An Ran membeku. "Kenapa?"
Sorot mata Tan Yan berkilat tajam. "Aku ingin dia memeriksa dua laporan medis ini."
"Graaah, apa hubungannya laporan ini dengan proyek ketiga?" An Ran mengerutkan kening.
Tan Yan menjawab datar. "Tidak ada."
An Ran kehilangan kata-kata.
"Tapi baru setelah urusan ini selesai, aku bisa fokus ke proyek ketiga." Tambah Tan Yan tanpa ekspresi.
An Ran melotot kesal, lalu mengeluarkan ponsel dari tasnya untuk menelepon teman dokternya.
..."Direktur Tan, setelah kuperhatikan dua laporan ini, ada yang aneh di laporan kedua... hasil progesteron ibu hamil rendah. Tapi di laporan pertama, hasilnya normal... Ini sangat membingungkan karena progesteron tak mungkin berubah drastis dalam hitungan jam... Meski dokter Jiang Group bilang mungkin saja, perkembangan embrio memang penuh ketidakpastian
"Terjadi secara kebetulan, tapi menurutku, progesteron tiba-tiba menunjukkan fluktuasi sebesar itu, ini seharusnya masih terkait dengan kondisi ibu hamil sendiri. Karena fluktuasi progesteron dengan nilai sebesar ini sangat tidak normal. Jika benar-benar kebetulan, maka itu benar-benar mengenai kemungkinan satu per sepuluh ribu itu."
Tangan di saku celana, tubuh jangkung dan tegap berdiri di depan jendela kaca kantor, di kepala Tan Yan terus bergema ucapan dokter yang diperkenalkan An Ran.
Meski dokter berbicara dengan terlalu halus, Tan Yan sudah mengerti maksud tersirat yang ingin disampaikan dokter——
Dokter merasa kondisi mendadak yang dialami Qin Qian tidak normal, karena kemungkinan kejadian seperti ini terjadi secara kebetulan sangat kecil...
Saat dokter bilang "terkait dengan kondisi ibu hamil sendiri", sebenarnya ingin menyatakan bahwa penurunan progesteron Qin Qian yang tiba-tiba ini kemungkinan besar akibat ulah manusia...
Sebenarnya di relung hati Tan Yan juga pernah terbesit dugaan seperti ini...
Karena Qin Qian tampaknya tidak terlalu peduli dengan kehilangan anak ini, dia bahkan bisa membalikkan situasi dengan memberi hiburan padanya...
Ini membuatnya tak bisa tidak mencurigai bahwa hasil keguguran ini mungkin sengaja dia ciptakan.
Dia memberanikan diri membuat hipotesis...
Kemarin setelah ibunya pergi darinya, dia diam-diam membeli obat yang mempengaruhi progesteron dan meminumnya, sehingga malamnya muncul gejala sakit perut bawah dan membuat janin tiba-tiba berhenti berkembang...
Meski dia tidak berharap hasil dugaannya menjadi kenyataan, tapi firasat buruk di dasar hatinya semakin hari semakin tak terbendung...
"Sekarang yang ia perlukan hanyalah menyelidiki apakah dia pergi ke apotek atau rumah sakit kemarin untuk membeli obat yang menyebabkan kadar progesteron rendah, sehingga bisa membuktikan apakah dia menipunya."
"Mengingat hal ini, Tan Yan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan memencet deretan nomor tanpa ekspresi."
"Setelah telepon tersambung, suara pria muda yang tenang terdengar dari ujung lain, 'Direktur Tan.'"
"Tan Yan berkata dingin, 'Zelun, aku ingin kau menyelidiki sesuatu untukku.'"
"Zelun menjawab penuh hormat, 'Silakan beri perintah, Direktur Tan.'"
"Tan Yan mengucapkan dengan tegas, 'Aku ingin tahu dalam 24 jam terakhir, siapa saja yang ditemui istriku dan apa yang dilakukannya. Laporkan semua detail padaku!'"
"Zelun segera merespons, 'Baik.'"
"Baru kemudian Tan Yan menurunkan ponsel dari telinganya, tatapan muramnya ke jendela kaca dipenuhi aura dingin."
……
"Zelun bukanlah bodyguard pribadi atau asisten Tan Yan. Dia hanyalah orang yang bisa disewa dengan uang. Selama bertahun-tahun, Zelun telah menangani banyak urasan untuk Tan Yan."
