An Ran menjawab dengan serius, "Hanya bertemu beberapa direktur bank, sebagai ucapan terima kasih atas dukungan penuh mereka kepada Keluarga Tan dalam menguasai proyek ketiga. Tapi tak kusangka daya tahan alkohol Yan begitu buruk, baru beberapa gelas sudah mabuk..."
"Dia memang tidak punya toleransi alkohol yang baik." Qin Qian mengerutkan alis, relung hatinya dipenuhi kekhawatiran. "Andai kuketahui sebelumnya daya tahannya begini lemah, tadi pasti kugantikan dia minum. Lagipula toleransi alkoholku cukup baik... Tapi sekarang Yan sudah mabuk. Aku sudah membawanya kembali ke Rumah Tan. Sayangnya seluruh anggota Keluarga Tan mengira aku dan Yan sedang bersama. Aku tak bisa memanggil orang untuk merawatnya, khawatir Pasangan Keluarga Tan curiga. Jadi... aku cuma menyeka tubuhnya dengan handuk... Tapi tenang, hanya bagian atas saja, itu pun di sofa... Karena kulihat alisnya berkerut, tidurnya tampak tidak nyaman, aku berniat mengganti pakaiannya yang bersih... Tapi kamar Yan sangat
besar, sungguh tak kudapati letak lemari pakaiannya. Aku juga tak enak bertanya pada keluarga Tan, khawatir para pelayan berkomentar sembarangan. Nanti ketahuan kalau aku dan Yan hanya berupaya merendahkan diri..." An Ran menjelaskan dengan sabar dan tulus.
Qin Qian menggigit bibir bawahnya dengan lembut, kemudian dengan tenang memuntahkan, "Lemari pakaian kamar utama ada di dalam kamar mandi... Buka saklarnya dan kau akan melihat... Yan terbiasa memakai piyama lengan panjang dan celana panjang. Jangan beri dia jubah mandi model apapun."
“Baik.” An Ran sepertinya khawatir Qin Qian salah paham, segera menambahkan, “Tadi Tan Yan terus memanggil namamu dalam mimpi, kurasa dia sangat sangat merindukanmu... Qianqian, tenang saja, aku akan membantu Tan Yan menyelesaikan masalah di sini secepatnya, agar dia bisa segera menjemputmu...”
“Terima kasih, An Ran... Kau sudah banyak membantu Tan Yan, kami tak tahu bagaimana membalas budimu di masa depan.” Qin Qian menjawab dengan lembut. An Ran langsung menyahut, “Qianqian kau terlalu sopan... Sebenarnya ini bukan hanya membantu Tan Yan, tapi juga membantu diriku sendiri... Awalnya kesediaanku membantu Tan Yan membeli proyek ketiga, karena aku menilai tinggi kemampuannya. Jika di masa depan An Group bisa bekerja sama dengan Perusahaan Tan, percayalah ini akan menjadi sayap ganda
pencapaian...”
“Ya.” Qin Qian berkata dengan tulus, “Bagaimanapun, jika Perusahaan Tan bisa melewati rintangan berat ini, aku dan Tan Yan pasti akan membalas budimu...”
An Ran seketika berkata dengan serius, “Qianqian, mulai sekarang kita adalah sahabat, tak perlu lagi menyebut-nyebut balas budi. Apalagi kau juga sahabat baik sepupuku. Selama aku bisa membantu, aku akan berjuang mati-matian.”
“Baik.” Qin Qian tak bisa berkata-kata lagi.
An Ran melanjutkan, “Sekarang aku akan membantu Tan Yan berganti pakaian... Tenang, aku akan merawatnya dengan baik.”
Qin Qian berbisik lembut, “Baik.”
An Ran sangat sopan, dia tidak menutup telepon, melainkan menunggu Qin Qian yang memutuskan.
Setelah memutuskan sambungan, Qin Qian menyandarkan diri di sofa, terbuai sesaat.
Dalam pikirannya kini tergambar adegan An Ran sedang memakaikan baju untuk Tan Yan...
Karena An Ran adalah sepupu Yaru, dia selalu merasa An Ran adalah gadis yang tak punya niat buruk, jadi meski ada bekas lipstick sebelumnya, dia yakin An Ran tidak sengaja memperlihatkannya padanya...
Sekarang mendengar penjelasan serius An Ran berkali-kali, semakin membuatnya tak perlu khawatir akan ada apa-apa antara An Ran dan Tan Yan...
Dia percaya bahkan jika An Ran diam-diam menyukai Tan Yan, An Ran akan mengingatkan diri sendiri untuk menghentikan harapan ini, dan akhirnya bisa berprinsip...
