Keesokan harinya.
Pagi-pagi, Qin Qian sudah menerima telepon dari Tan Yan.
“Aku tahu pasti kau sudah ada di Kota C sekarang. Semalam awalnya aku mau datang menemuimu, tapi proyek ketiga tiba-tiba ada masalah…… Maaf, hari ini mungkin aku tak bisa menemuimu……”
Mendengar suara Tan Yan saja sudah membuat Qin Qian merasa puas. “Aku tahu kau sibuk, gak apa-apa. Ada Xiao Ying yang menemaniku……”
“Mengenai urusan ayah mertua, aku sudah menemukan pengacara itu. Selanjutnya aku akan berusaha keras membantu banding beliau. Tenang, aku akan berupaya melengkapi kekeliruan yang kulakukan.”
“Yan, ini bukan salahmu…… Kau punya segudang urusan yang harus ditangani, wajar ada yang terlewat…… Hasilnya pun tak bisa diubah lagi. Yang bisa kita lakukan adalah membebaskan ayah secepatnya dari penjara.” Qin Qian menghibur dengan suara lembut.
“Baik, kau istirahat yang cukup, jangan terlalu banyak dipikirkan…… Nanti malam aku datang lagi……” Tan Yan menyampaikan perhatiannya.
“Aku tahu, kau juga harus ingat istirahat…… Seperti pernah kukatakan, berapa pun lama-nya, aku rela menantimu. Jadi jangan terburu-buru……” Dia benar-benar khawatir Tan Yan mengabaikan kesehatan demi pekerjaan.
“Ya.”
“Qin Qian tiba-tiba mendengar suara ramai di sisi Tan Yan, sepertinya suara dokter dan perawat yang sedang berbincang, bertanya ragu, "Kau di rumah sakit?"
"Aku tidak di rumah sakit, sedang dalam perjalanan ke proyek ketiga. Hari ini harus pergi ke lokasi konstruksi untuk menyelesaikan masalah, jadi baru bisa menemuimu besok!" kata Tan Yan.
Tidak di rumah sakit?
Tapi bagaimana mungkin dia mendengar suara dokter dan perawat?
Qin Qian merasa ragu, tapi tak banyak bertanya. "Kau bangun begitu pagi, bersandar sebentar di mobil lah... Aku juga mau bangun untuk sarapan!"
"Baik, sampai besok."
"Sampai besok."
Saat melepaskan ponsel dari telinga, Qin Qian baru menyadari Mu Ying sudah berdiri di kamar dengan wajahnya penuh nada kesal memandanginya.
Qin Qian menyandarkan kepala ke bantal, memandang sahabatnya dengan lembut. "Ada apa?"
Mu Ying berkata dengan nada dingin, "Apa yang Tan Yan bilang? Katanya hari ini tak sempat menemuimu, ya?"
Qin Qian menghela napas, memeluk bantal di sampingnya dan meletakkan kepala dengan lemas. "Nona Besar Mu, semalam sebenarnya dia mau pulang menemuiku, tapi ada masalah mendadak di lokasi konstruksi proyek ketiga di Kota H, terpaksa dia tinggal di sana untuk menanganinya..."
"Benarkah?" Mu Ying tiba-tiba mengeluarkan koran dari belakang lalu duduk di tepi ranjang dengan wajah kesal.
Melihat itu, Qin Qian melirik sahabatnya. "Kau kenapa lagi?"
Mu Ying meletakkan koran di atas bantal dengan geram. "Lihat sendiri..."
Qin Qian mengalihkan pandangan. Detik berikutnya, tubuhnya sedikit terpana.
“Mu Ying mengambil koran, langsung membaca headline di koran itu——Grup Bisnis Keluarga Tan, Tan Yan tunjukkan kekuatan pacar dengan menggendong pacarnya ke ambulans!”
Qin Qian perlahan menyandarkan diri di tepi ranjang, kilau di mata jernihnya tiba-tiba pudar dari cahaya yang ada 15 menit sebelumnya.
Mu Ying berkata dengan nada dingin, “Ini koran yang dikirim hotel hari ini... Lihatlah, inikah yang disebut insiden mendadak di proyek ketiga?”
Qin Qian menundukkan matanya, dalam pikirannya terus bergerak gambar di koran itu sebagai headline: Tan Yan yang tegang menggendong An Ran ke ambulans.
“Dia menipumu... Proyek ketiga sama sekali tak ada masalah, dia hanya tinggal di Kota H demi An Ran... Lihatlah ekspresi tegangnya yang tertangkap foto wartawan, seolah An Ran adalah orang yang ia cintai...” Mu Ying membentak marah.
Qin Qian tetap diam, tiba-tiba teringat suara dokter dan perawat di sekitar Tan Yan dalam telepon tadi, ia membeku...