"Kali ini Zelun kembali tidak mengecewakan. Menjelang jam pulang kantor Grup Bisnis Keluarga Tan sore itu, Zelun menelepon balik—"
"'Direktur Tan, menurut hasil investigasi saya, kemarin setelah ibu Anda menemani Nyonya Tan melakukan pemeriksaan kehamilan, mereka bertemu dengan Direktur Mu... Setelah itu ibu Anda lebih dulu meninggalkan rumah sakit, sedangkan Nyonya Tan pergi makan bersama Direktur Mu ke restoran mewah tak jauh dari sana...'"
“Yang ingin kuketahui adalah hal-hal yang tidak kuketahui.” Tan Yan tak sabar mengeluarkan kata-kata. “Ya.” Zelun buru-buru menjawab, “Berdasarkan informasi yang kuterima, kemarin Nyonya Direktur Tan dan Direktur Mu makan malam bersama dengan riang, di tengah acara makan, Direktur Mu menyerahkan botol obat kepada Nyonya Direktur Tan... Melalui kamera pengawas restoran, dengan teknologi tercanggih kami memperbesar gambar saat itu, kami mengenali botol obat ini... Ini adalah obat dengan efek samping berbahaya bagi ibu hamil... Obat ini sedang diteliti oleh dokter untuk mengevaluasi kemungkinannya menggantikan obat XX sebagai obat pengguguran kandungan baru, hanya karena aborsi dengan obat ini tidak menimbulkan ketidaknyamanan yang jelas
, juga tidak memerlukan istirahat total di ranjang seperti obat aborsi XX yang umum digunakan sekarang.”
Benar saja dia sendiri yang melakukan trik kotor...
Pada detik ini, jari-jari panjang Tan Yan mencengkeram ponselnya erat-erat sampai memucat.
“Aku perlu memastikan hal ini.” Ucapnya tetap menjaga logika.
Zelun menjawab, “Sudah kukirim foto Direktur Mu menyerahkan botol obat kepada Nyonya Direktur Tan ke inbox email Anda...”
“Baik.”
……
Hati Qin Qian dilanda kegelisahan, karena dia tahu momen kesuksesan rencananya semakin dekat...
Meski tak tahu kapan akan meledak, tapi menurut dugaannya, takkan lama lagi...
Hari ini di rumah sakit Tan Yan terlihat mulai percaya bahwa janin di perutnya mengalami kecelakaan tak disengaja, namun dia sangat paham, pasti masih ada curiga di relung hati pria itu...
Dan selama ia memiliki kecurigaan ini, ia pasti akan mencari cara untuk mengonfirmasi apakah dia menyembunyikan kebenaran darinya...
Kemarin dia sengaja bertemu dengan Mu Yifeng, selain untuk membuat Tan Yan tahu bahwa hubungannya dengan Mu Yifeng semakin sering, juga agar kamera pengawas di restoran bisa merekam Mu Yifeng memberikan botol obat itu padanya...
Dia percaya begitu Tan Yan menyelidiki botol obat itu, kepercayaan Tan Yan padanya akan benar-benar runtuh...
Namun hatinya begitu penuh ketegangan...
Dia berharap ia bisa segera menyelidiki "kenyataan" ini, namun juga berharap ia memperlambatnya, karena dengan begitu dia bisa bertahan di sisinya lebih lama...
……
Malam hari, Tan Yan pulang sesuai jam biasa seperti biasanya, membuat Qin Qian tidak melihat keanehan apapun. Saat Tan Yan mengajak pergi ke rumah sakit besok bersama, Qin Qian mengira ia belum mulai curiga padanya...
Karenanya Qin Qian menyetujui ajakan Tan Yan untuk menemani ke rumah sakit besok, berencana memberikan celah yang lebih jelas kepada Tan Yan esok hari, membuatnya tak bisa lagi membohongi diri sendiri dan harus menghadapi kenyataan.
Tapi malam ini, saat dia membacakan cerita di kamar anak untuk meninabobokan Miao Miao, kepala rumah tangga tiba-tiba datang memberitahunya bahwa Tan Yan memanggilnya ke ruang kerja. Qin Qian awalnya merasa aneh, tak mengerti mengapa Tan Yan memanggilnya ke sana. Dia mengira ini terkait urusan bisnis yang ingin didiskusikan. Namun begitu masuk, dia baru menyadari suasana ruangan yang dingin menusuk. Tan Yan tegak berdiri di depan jendela kaca, tangan menggenggam segelas wiski yang jarang diminumnya.
