"Tapi hatiku tersayat melihat Qianqian..." Mu Ying tiba-tiba tersekat, memandang penuh kepedihan ke arah Qin Qian yang berdiri di depan jendela kaca terbenam dalam pikiran sendiri.
Guan Yumo mengusap lembut kepala Mu Ying, berkata dengan kelembutan, "Aku tahu kau sedang mengasihani Qianqian, tapi di periode ini, mungkin Tan Yan masih di rumah sakit menghibur keluarga Qin, tak bisakah kau memberinya lebih banyak waktu?"
Mu Ying mencibir, "Apakah bagi Tan Yan sekarang keluarga An yang terpenting, Qianqian tak berarti?"
"Sayang, kau sedang memutar balik fakta..." Guan Yumo membelai rambut panjang Mu Ying dengan sabar, "Kondisi Pasangan An tadi sudah kau lihat, Tan Yan harus benar-benar menenangkan mereka..."
Mu Ying menarik napas dalam, suaranya baru mulai tenang. "Aku tak peduli! Jika Tan Yan berani menzalimi Qianqian karena urusan An Ran, pasti akan kutagih hutangnya!"
"Sudahlah... Aku sudah memesan makanan, suruh Qianqian makan sesuatu!" Takut Mu Ying semakin emosi, Guan Yumo cepat-cepat mengalihkan topik.
Mu Ying akhirnya tenang kembali, mengangguk, lalu berjalan menuju jendela kaca.
“Mendengar derap langkah kaki, Qin Qian menoleh dan melihat ekspresi khawatir Mu Ying. Dia tersenyum, ‘Ada apa denganmu... Aku baik-baik saja.’”
“Jangan kau menipuku... Aku tahu kau sangat menderita sekarang. Baik urusan An Ran, maupun tatapan dingin Tan Yan tadi di pintu kamar pasien saat menatapmu, semuanya membuat hatimu pedih saat ini.”
Mu Ying memang pantas disebut sahabat terbaik Qin Qian, tepat menebak pikiran Qin Qian.
Qin Qian berkata dengan tenang, “Saat di rumah sakit aku tahu dia sedang tidak mood. Bukan dia sengaja bersikap dingin, hanya sejenak tidak tahu harus bagaimana menghadapiku.” Mu Ying berdiri di hadapan Qin Qian, menggenggam tangan dinginnya, berkata serius, “Aku juga tahu mood Tan Yan sedang buruk, tapi meski begitu bukankah seharusnya dia tetap memberimu perhatian? Benar, saat itu dia tidak bisa langsung menghampirimu untuk menanyakan kabarmu, tapi setidaknya bisa memberikan tatapan peduli? Kau...”
“...adalah ibu dari dua anaknya! Dia sudah dua kali tidak ada di sisimu, apakah sama sekali tidak ada rasa bersalah di relung hatinya?”
“Xiao Ying...” Guan Yumo bersuara mengingatkan pada saat itu.
Mu Ying baru menghentikan kecaman, menenangkan diri, lalu berkata dengan tenang, “Sudahlah, tidak usah dibahas lagi... Ayo kita makan malam, kau juga jangan terlalu banyak berpikir di sini...”
Qin Qian mengangguk, “Jangan kau repotkan diriku, aku benar-benar baik-baik saja...”
Sebenarnya meski hatinya pedih saat itu, dia sama sekali tidak menyimpan kesalahan untuk Tan Yan di dalam hati...
Dia memahami perasaan yang sedang dialaminya saat ini, dia mengerti...
“Jadi, malam ini meski ia tidak datang, kau tak akan salahkan dia. Kau hanya berharap dia bisa menenangkan Pasangan An, karena melihat sakit hati mereka, sungguh tangisi……”
……
Malam ini, benar seperti yang Qin Qian perkirakan, Tan Yan tidak datang mencarinya……
Namun jika Qin Qian bisa memahami, Mu Ying tak bisa menerima. Setelah menanti hingga siang di hotel, Mu Ying langsung menghubungi Tan Yan via ponsel.
Qin Qian ingin menghentikan, sudah terlambat. Mu Ying sudah memencet nomor.
Menghadapi kekerasan kepala Mu Ying, Qin Qian pasrah gelengkan kepala.
Guan Yumo berkata, “Saat ini Tan Yan belum mencarimu, memang tidak seharusnya… Secara logika meski harus menghibur Pasangan An, waktu sehari penuh kemarin seharusnya sudah cukup!”
Di bawah bujukan Guan Yumo, Qin Qian akhirnya tak berkata lagi.
“Telepon Tan Yan tak bisa dihubungi!!” Melempar ponsel ke samping dengan emosi, Mu Ying menggeram.