Hanya saja, meski saat ini percaya An Ran tak punya niat jahat pada Tan Yan, di hatinya masih ada rasa tak nyaman...
Tan Yan tadi mengumumkan urusan perceraian dengannya, jika di masa depan Tan Yan tak mencari dia, perceraian mereka akan benar-benar terjadi...
Meski tahu situasi seperti ini tak mungkin terjadi, Tan Yan pasti akan menepati janjinya, tapi memikirkan kedekatan An Ran dan Tan Yan, hatinya jadi tak tenang...
Perasaan seringkali tak bisa dikendalikan, akankah tidak timbul rasa setelah berinteraksi sehari-hari?
Sayangnya sekarang dia tak bisa menyesal, siapa suruh dia sendiri yang setuju Tan Yan menggunakan cara ini...
Ah...
Qin Qian tak tahan mendesah dalam hati, semakin berharap Tan Yan bisa segera menyelesaikan urusan ini.
Tiba-tiba, ponsel Qin Qian kembali berdering.
Kali ini dia benar-benar yakin itu Gu Qingyou, langsung menekan tombol penerimaan.
Benar seperti dugaan, suara Gu Qingyou terdengar dari ujung sana. "Qianqian, urusan yang kau minta kuselidiki, orang-orang Jiang Jun sudah memberikan hasilnya."
Qin Qian seketika menegakkan tubuhnya, tegang bertanya, "Ayahku benar-benar akan divonis hukuman seumur hidup?"
"Graaah! Harapanku ucapan yang akan kusampaikan ini bisa kau terima dengan rasional, Qianqian. Jangan lupa ada Sayang kecil di perutmu..." Nada suara Gu Qingyou terdengar ragu.
Qin Qian sudah memiliki firasat buruk sebelumnya. Saat ini mendengar perkataan Gu Qingyou, jantungnya seolah tiba-tiba jatuh. Ia menahan napas, berbicara dengan tenang, "Kau... silakan lanjutkan." Gu Qingyou sepertinya ragu di relung hati sejenak, baru kemudian berkata, "Berdasarkan informasi dari penjara, ayahmu memang berpotensi divonis hukuman seumur hidup. Karena setengah bulan lalu ayahmu terlibat konflik dengan seorang narapidana sekamar... Tanpa sengaja ayahmu membunuhnya... Insiden ini memicu badai kontroversi di seluruh penjara, menimbulkan pengaruh yang sangat buruk. Ditambah lagi keluarga korban terus memaksa polisi menuntut keadilan, mengingat tuduhan sebelumnya terhadap ayahmu juga pembunuhan... Jadi vonis seumur hidup ini sebenarnya masih bisa dianggap keberuntungan..."
Mendengar itu, Qin Qian terpaku lama. Baru setelah beberapa saat ia tersadar, menggelengkan kepala keras-keras, "Tak mungkin... Bagaimana mungkin? Ayahku dulu pun tak membunuh, dia dijebak hingga masuk penjara. Sekarang apalagi mustahil dia membunuh, apalagi di saat-saat genting menjelang bebas... Pasti ada yang..."
“Ayah pasti difitnah!” Gu Qingyou segera berkata, “Aku juga pernah mempertimbangkan hal ini, karena dulu kau pernah bilang ayahmu difitnah… Tapi menurut informasi yang diterima tim Jiang Jun, pihak penjara punya Video yang bisa membuktikan ayahmu memang terlibat konflik dengan narapidana lain hingga mengambil sikat gigi yang diraut tajam untuk membunuh narapi—
dana itu… Jadi, jika ada yang memfitnah, tindakan ayahmu ini justru sulit dipahami.”
“Aku yakin sekali Ayah takkan membunuh, pasti tidak…” Qin Qian terus mengulang dengan gugup. Gu Qingyou menghiburnya, “Qianqian, tenang dulu. Kau tahu emosimu mudah memicu kontraksi rahim… Begini, aku akan usahakan dapatkan Video dari polisi untuk kau lihat. Selain itu, akan kuminta Jun menyuruh orang menyelidiki apakah ayahmu baru-baru ini bertemu orang mencurigakan atau ada ke—
anjolan… Setelah dapat informasi, segera kutelepon kau.” Perutnya memang sedikit tersentak, menyadari ini mungkin protes janin atas gejolak emosinya, Qin Qian membelai lembut perut bagian bawahnya, berusaha mati-matian menenangkan diri. “Terima kasih, Qingyou… Bagaimanapun, aku tak percaya Ayahku akan membunuh. Jika benar terjadi, pasti karena dipaksa ancaman…”
