Ayah Tan segera memberi isyarat 'ssst' pada Ibu Tan, berbisik, "Keadaan sudah begini, jangan lagi menyebut-nyebut Qianqian dan anak itu..."
Ibu Tan mengangguk dengan hati yang terluka.
……
Turun dari pesawat, melihat beberapa panggilan tak terjawab dari Tan Yan di ponsel, Qin Qian menelepon balik.
Tan Yan segera mengangkat telepon, meski saat ini sudah menjelang subuh pukul empat hingga lima pagi di Kota C.
"Kau belum tidur?"
Qin Qian bertanya dengan khawatir.
Tan Yan menjawab jujur, "Aku tak bisa terlelap."
"Ada apa?" Qin Qian menanyakan dengan tegang.
Tan Yan berkata perlahan, "Di saat kau paling membutuhkanku, aku justru tak bisa menemanimu. Aku sangat menyalahkan diri sendiri."
Mendengar itu, Qin Qian menghela napas lega. "Kukira ada masalah yang mengganggumu... Sudahlah, jangan mengkhawatirkan aku. Aku akan menyesuaikan diri, lagipula aku tahu kesedianku tak akan mengubah keadaan ayah."
"Mengapa memutuskan untuk pergi hari ini?" Mendengar suara yang berpura-pura ringan itu, Tan Yan semakin tersayat hati.
“Karena aku tak mau kau datang mencariku… Sekarang semua orang tahu kau bersama An Ran, kalau-kalau wartawan memotretmu mencari aku, ini akan membawa masalah besar bagimu…” Qin Qian berkata dengan tenang.
“Qianqian…” Tan Yan tiba-tiba memanggil dengan dalam-dalam.
“Ya?” Qin Qian merespons lembut. “Aku tahu demi Keluarga Tan, kau menanggung banyak penderitaan, bahkan urusan ayahmu juga kena imbas karenaku, baru mengalami balas dendam Keluarga Jin… Tapi kuharap kau mengerti, semua kesedihanmu kusaksikan di balik sorotan mata, semua kepedihanmu menyayat hatiku… Di masa depan, pasti kuganti dengan seumur hidup
waktu untuk melengkapi dirimu… Aku mencintaimu, takkan pernah berubah!” Tan Yan tak pandai merayu, tapi kalimat kali ini diucapkannya dengan lancar dan tulus.
Qin Qian adalah orang yang emosional, seketika matanya sudah berkabut air, suaranya tersekat, “Kau menyebalkan, tiba-tiba bilang begini, membuatku menangis di bandara… Orang-orang lain menertawakanku.”
“Jangan nangis, aku akan tersayat hati.” Suara parau Tan Yan terdengar.
Qin Qian baru menggigit bibirnya dengan lembut, mengendalikan emosinya.
Tan Yan kemudian melanjutkan, “Sudahlah, pulanglah dan beristirahatlah, jangan khawatir padaku atau Miao Miao, rawatlah dirimu baik-baik…”
“Ya…” Qin Qian berpikir sejenak, di hadapan publik, tetap menambahkan, “Aku juga mencintaimu.”
……
Hingga Qin Qian dan Tan Yan mengakhiri telepon, Mu Ying baru berkata, "Tadi aku benar-benar ingin merebut ponselmu dan bertanya pada Tan Yan di mana saja ia berada sepanjang hari kemarin..."
Qin Qian menghapus jejak air mata yang tersisa di sudut matanya. "Meski ia menipuku, pasti ada alasan lain, tetapi sama sekali bukan karena ia menyukai An Ran."
Mendengar langsung kedalaman perasaan Tan Yan pada Qin Qian melalui telepon, Mu Ying pun tak bisa berkata-kata lagi. Ia mendesah pelan, "Semoga Tan Yan bisa segera menangani urusan Perusahaan Tan dan menjemputmu..."
"Ya."
"Oh ya, aku sudah meminta Mo mengatur orang untuk merawatnya dengan baik di penjara, jadi Paman tak perlu khawatir..."
Qin Qian menoleh ke sahabat di sampingnya, tatapan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Xiao Ying."
Mu Ying seketika melotot kesal pada Qin Qian. "Kalau kau masih mengucapkan terima kasih padaku setelah melahirkan si kecil di perutmu, tunggu saja aku menghajarmu..."
Qin Qian tertawa kecil, bergumam, "Aku paham..."
Mu Ying segera menggandeng lengan Qin Qian. "Bagus kalau kau paham situasi."
Persis di saat itu, ponsel Mu Ying berdering.
Mu Ying mengira itu panggilan dari suaminya tercinta, Guan Yumo. Ternyata peneleponnya adalah Mu Yifeng.