Qin Qian bersuara lembut, "Seharusnya ia masih di rumah sakit, telepon tidak diizinkan di kamar ICU... Jangan kau hubungi lagi..." Mu Ying membentak sambil terjatuh duduk di sofa, melotot ke arah Qin Qian. "Kurasa kau terlalu mudah diatur, makanya Tan Yan tak memberi perhatian padamu... Coba pikir, Tan Yan bercerai demi melindungi Perusahaan Tan, meski palsu tapi Lakukan sungguhan, pernahkah ia mempertimbangkan reputasimu? Lagipula, selama hari-hari kau menjalani masa kehamilan di Paris, adakah ia menanyakan kabarmu tiap hari? Ia hanya tahu memikirkan Perusahaan Tan, dalihnya demi Balas Budi agar kelak bisa melepas perusahaan dan mengembara bersamamu ke ujung dunia, tapi menurutku ia tak bisa melupakan perusahaan itu? Kalau jujur, kuyakin Perusahaan Tan masih mengakar di relung hati—"
"Kemampuan adalah yang terpenting...”
“Xiao Ying, kau sudah keterlaluan! Kalau mau menegurnya, jangan sampai ucapanmu semakin tak masuk akal!” Menghadapi ucapan emosional istri yang tak dipikir matang, Guan Yumo berkata tegas, “Perasaan Tan Yan pada Qianqian sudah jelas bagi kita semua. Segala yang ia lakukan demi Qianqian, ini tak perlu diragukan.”
“Siapa suruh dia membuat Qianqian menderita begini...” Mu Ying bergumam kesal. Guan Yumo menggelengkan kepala pasrah lalu membujuk dengan tulus, “Xiao Ying, tak semua orang bisa bersikap semaumu. Kau tumbuh dimanja di rumah kaca sejak kecil... Tan Yan berbeda. Ia diadopsi Pasangan Tan sejak masih kecil. Mereka memberinya kehidupan mewah yang membuat orang lain iri...”
"Kasih sayang seperti orang tua kandung, ia tak bisa seenaknya meninggalkan mereka... Ia sudah durhaka pada orang tua demi Qianqian, hatinya sudah penuh penyesalan..."
"Baiklah baiklah, anggap saja semua yang dilakukannya demi Qianqian... Tapi kalau memang ia begitu mencintai Qianqian, apa maksudnya tidak menjemputnya sekarang?" Mu Ying menyergah.
"Pasti ada alasannya," Guan Yumo memberikan penjelasan.
Mu Ying mengejek sambil mengernyitkan hidung, "Masih ada urusan yang lebih penting dari Qianqian?"
Untuk menghentikan perdebatan pasangan ini, Qin Qian segera menyela, "Xiao Ying, yang paling ingin kutunggu sekarang bukan Tan Yan, tapi Miao Miao."
Mu Ying akhirnya berhenti berdebat dengan Guan Yumo, suaranya mendadak tenang, "Kalau begitu kau mau ke Gunung Boming sekarang?"
Qin Qian mengangguk, "Mohon temani aku..."
"Baik." Menoleh, Mu Ying kesal pada Guan Yumo, "Aku akan nyetir sendiri, tak perlu orangmu mengantar."
Guan Yumo geleng-geleng kepala, menunjukkan ekspresi tak berdaya menghadapi Mu Ying.
Qin Qian tersenyum, "Nyonya Guan, bukankah kemarin kau baru berjanji pada Direktur Guan untuk tidak menyetir lagi? Kenapa langsung ingkar janji?"
"Ini..." Mu Ying menunduk, mencibir. "Siapa suruh dia menindasku..."
Guan Yumo bangkit dari sofa, lengan panjangnya memeluk Mu Ying, dagu lembut menempel di dahi istri tercinta, merayu, "Sudahlah, semua salahku, membuatmu marah... Aku akan menebus kesalahan dengan mengantarmu ke Gunung Boming sendiri, setuju?"
Mu Ying yang sudah tak marah lagi, dengan mata murni bagai rusa kecil memandangi Guan Yumo, bergumam, "Aku tidak marah padamu, aku sedang marah pada Tan Yan…"
"Nanti pasti akan kuhukum dia baik-baik untukmu!" Guan Yumo mencium penuh kasih pipi Mu Ying. Mu Ying menunjukkan senyum lembut. "Sudahlah, aku dan Qianqian tidak perlu kau antar ke Gunung Boming, cukup suruh bawahanmu mengantar kami... Aku tahu kau ada janji dengan Direktur Jiang untuk urusan bisnis, sibuklah dengan pekerjaanmu!"
