“Ada apa?” Tan Yan bertanya saat tak mendapat respons dari Qin Qian.
“Tidak... Aku hanya merasa Keluarga Jin merancang terlalu rumit hanya untuk mengacaukan hubungan kita bertiga...” Qin Qian mengungkapkan isi hatinya.
Tan Yan berkata datar, “Demi mencapai tujuan, apa salahnya merancang rumit?”
Pikiran Qin Qian kacau, tetap merasa jawaban ini tak cukup meyakinkannya.
Tapi Tan Yan takkan menipunya, dia percaya semua yang dikatakan Tan Yan adalah kenyataan...
Jadi sepertinya dia salah paham terhadap An Ran...
Untungnya saat mencurigai An Ran dulu tak pernah dibahas dengan Tan Yan, jika tidak sekarang akan terlihat seperti hamba...
Tapi, tunggu...
Sebelumnya dia tak pernah menyebutkan An Ran sebagai tersangka pada Tan Yan, kenapa tadi saat menelepon Tan Yan langsung menyebut An Ran bukan pembunuh?
“Yan……” Qin Qian tak punya pilihan lain harus bersuara menyampaikan keraguan dalam hatinya.
“Ya?” Tan Yan menjawab dengan suara lembut.
“Sebelumnya aku tak pernah bilang curiga pada An Ran, kenapa kau……” Qin Qian sebenarnya tak ingin mencurigai Tan Yan.
Tan Yan menjawab dengan tenang, “Saat kau menelepon dan bilang orang yang menjerumuskan ayah mertua mungkin dari Keluarga An, aku langsung tahu yang kau maksud adalah An Ran. Karena di Keluarga An, hanya An Ran yang punya motivasi melakukan itu…”
Rupanya dia sudah menebak sejak lama…
Qin Qian merasa sedikit bersalah. “Kau tidak menyergah An Ran kan?”
Tan Yan berkata dengan nada dingin, “Jika investigasiku membuktikan An Ran benar-benar bersalah, pasti akan kuhadapi. Tapi sebelum ada bukti, tak mungkin kulakukan. Jadi aku belum menanyainya.”
Mendengar itu, Qin Qian menghela napas lega. “Maaf, aku sendiri belum menyelidiki tuntas sudah sembarangan menduga, hampir memfitnah orang baik…”
Meski masih ada hal yang tak dipahaminya, dia memilih percaya pada Tan Yan. Karena mustahil Tan Yan menipunya.
“Aku tahu perasaan An Ran padaku, kau sudah melihatnya sejak dulu. Tapi kuharap kau tahu, hatiku hanya ada kau seorang. Tak mungkin aku tertarik pada wanita lain.” Tan Yan menegaskan kembali.
Qin Qian menundukkan kepala, “Maaf… Aku akui, karena melihat An Ran menyukaimu, kupikir dia mungkin melakukan hal buruk demi mendapatkanmu… Tapi fakta membuktikan ini hanyalah prasangka hamba.”
“Setelah urusan ini selesai, aku dan An Ran tak akan lagi berhubungan.” Tan Yan berjanji.
Qin Qian menggigit bibir bawahnya dengan lembut, lalu berbisik pelan, "Yan, apakah aku ini berhati sempit? Aku sendiri yang mengizinkanmu bekerja sama dengan An Ran, seharusnya aku bisa bermurah hati, bukan malah cemburu buta lalu berkhayal tak karuan..."
"Qianqian, kau sama sekali tidak berhati sempit... Semua ini salahku. Demi menyelesaikan masalah dengan cepat, aku memilih cara yang membuatmu tidak nyaman ini." Tan Yan mendesah penuh penyesalan. Qin Qian segera menghibur, "Yan, aku tahu kau melakukan semua ini agar kita bisa segera bersama. Jujur, aku tak pernah meragukan perasaanmu. Saat kau bilang setelah membawa Perusahaan Tan ke jalur yang benar kita akan berkeliling dunia seperti Kakakmu dan Xi Xi, aku benar-benar tersentuh, sangat sen——"
"Hati..."
"Bisa menghabiskan sisa umur bersamamu, itu adalah keberuntungan dan kebahagiaan terbesar dalam hidupku." Suara Tan Yan terdengar parau penuh kasihan.
Qin Qian terharu sampai matanya berkaca-kaca. "Sudah, kau masih harus ke kantor... Aku tidak mau menahanmu lagi. Cepatlah bangun!"
"Baik. Jaga baik-baik dirimu." Setelah berkata demikian, Tan Yan sepertinya masih enggan menutup telepon Qin Qian, lalu menambahkan, "Tunggulah dengan patuh sampai aku datang menjemputmu."
"Ya." Hidung Qin Qian terasa pedih.
Dia benar-benar merindukannya...
Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu kamar.
Mengetahui itu ibunya, Qin Qian menata emosinya lalu menjawab dengan lembut, "Silakan masuk."
