“Sepengetahuan saya, obat yang diberikan koki kepada Qin Jianhua memiliki efek samping besar. Dengan kondisi fisik lemahnya setelah bertahun-tahun di penjara, kesehatannya takkan bertahan lebih dari setahun.” Tan Yan memberikan jawaban.
An Ran menghela napas lega. “Rencanamu sangat matang...”
Tan Yan menjawab demikian, “Karena aku sudah berjanji pada Qianqian, akan kuberikan padanya masa depan yang sempurna.”
An Ran menundukkan kepala, tidak membiarkan Tan Yan melihat air mata yang cepat terkumpul di matanya. "Baik, aku berjanji padamu, dalam situasi apapun, aku tidak akan memberitahu Qianqian tentang statusku dan wajah asli Qin Jianhua."
"Kalau begitu, di sini aku ucapkan terima kasih terlebih dahulu." Baru pada saat itu Tan Yan mengangkat gelasnya, menyesap perlahan anggur yang seharusnya sudah diminumnya tadi.
An Ran ikut minum seteguk anggur merah, namun aroma harum anggur yang seharusnya nikmat justru menyebar di mulutnya sebagai rasa pahit yang getir.
……
Senin pagi, Qin Qian tiba di tempat tinggal penuh cinta Guan Yumo dan Mu Ying di pusat kota Paris.
Dibandingkan dengan ketenangan vila pinggiran kota, tempat ini justru ramai oleh kerumunan orang. Tapi karena apartemen mereka berada di lantai teratas sebuah gedung, bisa dibilang cukup jauh dari keramaian.
Saat ini, Mu Ying membawa Qin Qian ke taman di atap gedung, berkata, "Tempat favoritku adalah taman ini... Di malam hari, aku sering duduk di ayunan sambil memandang kemegahan kota yang penuh di bawah kaki."
"Bisa dibayangkan betapa indahnya pemandangan malam di sini." Kata Qin Qian dengan penuh kekaguman.
Mu Ying mengangguk, “Dengan syarat Mo punya waktu, ia pasti akan datang ke sini menemani aku… Malam hari bersama-sama memandangi bulan dan bintang, perasaan ini sungguh menyenangkan.” Qin Qian berkata dengan haru, “Kalau dipikir-pikir, hubunganku dengan Tan Yan sepertinya tidak punya momen romantis, seperti saat kamu bersama Mo memandangi bulan dan bintang, tidak ada dalam ingatanku… Hal paling romantis antara kami adalah saat pertama kali mengenal, bersama-sama menyelamatkan bintang laut. Saat itu kami saling memandang dengan wajah hijau, pandangan pertama sudah merasa
pria itu adalah seluruh duniaku.”
“Masih bilang tidak romantis, kalian kan jatuh cinta pada pandangan pertama…” Tatapan Mu Ying penuh iri, cemburu, dan benci tertuju pada Qin Qian, bergumam, “Mo sekarang sangat mencintaiku, tapi kamu lupa betapa sulitnya saat aku mengejar-ngejar Mo dulu?”
Qin Qian tersenyum tipis.
“Kau masih tertawa…” Mu Ying menyembulkan bibirnya.
Qin Qian segera menghibur, “Sudahlah… Sekarang orang paling bahagia adalah kamu, usahamu mengejar-ngejar Direktur Guan memang pantas…”
“Kau masih bicara, kau masih bicara…” Mu Ying mencubit lengan Qin Qian.
Qin Qian langsung memohon ampun, “Aku salah… Ah… Sakit…”
Shu Lan melihat adegan ini sambil menggelengkan kepala, “Kalian berdua sudah jadi ibu-ibu, malah bermain-main di sini… Terutama Qianqian, yang kecil di perutmu dijaga baik-baik?”
Mu Ying buru-buru menjelaskan, “Bibi Lan, aku hanya mencubit lengannya, tidak berani menyentuh perutnya… Si perut besar ini, aku tidak berani macam-macam.” Sambil berkata demikian, segera melepaskan Qin Qian.
Qin Qian melihat sikap hati-hati Mu Ying, diam-diam tertawa.
Mu Ying melihat waktu di ponselnya, lalu tersenyum sambil berkata, "Dua si kecil nakal di rumah kami seharusnya sudah bangun, ayo kita turun..."
"Ya, angin di sini kencang, Qianqian memang harus segera turun..." kata Shu Lan.
……
Sampai di kamar anak di rumah mewah itu, Qin Qian melihat dua sayang kecil yang sedang tertidur lelap di ranjang. Dengan nada iri dia berkata, "Walau Xiao Luo juga menggemaskan, tapi aku lebih suka Xiao Beike... Xiao Beike seperti putri kecil, manis dan lucu... Aku sangat iri kamu punya anak perempuan secantik ini."
"Iri ya... Tapi iri pun belum tentu bisa punya anak perempuan, karena kandunganmu ini mungkin lagi-lagi anak laki..." balas Mu Ying untuk membalas ejekan Qin Qian tadi, dengan bangga.