Dengan ragu, Mu Ying mengangkat telepon. "Kakak yang paling tak merindukanku, kenapa tiba-tiba menelepon?"
"Kau bersama Qianqian?" tiba-tiba Mu Yifeng bertanya.
Mu Ying melirik Qin Qian di sebelahnya, mengangguk. "Iya!"
"Nanti bicara setelah kau pulang... Aku menantimu di rumah."
"Ya?"
“Mu Ying belum mengerti, pihak Guan Yumo sudah langsung mengakhiri panggilan.”
Qin Qian memandang Mu Ying yang bingung sama sekali, bertanya ragu. “Ada apa, Direktur Mu mencari urusan denganmu?”
“Aku juga tidak tahu, dia cuma bilang menungguku di rumah...” kata Mu Ying.
“Bukan ada urusan apa-apa kan?” tanya Qin Qian.
Mu Ying menggelengkan kepala, “Sudahlah, aku antar kau pulang dulu, baru pulang ke rumahku...”
“Kau benar-benar tak perlu mengantarku, aku sendiri bisa naik taksi pulang...” Qin Qian berkata tulus.
Mu Ying berpura-pura tak bisa dirundingkan, melotot ke Qin Qian. “Aku bersikeras.”
……
Mu Ying muncul di kediaman keluarga Mu, melihat kakaknya sudah duduk di sofa ruang tamu menunggunya, dia bercanda nakal, “Ada apa, Kak? Wajahmu begitu serius, jangan-jangan Nona Yi Xin lagi menyusahkanmu, dan kau tak bisa menghadapi wanita ini, jadi menyuruhku ke sini untuk memberi strategi?”
Mu Yifeng meletakkan koran ekonomi yang sedang dibacanya, melotot dingin ke Mu Ying. “Selalu tak sopan.”
Mu Ying menjulurkan lidah nakal ke arah Mu Yifeng, lalu duduk di sofa. “Ada apa, Kak? Jangan-jangan benar-benar memanggilku untuk berdiskusi strategi?”
Mu Ying sudah lama menerima informasi - Mu Yifeng sudah menemukan kembali Yi Xin, saat ini Yi Xin tinggal di kediaman keluarga Mu yang begitu luas, hanya saja Mu Ying tidak tahu kondisi interaksi Mu Yifeng dengan Yi Xin...
“Sudah kukatakan, urusanku dengan Yi Xin tak perlu kau ikut campur.” Mu Yifeng berkata dingin.
Mu Ying seketika melotot ke Mu Yifeng. "Seharusnya peduli pada Yi Xin, malah berpura-pura tak acuh. Aku benar-benar tak mengerti jalan pikiranmu..."
Mu Yifeng sama sekali tak ingin berdiskusi tentang ini. Dengan khidmat ia mengalihkan topik, "Tadi kutanyakan apakah kau bersama Qianqian karena ada informasi yang kudapat - informasi ini menyangkut hubungan Qin Qian dan Tan Yan."
Mendengar itu, wajah Mu Ying langsung muram. Ia bertanya serius, "Kak, informasi apa?"
Mu Yifeng seketika membuka laptop yang diletakkan di sampingnya, kemudian memutar layar komputer ke arah Mu Ying.
Mu Ying bertanya ragu, "Barang apa ini?"
Mu Yifeng bersuara berat, "Kau akan mengerti setelah melihatnya."
Mu Ying segera menoleh ke layar komputer, detik berikutnya seluruh dirinya terpaku. "Kenapa... Kak... Bagaimana kau mendapatkan foto ini?"
Mu Yifeng dengan tenang berkata, "Kau juga mengenali, orang dalam foto ini adalah An Ran dan mantan koki yang pernah bekerja di Keluarga An?"
Sebelum menemani Qin Qian pulang ke negeri, Mu Ying pernah membahas urusan Ayah Qin dengan Mu Yifeng, karenanya Mu Yifeng juga memahami seluruh kejadian ini.
Mu Ying mengangguk, "Sebelumnya saat aku berencana membantu Qianqian menyelidiki urusan ini, aku sudah menyelidiki koki ini. Benar-benar orang ini... Tapi bagaimana mungkin An Ran bertemu dengan sosok ini?"
Mu Yifeng tiba-tiba membalas bertanya, "Kau bilang?" Mu Ying mengerutkan alis, berkata dengan gugup, "Apakah... urusan Paman yang dirugikan tidak seperti yang dikatakan Tan Yan, orang yang sebenarnya merugikan Paman adalah... An Ran?" Mu Ying tak berani memastikan sambil menatap kakaknya.