Apakah Tan Yan masih menemani An Ran di rumah sakit?
“Kau bicaralah... Aku benar-benar yakin rencana ini harus kalian hentikan, jika terus dilanjutkan, hati Tan Yan benar-benar akan tertancap di tubuh An Ran!” Mu Ying yang berwatak panas berkata panik.
Qin Qian baru kemudian mengangkat pandangan, melirik sahabatnya. "Aku selalu percaya hubungan Tan Yan dan An Ran tak ada apa-apa..." Mu Ying tak kuasa menahan mengerutkan alis, "Nona Qin, apa kau tidak keliru? Sekarang dia sudah terang-terangan menipumu, kau masih merasa hubungan mereka tak ada apa-apa? Jika benar tak ada, kenapa ia tinggal di Kota H daripada kembali menemuimu? Kalau luka An Ran parah mungkin masih bisa dimaklumi, tapi lihatlah, An Ran cuma terluka di dahinya
...Apa ini perlu Tan Yan tinggal di Kota H untuk menemaninya?"
"Sekarang mereka statusnya pasangan kekasih, jangan kau lupakan." Qin Qian dengan tenang mengingatkan.
Mu Ying menyeringai sinis, "Nona Qin, hubungan kekasih itu cuma akting untuk orang luar, masak harus benar-benar dijalankan? Apa tak bisa setelah mengantar An Ran ke rumah sakit, ia datang ke Kota C menemuimu?"
"Mungkin wartawan masih berjaga di pintu rumah sakit..." Qin Qian terus mencari-cari alasan.
Mu Ying mengelus dada yang hampir meledak emosi. "Baik, baik, baik... Katamu karena wartawan berjaga di rumah sakit, kalau begitu aku tanya, bukankah hari ini dia pasti bisa melepaskan diri dari para wartawan itu?"
Qin Qian akhirnya tercekat.
Mu Ying menarik napas dalam, baru bisa menjaga ketenangan, menasihati dengan sungguh-sungguh, "Qianqian, Tan Yan dulu tak pernah menipumu kan?"
Qin Qian tetap sunyi sepi.
Mu Ying melanjutkan, "Tapi Tan Yan hari ini menipumu... Ia jelas-jelas tinggal di Kota H karena luka An Ran, tapi bilang urusan bisnis... Meski bisa dijelaskan karena tak mau kau salah paham, tapi kecemasannya pada An Ran—apakah ini hanya kekhawatiran pada mitra bisnis?" Qin Qian menutup matanya sebentar, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan tenang, "Xiao Ying, kita tak tahu kondisi luka An Ran, jadi tak bisa memastikan Tan Yan cemas pada An Ran... Karena jika luka An Ran kali ini parah, wajar saja Tan Yan tetap di sisinya. Pertama, hubungan publik mereka saat ini adalah pacaran. Jika Tan Yan sembarangan pergi dan wartawan curiga, hanya akan menimbulkan keraguan tentang hubungan mereka. Kedua, dalam kondisi An Ran terluka, jika Tan Yan tak peduli dan merawat, ini terlalu tak bermoral. Lagipula An Ran sekarang adalah mitra bisnisnya, sebelumnya An Ran juga membantu
Ia mengarungi keruhnya situasi ini!"
Mu Ying mengerutkan alis dalam-dalam dan berkata kesal, "Qianqian, kau sengaja mencari-cari alasan untuk Tan Yan..."
"Sudahlah, Xiao Ying... Hal terpenting dalam hubungan dua orang adalah kepercayaan. Aku benar-benar tak mau mudah mencurigainya..." pinta Qin Qian dengan nada tulus.
Menghadapi tatapan Qin Qian seperti itu, Mu Ying merasa tak berdaya. Ia mendesah panjang. "Baiklah, urusanmu kau yang tentukan, aku tak ikut campur... Tapi aku harus bilang—jika suatu hari Tan Yan benar-benar menyakitimu, aku takkan sama sekali memaafkannya!"
Qin Qian merekah dengan senyuman manis. "Tenang saja, ia takkan begitu..."
Mu Ying mendengus, langsung berbalik pergi meninggalkan kamar.
Qin Qian memandangi bayangan Mu Ying yang menjauh, hingga saat ini, barulah kesepian terpantul di matanya.
Mengambil koran, ia kembali melirik gambar Tan Yan menggendong An Ran di halaman depan...
Memang dari profil samping, kening Tan Yan berkerut erat, terlihat sangat tegang...
Hati Qin Qian seperti dihempas batu berat. Ia tak percaya ada sesuatu antara Tan Yan dan An Ran, tapi mengapa Tan Yan menipunya? Padahal jelas-jelas dia menemani An Ran di rumah sakit...
