintah saat ini adalah An Group..."
"Maksudmu... An Group akan bertanggung jawab atas pembangunan proyek ini, dan sekarang pemerintah sedang membuka tender investasi?" tanya Qin Qian lagi.
Tan Yan mengangguk, "Ya."
Qin Qian tiba-tiba terdiam.
Melihat itu, Tan Yan bertanya penuh perhatian, "Ada apa?"
Qin Qian berkata lesu, "Sekarang tidak ada bank yang mau meminjamkan uang ke perusahaan kita. Meski kita tahu proyek ini akan dimulai, bagaimana mungkin kita punya uang untuk berinvestasi?"
"Masalah ini sudah kuperhatikan..." Tan Yan terlihat terbata-bata, bergulat dalam hati selama beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Aku berencana meminjam uang ini lagi dari kakakku."
Tubuh Qin Qian membeku seketika, pelan ia mengeluarkan kata, "Kau mau pinjam uang lagi dari Pak Lu?"
"Aku yakin kakakku masih bisa mengeluarkan uang ini. Hanya saja, meminjam lagi darinya membuatku merasa sangat malu." Tan Yan mendesah pelan.
Mengetahui Tan Yan kembali teringat kejadian bertahun-tahun lalu, Qin Qian mengulurkan tangan dan menempelkan pipi Tan Yan, berkata serius, "Yan, kau juga pernah bilang sebelumnya, kau dan Pak Lu adalah saudara kandung. Jangan terlalu mempermasalahkan ini... Karena aku tahu Pak Lu pasti juga tak akan mempermasalahkannya."
“Ya, Kak pasti tidak akan mempermasalahkanku, tapi aku tetap merasa malu, sangat bersalah…” Tan Yan menutup matanya dengan sedih. Qin Qian perlahan menggosok pipi Tan Yan yang agak putih. “Yan, aku yakin Pak Lu justru senang di hati saat kau meminjam uang padanya, karena ini berarti hubungan kalian sudah benar-benar tak ada kecewa lagi… Jika kau tidak mencari bantuannya saat kesulitan, malah akan membuatnya merasa hubungan kita masih terasa asing.”
”
“Harus kuakui, kau sangat pandai menghibur.” kata Tan Yan.
Wajah cantik Qin Qian merekah dengan senyuman, “Akhirnya kau tersenyum…”
Tan Yan membalas genggaman tangan Qin Qian yang menempel di pipinya, lalu menunduk mencium punggung tangan wanita itu. “Berpisah denganmu beberapa hari ini, aku benar-benar tidak nyaman, dan sangat merindukanmu…”
Qin Qian memandanginya tak berkedip, wajahnya penuh kepuasan. “Aku juga… Tapi kudengar akhir-akhir ini kau sering bertemu dengan Wakil Direktur An Group, An Ran yang kau sebutkan tadi.”
Seketika mata gelap Tan Yan menyipit licik. “Siapa yang memberitahumu?”
Qin Qian mencubit telinga Tan Yan seperti hukuman, menjawab, “Tidakkah kau tahu di rumah pun aku punya jaringan mata-mata?”
Tan Yan tersadar, “Qian’er…”
Qin Qian mendengus halus, "Benar, Qian'er bilang padaku, hari itu melihat kau pulang bersama An Ran, lalu An Ran bahkan makan malam di rumah kita..." Tan Yan segera menjelaskan dengan tulus, "Undangan untuk An Ran makan malam di rumah kita saat itu sepenuhnya demi perusahaan... Malam itu kita harus menemui pejabat tinggi pemerintah bersama, tapi tiba-tiba perutnya sakit, aku berniat mengantarnya ke rumah sakit. Di tengah perjalanan, dia bilang ingin makan sesuatu untuk mengurangi rasa sakit perutnya.
Aku khawatir kondisinya yang kurang fit akan mempengaruhi pembicaraan dengan pejabat malam itu, jadi mengundangnya ke rumah kita agar Mama membuatkan makanan yang baik untuk perut... Kau tahu, perutku tidak baik, sedangkan masakan Mama sering bisa meredakan sakit perutku."
Qin Qian tidak menanggapi.
Tan Yan mengira Qin Qian benar-benar marah, dengan gugup melanjutkan, "Percayalah, semua pertemuanku dengan An Ran belakangan ini urusan bisnis... Kalau tidak percaya, besok siang akan kubawa kau menemuinya. Lagipula besok siang aku juga ingin makan siang bersamamu."
Tiba-tiba Qin Qian terkikik "ciut-ciut"...
Melihat hal ini, Tan Yan baru sadar Qin Qian sengaja menakut-nakutinya. Mata gelapnya seketika menyiratkan kelicikan, "Kau ternyata sudah belajar menjahiliku?"
Qin Qian langsung mengangkat tangan memohon ampun, dengan suara lembut merayu, "Suamiku, aku salah... Seharusnya tidak ingin melihat wajahmu yang tegang karena aku..."
Tan Yan mengikuti momentum menjahili tangan Qin Qian, meletakkannya di posisi jantung dada-nya sendiri, berkata tegas dan serius, "Di relung hatiku hanya ada kau seorang... Selainmu, tak ada tempat untuk siapa pun di sini."
Qin Qian merayu, "Sudahlah, kau sendiri tahu ini cuma gurauan, aku tak benar-benar cemburu buta..."
"Aku tahu, tapi aku ingin kau pahami, aku mencintaimu. Seumur hidup ini hanya kau yang kucintai." Tan Yan bersumpah dengan khidmat.
Mata jernih Qin Qian seketika berkabut air tipis, bergumam lirih, "Kau benar-benar menjengkelkan, setiap kali selalu membuatku nangis..."
Tan Yan merangkul erat Qin Qian dalam pelukan. "Besok makan malam bersamaku, akan kuperkenalkan kau dengan An Ran... Biar wartawan tak sembarangan meliput saat mereka melihatku bertemu An Ran."
"Baik." Qin Qian memeluk erat Tan Yan. "Karena hubungan dengan Qingyou, aku dan Yaru sudah lama bersahabat... Dan kudengar belakangan Yaru sedang di Kota C, akan kucoba ajak dia keluar. Dengan begitu urusanmu dengan An Ran akan lebih mudah..." "Ya."