Benar yang datang adalah Shu Lan, membawa semangkuk sup di tangannya.
Qin Qian melihat, tersayat hati berkata, "Ibu, bukannya sudah kukatakan tak perlu repot-repot membuatkan sup untukku? Kata dokter, anak ini sangat sehat, tak perlu obat penguat khusus……"
Shu Lan meletakkan sup dengan lembut, lalu duduk di tepi ranjang, memandangi Qin Qian kesal, "Dokter bilang bayinya sehat, tapi nutrisi tubuhmu kurang…… Jangan-jangan kau mau kurus kering seperti tulang saat melahirkan nanti?"
Qin Qian lalu menunduk, mengangkat mangkuk, dengan patuh menghabiskan seluruh isi sup.
Shu Lan tampak puas, senyum keibuan merekah di wajahnya, bertanya sambil lalu, "Ngomong-ngomong, sudahkah Tan Yan membalas teleponmu?"
Qin Qian bersandar di tepi ranjang, melaporkan sejujurnya, "Baru 15 menit yang lalu ia menghubungiku……"
Shu Lan seketika gugup, "Apa kata Tan Yan?"
Qin Qian tenang memandangi ibu angkatnya, berkata tulus, "Masalah ayahku bukan ulah An Ran…… Dalangnya adalah Keluarga Jin."
"Apa? Benar Keluarga Jin?" Shu Lan terkejut, sebab awalnya mereka bersama-sama menyingkirkan kemungkinan itu.
Qin Qian menjelaskan, "Ya. Tan Yan bilang inilah kelicikan Keluarga Jin…… Jin Yun sengaja meneleponku, tujuannya untuk menghapuskan kecurigaan terhadap keluarganya."
Shu Lan bertanya lagi, "Apakah Tan Yan sudah menemukan bukti?"
Qin Qian mengangguk, "Dia menemukan komputer An Ran dicuri, juga mengetahui Jin Yun pernah bertemu dengan koki."
Shu Lan terperangah. "Tak kusangka benar-benar ulah Keluarga Jin…… Sepertinya kita salah menuduh An Ran……"
"Ya." Qin Qian merasa sesak oleh rasa bersalah.
Shulan melihat ekspresi Qin Qian, menghiburnya, "Jangan terlalu banyak berpikir, kita mencurigainya juga wajar, lagipula di Keluarga An hanya dia yang punya motivasi, hanya saja kita tidak menyangka koki ini disuap oleh Keluarga Jin……"
"Ya!" Qin Qian berbisik lirih. "Sepertinya aku tetap memendam rasa… meski secara lahiriah bilang percaya Tan Yan dan An Ran, tapi di relung hati masih suka overthinking."
"Anak yang bodoh, mana mungkin tak keberatan melihat suamimu bersama wanita lain, kau tak perlu merasa bersalah pada An Ran……" Shulan menghibur.
Qin Qian tersentuh oleh perlindungan ibunya, mengulurkan tangan menggenggam tangan Shulan, berkata penuh kepuasan, "Ibu, ada ibu di sini sungguh menyenangkan…"
Shulan tersenyum, menepuk lembut tangan Qin Qian, baru bertanya, "Kalau urusan ayahmu, apakah Tan Yan bisa menanganinya dengan baik?"
Qin Qian tenang menjawab, "Kalau memang sudah ketahuan Keluarga Jin yang menyuap koki, percaya Tan Yan meski tak bisa pakai ini untuk berhadapan dengan mereka, pasti bisa membuat Ayah keluar penjara dengan selamat……"
Karena percaya pada Tan Yan, tadi dia juga tak membahas hal ini dengannya, apalagi Tan Yan sudah berjanji akan membuat ayahnya bebas dengan lancar."
"Ya, aku juga yakin Tan Yan orang yang tepati janji, jadi jangan repotkan dirimu lagi… istirahatlah, jangan lupa janin di perutmu." Shulan mengingatkan dengan penuh kasih.
"Tahu lah!" Qin Qian menjulurkan lidah nakal ke ibunya seperti waktu kecil, lalu memeluk Shulan.
Shu Lan berkata dengan terharu, "Waktu berlalu begitu cepat, tak terkira kau kini sudah hampir menjadi ibu dari dua anak……"
……
Ini adalah pertama kali Tan Yan menipu Qin Qian, hatinya dipenuhi penyesalan.
Meski kebohongan ini adalah kebohongan berbudi, mengingat kebenaran sesungguhnya terlalu kejam bagi Qin Qian, ia tetap tak ingin menipunya. Namun demi menghindari tanggung jawab An Ran dan bayangan seumur hidup baginya, ia terpaksa melakukan ini……
Ia berjanji ini akan menjadi satu-satunya kebohongan yang ia lakukan padanya seumur hidup, kejadian seperti ini tak akan terulang lagi di masa depan……
Du—— Telepon di meja kerja berdering tiba-tiba.