Qin Qian mendengus, dalam hati berharap kandungan di perutnya adalah bayi perempuan, agar dia dan Tan Yan bisa memiliki anak lengkap!
"Tapi jujur saja, meski kedua si kecil ini terlihat polos dan menggemaskan, sebenarnya mereka dua tukang onar. Begitu mereka bangun, rumah langsung berantakan... Terutama Xiao Beike, lebih nakal dari adiknya Xiao Luo, suka merajuk setiap hari..." keluh Mu Ying dengan nada penuh kasihan.
Qin Qian tertawa, "Kurasa ini karena Direktur Guan lebih memanjakan putrinya, jadi Xiao Beike jadi manja kan?"
Mu Ying terkejut memandang Qin Qian. "Dari caramu bicara, memang benar juga... Mo sangat memanjakan Xiao Beike!"
“Tentu saja, ayah selalu menyayangi anak, jika tidak mengapa semua orang bilang anak perempuan adalah kekasih ayah di generasi sebelumnya……”
Mu Ying tersadar.
Tiba-tiba, suara Xiao Beike terdengar, “Mama, ibu tiri……Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Qin Qian dan Mu Ying baru menyadari Xiao Beike sudah bangun……
Mu Ying dengan penuh kasih mengangkat Xiao Beike dalam pelukannya, “Putri kecilku sudah bangun……”
Xiao Beike yang baru bangun tidur memandang Qin Qian dengan wajah mengantuk, “Ibu tiri, mengapa perutmu begitu besar?”
Yang hadir di tempat itu semua tertawa, akhirnya Shu Lan dengan sabar menjelaskan pada Xiao Beike, “Karena di perut ibu tirimu juga ada Buah hati, nanti kau akan punya adik laki-laki atau perempuan untuk bermain bersama……”
“Wah……” Xiao Beike bahagia menepuk tangan.
Saat itu, Xiao Luo juga terbangun. Melihat semua orang yang hadir, ia tampak agak asing. Dengan ucapan yang belum jelas, anak lugu itu memanggil, “Mama, memeluk……”
Mu Ying seketika meletakkan Xiao Beike dengan lembut di ranjang, lalu mengangkat Xiao Luo.
Xiao Luo jelas-jelas sangat lengket pada Mu Ying, kepalanya merebah di bahu Mu Ying seolah belum sepenuhnya sadar.
Qin Qian melihat popok Xiao Luo sudah menggembung, sibuk menjawab, “Kau pergilah ganti celananya dulu, aku akan bawa Xiao Beike cuci muka……”
“Kalau begitu Ibu Lan akan menemanimu. Aku khawatir kau tak bisa mengurus Xiao Beike sendirian…” Mu Ying berkata dengan cemas.
Qin Qian tersenyum tipis. “Sudahlah… Pergilah!”
Mu Ying akhirnya menggendong Xiao Luo menuju kamar ganti pakaian.
Saat itu, Xiao Beike sudah meluncur turun dari ranjang. Dengan misterius dia berkata pada Qin Qian, “Ibu tiri, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu.”
Qin Qian mengelus rambut panjang Xiao Beike yang terurai di bahu dengan penuh kasih. “Apa itu?”
“Aku akan ambil untukmu lihat.” Xiao Beike langsung berlari ke arah pintu.
Qin Qian menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Benar-benar gadis secepat angin…”
Shu Lan berkomentar, “Xiao Beike persis seperti Xiao Ying waktu kecil… Cantik bak putri kecil, tapi unik dan cerdas. Sayang semua orang tak bisa berbuat apa-apa padanya…”
Qin Qian mengangguk. “Jika bayi dalam perutku ini perempuan, kuharap karakternya seperti ini – unik, cerdas, dan selalu ceria…”
“Ya.”
Tak lama kemudian, Xiao Beike kembali sambil membawa ponsel Mu Ying.
Qin Qian bertanya heran, “Xiao Beike, yang ingin kau tunjukkan padaku adalah ponsel mamimu ini?”
Xiao Beike cepat-cepat menggelengkan kepala. Dengan wajah penuh misteri dia berbisik, “Ibu tiri, yang mau kutunjukkan adalah foto… Waktu itu aku diam-diam memotret mama lagi tidur sampai ngiler…”
“Oh, benarkah?” Qin Qian pura-pura terkejut.
Xiao Beike mengangguk girang. “Iya, iya… Mama sendiri tidak tahu lho…”
“Qin Qian seketika mengambil ponsel dengan kerja sama, namun karena ponsel memiliki kode, Xiao Beike dengan kepedulian membukakan kode untuk Qin Qian. Tetapi saat Xiao Beike menggesek foto untuk menunjukkan gambar Mu Ying mengeluarkan air liur pada Qin Qian, tanpa sengaja Qin Qian melihat foto yang membuatnya terkejut. Seketika, seluruh dirinya membeku sejenak.
